Desain Layout Anggi Anggarini, M.Ds
ii Desain Layout Desain Layout_________________________
Desain Layout
iv Desain Layout Desain Layout_________________________ Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta: • Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp. lOO.OOO.OOO (seratus juta rupiah). • Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/ atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). • Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. l.OOO.OOO. OOO,OO (satu miliar rupiah). • Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Hak Cipta
Desain Layout Anggi Anggarini, M.Ds Penerbit PNJ Press Anggota APPTI No: 001.004.1.06.2018
vi Desain Layout Desain Layout_________________________ Desain Layout Anggi Anggarini Cetakan Pertama : 2021 Penyunting : Anggi Anggarini Desain sampul : Anggi Anggarini Editor : Nunung Martina Mohammad Fauzy Penerbit PNJ Press Gedung Q, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. Prof. Dr. G.A. Siwabessy, Kampus Baru UI, Depok. 16425 Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN: 978-623-7342-73-1
vii Desain Layout Desain Layout_____________________ Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan buku ajar berjudul “Desain Layout”. Buku ini membahas tentang penerapan Layout dalam media publikasi cetak, khususnya pada brosur, buku, majalah dan kemasan. Dalam buku ini, teori-teori layout dipaparkan secara lebih detail dan mendalam, dengan beberapa tambahan teori yang diharapkan dapat memperluas khasanah pengetahuan pembaca, contohnya teori tentang grid dan langkah-langkah praktis pembuatan desain layout konseptual. Dalam buku ini juga dimuat pemaparan yang lebih luas pada media majalah, brosur dan kemasan selain media buku yang menjadi fokus di buku sebelumnya. Proses penerapan layout pada media publikasi dan langkah-langkah detailnya juga dipaparkan dengan lebih lengkap, dilengkapi tambahan contoh-contoh penerapan masing-masing elemen layout yang diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk mengeksplor penggunaan layout. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada PNJ Press yang telah dapat merealisasikan buku ini. Buku ini diharapkan bermanfaat dan memudahkan pengajaran di Program Studi Desain Grafis di Politeknik. Depok, April 2021 Prakata
viii Desain Layout Desain Layout_________________________ Buku Desain Layout ini disusun sebagai bahan ajar untuk mata kuliah Desain Layout yang merupakan mata kuliah kompetensi inti dari Program Studi Desain Grafis. Tujuan dari pembuatan buku ini adalah sebagai referensi praktis dari pembelajaran di mata kuliah, selain juga untuk memperkaya literatur desain berbahasa Indonesia. Buku Desain Layout ini adalah penyempurnaan dari buku “Layout Desain Publikasi: Eksplorasi Teks dan Gambar” yang menjadi bahan ajar untuk mata kuliah Studio Desain Grafis 3 (Desain Publikasi) di kurikulum sebelumnya. Buku ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami terutama untuk mahasiswa yang kesulitan menyerap buku teks berbahasa asing. Dalam buku ini juga diberikan latihan-latihan yang diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mempraktekkan teori yang dipaparkan. Buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen maupun desainer media publikasi. Kata Pengantar
ix Desain Layout Desain Layout_____________________ Daftar Isi Mengenal Layout 1 Format 19 Sistem Grid 37 Teks pada Layout 53 Gambar pada Layout 79 Membuat Layout Konseptual 101
x Desain Layout Desain Layout_________________________ Layout adalah istilah bahasa inggris yang diartikan sebagai tata letak dari elemenelemennya berdasarkan prinsip desain. Penggunaan layout tersebut diterapkan dalam hampir semua produk desain grafis, sehingga kemampuan dalam menggunakan layout adalah salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki desainer grafis. Sebagai kompetensi dasar, kemampuan me-layout dianggap sesuatu yang mudah dan tidak ‘seksi’. Nyatanya masih banyak desainer dan calon desainer grafis yang gagal menyampaikan pesan hanya karena penggunaan layout yang tidak tepat. Dengan