Ade Rahma Yuly - DKV untuk Produk Multimedia Digital

83 art (seni murni) dengan appried art (seni yang berdaya guna). Desain grafis pada masa ini sudah mempertimbangakn tipografi, layout dan ilustrasi. Revolusi Industri 1819, Era Victorian, dominasi pada ornamen/dekoratif hias dengan motif sulur serta tipografi yang rumit. Victorian Style mengawali perkembangan desain yang diterapkan pada beberapa jenis desain, misalnya poster, wallpaper dinding, furniture dan lain sebagainya. Stylenya berkesan Renaissance, Barok, Gothic, Romanticisme dan Neo Klasik. Warna yang dominan digunakan adalah warna yang menimbulkan kesan mewah dan glamour seperti warna putih gading, coklat, krem, kuning, emas, ungu, hijau tua, dan merah tua. Style ini lebih banyak digunakan pada interior rumah dan perabotan. 1860, Art and Craft Movement, mengutamakan estetika individualis dari segi senimannya untuk mengatasi desain yang bersifat massal karena pengaruh revolusi industri. Gaya ini merupakan aksi perlawanan pada produk buatan mesin dari kaum minoritas yang menghargai nilai alami dari karya seni yang bersifat Handcrafted. Prinsipnya adalah memberikan jiwa pada setiap produk, dibandingkan karya mesin yang memiliki bentuk yang sama dan ‘zero soul’. Tekstil desainer yang kerap menggunakan karya ini adalah William Morris.

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==