demikian, pembelajaran mengenai layout di perguruan tinggi desain dianggap penting, terutama dalam pembuatan desain media publikasi yang prosesnya sangat bergantung pada kemampuan penggunaan layout. Sebelum dapat menggunakan layout, seorang calon desainer harus terlebih dahulu memahami layout. Dalam buku ini akan dibahas mengenai pengetahuan tentang layout dan penerapan elemen teks dan elemen visual dalam media publikasi khususnya buku dan majalah. Setelah memahami teorinya, diharapkan pembaca dapat mengidentifikasi elemen-elemen dalam layout dan akhirnya dapat mengeksplorasi elemen tersebut dalam layout yang dibuat. Agar lebih mudah dipahami, beragam contoh eksplorasi teks dan gambar yang sesuai dengan teori layout ditampilkan dalam buku ini. Semua media publikasi yang menjadi contoh dalam buku ini adalah karya mahasiswa/i program studi Desain Grafis PNJ dalam proyek pembuatan buku dan katalog brand di mata kuliah Studio Desain Grafis 3 (Publication Design). Meskipun hanya Pendahuluan
xi Desain Layout Desain Layout_____________________ menjadi sebuah prototype, namun karya mereka harus diapresiasi karena berhasil menampilkan eksplorasi layout yang sesuai dengan konsep visual. Dari karya-karya yang dijadikan contoh dalam buku ini, dapat dilihat bahwa ada beragam jenis eksplorasi layout, khususnya pada teks dan gambar. Eksplorasi ini umumnya berupa eksplorasi tipografi dan ilustrasi yang dilakukan secara seksama sesuai tema. Berbagai jenis eksplorasi elemen ini diharapkan dapat menginspirasi penerapan elemen layout dalam media publikasi. Buku ini penting dibaca calon desainer khususnya mahasiswa desain grafis yang akan terjun dalam proyek desain media publikasi agar dapat mengidentifikasi elemen teks dan elemen visual dan menerapkannya dalam desain layout.
1 Desain Layout Mengenal Layout_________________________ 01 C H A P T E R Sebelum mulai membuat desain layout, desainer harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang definisi dan penggunaan layout. Dalam Bab ini, dijelaskan definisi, fungsi dan contoh penggunaan layout dalam desain grafis. Beberapa teori yang dirangkum dari berbagai sumber dipaparkan bersama dengan contoh visualnya dan dilengkapi dengan soal latihan. Tidak hanya dalam desain publikasi, layout juga digunakan secara luas dalam produk desain grafis lainnya. Diharapkan pembaca dapat memahami apa itu layout, mengapa layout diperlukan dan bagaimana aplikasinya Mengenal Layout
2 Desain Layout Mengenal Layout_____________________ Layout (noun) lay·out | \ ˈlā-ˌau̇t the plan or design or arrangement of something laid out: such as final arrangement of matter to be reproduced especially by printing Berbicara mengenai layout, maka kita akan membahas mengenai penyusunan, penataan atau penempatan. Layout adalah istilah dalam bahasa inggris, yang dipadankan dengan ‘tata letak’ dalam bahasa Indonesia. Dalam bidang desain grafis, istilah layout umum dipakai untuk merujuk pada penyusunan elemen-elemen visual. Tanpa mengecilkan istilah dalam bahasa Indonesia, kata ‘layout’ sengaja dipakai dalam buku ini agar isi buku lebih mudah teridentifikasi dalam ranah internasional. Layout diartikan Gavin Ambrose (2011:9) sebagai penyusunan elemen desain dalam hubungannya dengan ruang yang diisi berdasarkan skema estetis keseluruhan. Dapat juga disebut manajemen bentuk dan ruang. Tujuan dari layout adalah untuk mempresentasikan elemen teks dan elemen visual yang ingin dikomunikasikan dengan cara tertentu agar pembaca dapat menerima pesan tersebut dengan mudah. Dengan layout yang baik, pembaca dapat diarahkan pada informasi yang lebih kompleks, baik dalam media cetak maupun elektronik. Apa itu layout? “Me-layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain. Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa melayout itu sama dengan mendesain.” — Rustan, 2009:0
3 Desain Layout Mengenal Layout_________________________ Dari pendapat-pendapat tersebut, terbaca bahwa kemampuan membuat layout tidak hanya untuk seorang layouter, namun merupakan kemampuan dasar seorang desainer grafis. Desainer grafis tidak harus ahli dalam membuat ilustrasi maupun fotografi, tapi Ia wajib memiliki keahlian dalam layout. FUNGSI LAYOUT Secara garis besar, ada dua fungsi layout, yaitu fungsi komunikasi dan fungsi estetika. Salah satu fungsi utamanya adalah menjadi sebuah sistem yang mengatur peletakan elemen-elemen desain dalam rangka memudahkan penyampaian informasi. Dengan layout yang baik, pesan akan cepat ditangkap dengan mudah. Selanjutnya, sebuah layout harus ditata dan dipetakan secara baik agar pengguna dapat berpindah dari satu bagian ke bagian yang lain dengan mudah dan cepat. Akhirnya, sebuah layout harus menarik untuk mendapatkan perhatian yang cukup dari penggunanya. PENGGUNAAN LAYOUT Layout digunakan di hampir semua produk desain grafis, baik yang berbentuk cetak maupun digital, mulai dari kartu nama, kop surat, amplop, poster, brosur, hingga yang kompleks dan berlembar-lembar seperti buku, majalah, koran, booklet, dan lain sebagainya. Salah satu tujuan utama dari media-media tersebut adalah menyampaikan informasi/pesan. Agar pesan tersebut dapat tersampaikan dengan baik, maka layout harus diperhatikan dan disusun dengan mengikuti kaidahkaidah tertentu. Masing-masing media memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda, namun pada dasarnya mengikuti prinsip layout yang sama. Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai tujuannya bila pesan-pesan yang akan disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahami oleh pengguna dengan suatu cara tertentu.
4 Desain Layout Mengenal Layout_____________________ Salah satu contoh penggunaan layout pada media katalog. Pada brosur ini, digunakan dua bahasa yaitu Bahasa Mandarin dan Bahasa Inggris. Kedua bahasa ini memiliki aksara yang bebeda, yang dibaca dengan cara yang berbeda. Hal tersebut merupakan salah satu tantangan tersendiri bagi desainer, bagaimana menyusun layout yang mudah dibaca dan dimengerti, sekaligus berfungsi estetis. Tree of Life, Exhibition in Taiwan, 2018.
5 Desain Layout Mengenal Layout_________________________ Tapi template desain layout sekarang sudah sangat banyak, aplikasi penyedianya juga beragam dan mudah. Memangnya masih perlu pengetahuan layout? Teknologi saat ini memungkinkan kita untuk membuat desain layout, baik untuk media promosi maupun media publikasi, hanya dalam beberapa menit saja. Hal ini tentu saja memudahkan, terutama dengan meningkatnya kebutuhan desain grafis di tengah masyarakat. Secara visual, template dapat menyediakan desain instan yang menarik. Tapi sebagai desainer grafis kita tahu bahwa desain yang baik itu bukan hanya sekedar cantik, tapi juga harus fungsional: komunikatif dan aplikatif. Desain harus mampu menyampaikan pesan, mempengaruhi persepsi manusia, atau menyalurkan emosi. Untuk menghasilkan desain yang komunikatif, desainer harus paham betul pesan apa yang ingin disampaikan dan siapa targetnya. Dengan menggunakan search engine, kemungkinan kita bisa dengan mudah mendapatkan template yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, atau target audience. Tapi untuk mencari template yang sesuai dengan pesan dan target, tidak semudah itu. Pada akhirnya, menggunakan template mentah-mentah akan menghasilkan desain yang generik dan kurang komunikatif (dalam artian, tidak mudah diidentifikasi karena memiliki kemiripan dengan desain-desain yang pernah ada). Jadi, apakah desainer benar-benar ‘diharamkan’ menggunakan template? Oh, bukan begitu juga. Seperti yang sudah saya bilang, teknologi seperti ini sungguh memudahkan. Jika bisa dimanfaatkan, why not? Menurut pendapat Ismiaji Cahyono yang dikutip dari artikel Rizky Aprilia (2020) di Kumparan.com, aplikasi penyedia template desain seperti Canva perlu dipandang sebagai sarana atau bahkan alat, bukan hasil kreasi. Seorang desainer boleh saja menggunakan aplikasi template desain dan memodifikasinya sedemikian rupa agar komunikasi yang diharapkan dapat terwujud. Nah, bagian memodifikasi inilah yang memegang peran penting keberhasilan desain. Di sini pula terasa pentingnya pengetahuan dasar layout. Untuk lebih jelasnya, mari simak contoh-contoh berikut.
6 Desain Layout Mengenal Layout_____________________ Perhatikan poster di samping ini. Tampak menarik ya? Warnanya terang dan mencolok, dengan elemen visual abstrak a la Memphis Style yang trendi serta pemilihan tipografi yang legible. Cukup sesuai untuk target audience remaja dan dewasa muda. Lalu mari kita telaah informasinya. Poster ini ingin menginformasikan bahwa R&D Exhibitions akan mengadakan virtual event dengan tema Parade Hujan. Informasi tentang virtual event diwakili oleh gambar laptop. Kemudian kita bertanya-tanya, tema Parade Hujan-nya diwakili visual apa? Mengapa poster ini lebih terlihat seperti cuaca terik dibandingkan cuaca hujan? Jawabannya ternyata ada di sini. Di sketsa manual yang dibuat sebelum digitalisasi, tema hujan yang diinginkan terlihat jelas dengan adanya butir2 hujan dan bentuk menyerupai awan. Tapi setelah proses digitalisasi menggunakan aplikasi Canva, template dan elemen-elemen visualnya mendistraksi, tanpa sadar membawa desainer menjauhi brief. Music and Market Fest Project, Oleh Buca Andos UAS mata kuliah Desain Grafis Prodi MICE 2020.
7 Desain Layout Mengenal Layout_________________________ Music and Market Fest Project, Oleh Jihan Nurfaidah (atas); Kirana Salsabila Amin (tengah); Fatra Alya (bawah) UAS mata kuliah Desain Grafis Prodi MICE 2020. Poster-poster di samping ini masih dalam proyek yang sama, yaitu poster digital Music and Market Festival yang dibuat oleh mahasiswa program studi MICE dalam rangka UAS mata kuliah Desain Grafis. Tanpa latar belakang pengetahuan desain yang lengkap dan kemampuan menggunakan software desain, mereka mampu membuat poster digital dengan memanfaatkan aplikasiaplikasi penyedia template desain. Namun apakah penggunaan template desain menjamin terwujudnya desain yang baik? Tentu saja tidak. Bagaimanapun, dibutuhkan pengetahuan dasar layout agar desain yang dihasilkan memiliki kualitas esetetis dan fungsional yang baik.
8 Desain Layout Mengenal Layout_____________________ Sebelum kita lanjutkan dengan bahasan selanjutnya, perhatikan gambar-gambar di samping dan jawab pertanyaan-pertanyaan ini: 1. Apakah pesan pada poster mudah ditangkap? 2. Apakah tulisan pada poster mudah dibaca? 3. Apakah poster tersebut dapat menarik perhatian remaja dan dewasa muda? Jika jawaban Anda ‘tidak’, kira-kira apa alasannya? Mungkin ada kesalahan dalam penerapan elemen dan prinsip desain. Dapatkah Anda menjabarkan apa saja halhal yang belum sesuai? Pemantik diskusi Dari diskusi ini, yang ingin saya tekankan adalah bahwa bagaimanapun, mendesain bukan perkara mudah. Ada prinsip-prinsip yang harus diterapkan dengan baik agar menghasilkan desain yang baik pula. Walaupun teknologi penyedia template semakin canggih, tidak serta merta membuat semua orang mampu mendesain tanpa pengetahuan dasar desain yang cukup. Apalagi untuk mahasiswa desain yang kelak akan menjadi desainer, dari sekarang harus mulai membekali diri agar dapat menghasilkan solusi desain yang berkualitas bagi masyarakat.
9 Desain Layout Mengenal Layout_________________________ Elemen Layout Secara garis besar, elemen layout terdiri dari tiga jenis, yaitu: elemen teks, elemen visual dan elemen tidak terlihat (invisible element). Elemen teks adalah semua tulisan yang terdapat pada layout. Elemen teks memiliki jenis dan kegunaan yang berbeda-beda, namun kesemuanya berfungsi untuk memberikan informasi secara akurat kepada pembaca. Elemen visual adalah semua elemen gambar bukan teks yang ada di dalam layout. Elemen gambar berfungsi untuk memberikan informasi secara cepat. Dalam penerapannya, gambar dapat menjadi elemen utama yang berhubungan dengan pesan/konten informasinya, namun dapat juga menjadi elemen pendukung yang tidak berhubungan langsung dengan pesan/konten informasi yang ingin disampaikan. Penerapan elemen teks dan elemen visual secara terperinci akan dibahas pada bab selanjutnya di buku ini. Sementara elemen tidak terlihat (invisible element) mengacu pada margin dan grid. Disebut invisible element karena elemen-elemen tersebut tidak terlihat setelah desain layout diproduksi. Meskipun demikian, elemen ini tidak kalah pentingnya dengan elemen-elemen yang telah disebutkan sebelumnya. Contoh grid dalam layout.
10 Desain Layout Mengenal Layout_____________________ Pada contoh di atas, elemen teks diterapkan berupa judul bab, judul, sub judul, bodytext, running head dan nomor halaman. Sementara gambar-gambar yang digunakan merupakan elemen pendukung konten informasi.
11 Desain Layout Mengenal Layout_________________________ PRINSIP LAYOUT Seperti halnya mendesain, penyusunan layout pada hakikatnya memiliki prinsip-prinsip yang harus diterapkan. Prinsip-prinsip tersebut kurang lebih sama dengan prinsip desain, namun prinsip layout lebih spesifik pada hal-hal yang berhubungan dengan tata letak, yaitu: 1. Sequence, yaitu urutan perhatian/alur baca saat audience melihat sebuah layout. Desainer harus dapat menyusun elemen-elemen yang ada dalam layout tersebut sesuai skala prioritasnya agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. 1. headline 3. sub judul 4. bodytext 2. gambar 1 Urutan sequence: headline, gambar 1, sub judul, bodytext.
12 Desain Layout Mengenal Layout_____________________ Contoh sequence dapat dilihat pada gambar di bawah. Elemen yang ukurannya lebih besar cenderung lebih cepat ditangkap oleh mata, sehingga sequence dapat disusun melalui perbedaan ukuran. 2. Emphasis, Penekanan di bagian-bagian tertentu yang memberikan fokus pada pembaca. Keberadaan emphasis dapat mempengaruhi sequence. Menurut Anggraini (2014:76), emphasis/penekanan dapat diciptakan dengan cara berikut: ▪ Memberi ukuran huruf yang jauh lebih besar dibandingkan elemen lainnya ▪ Menggunakan warna kontras dengan latar belakang dan elemen lainnya ▪ Meletakkan hal yang penting pada posisi yang menarik perhatian ▪ Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya Until April, oleh Maesita Aurani Design I Like Project 2019
13 Desain Layout Mengenal Layout_________________________ Pada gambar di bawah ini, emphasis terletak pada headline. Selain dengan membedakan ukuran huruf, emphasis juga tercipta dengan menggunakan gaya yang berbeda dengan teks lainnya. 3. Keseimbangan, yang terbagi menjadi dua jenis, yaitu keseimbangan simetris dan asimetris. Pada keseimbangan simetris, kedua sisi yang berlawanan diletakkan dengan ukuran yang sama sehingga tercipta keseimbangan. Keseimbangan simetris juga dapat teridentifikasi dengan adanya emphasis atau fokus pada bagian tengah layout. Sementara dalam keseimbangan asimetris, sisi yang berlawanan tidak harus diletakkan sama persis dalam sebuah penataan layout. Elemen-elemen layout dapat diletakkan pada sisi yang berbeda, dengan ukuran atau gaya yang berbeda pula. Meskipun demikian peletakan elemen tersebut tetap harus dilakukan dengan seksama agar keseimbangan tetap terjaga. Keseimbangan simetris sering disebut sebagai keseimbangan formal karena menimbulkan kesan formal. Sementara keseimbangan asimetris cenderung bersifat lebih dinamis, tidak kaku dan santai. Howlight, by Aldrian Bonham Design I Like Project 2019
14 Desain Layout Mengenal Layout_____________________ Howlight, by Aldrian Bonham Design I Like Project 2019 Pada pembahasan tentang grid, kita akan menemukan kembali istilah simetris dan asimetris. Meskipun mirip, tapi keduanya memiliki ciri khas yang berbeda, jadi jangan sampai tertukar, ya! Gambar di atas adalah contoh keseimbangan simetris pada layout buku. Dapat dilihat bahwa kedua sisinya memiliki elemen yang sama dengan ukuran yang sama, . Sementara gambar di bawah adalah keseimbangan asimetris, terlihat dari perbedaan jenis elemen yang dipakai antara sisi kanan dan kiri. Meskipun demikian, kedua sisi memiliki nilai yang sama, sehingga desain ini dapat dikatakan sebagai desain yang seimbang.
15 Desain Layout Mengenal Layout_________________________ Keseimbangan simetris dapat dilihat pada contoh di bawah ini. Dapatkah Anda menjelaskan, dari gambar cover buku ini, apa yang menjadi ciri khas keseimbangan simetris? 4. Unity, yaitu menciptakan kesatuan keseluruhan elemen layout. Kesatuan tersebut dapat tercipta dengan memperhatikan harmonisasi warna dan gaya. Beberapa cara untuk menciptakan unity pada layout antara lain: • Repetisi warna, dilakukan dengan memilih beberapa warna utama, menyusun colorbar kemudian menerapkannya pada layout. • Menggunakan kombinasi typeface. Pilih dua-tiga jenis typeface. Agar lebih variatif, pilihlah jenis typeface berbeda (misalnya sans serif dengan dekoratif), yang memiliki keluarga huruf beragam (misalnya regular, bold, semi bold, narrow, light dst). • Menentukan konsep/tema dan menggunakan elemen layout yang sesuai dengan konsep tersebut. Pada contoh layout buku di samping, unity tercipta karena adanya repetisi warna dan kombinasi typeface. Protect Yourself and Your Family, Melin Ambarwati Corona Chronicles Book Project 2020
16 Desain Layout Mengenal Layout_____________________ Salah satu cara termudah (dan palingfool-proof) untuk memastikanunity adalah dengan menentukan konsep/ tema terlebih dahulu. Konsep inilah yang akan menjadi pijakan dalam penentuan elemen-elemen layout yang akan dipakai. Seperti contoh di atas, dengan mengusung konsep gradient retro, menjadi basis untuk menentukan warna, gambar serta jenis typeface yang digunakan. Gradient Retro, Nadira Raihana Design I Like Project 2021
17 Desain Layout Mengenal Layout_________________________ Latihan Perhatikan gambar di bawah ini! Menurut Anda, apakah pesan yang ingin disampaikan dari poster tersebut? Bagaimana Anda dapat mengetahuinya? Bagaimanakah peran layout dalam poster tersebut? Jawab pertanyaan di atas dengan cara menelaah prinsipprinsip layout!
18 Desain Layout Mengenal Layout_____________________ Setelah membahas pengetahuan dasar tentang Layout, terlihat betapa pentingnya layout dalam desain grafis. Penggunaan layout yang baik dapat memudahkan penyampaian pesan sekaligus menghasilkan produk yang bernilai estetis. Untuk itu, selain memahami pengetahuan dasar layout, desainer juga harus dapat mengidentifikasi elemen-elemen layout. Pembahasan lebih lanjut mengenai penggunaan elemen layout akan termuat dalam bab selanjutnya.
19 Desain Layout Format_________________________ 02 C H A P T E R Hal pertama yang harus dilakukan dalam penyusunan layout desain publikasi adalah menentukan format. Pada bab ini akan dibahas mengenai ukuran kertas berdasarkan standar, ukuran, imposisi, anatomi serta penjilidan media publikasi. Dipaparkan berbagai jenis format desain publikasi yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Masing-masing format tersebut memiliki karakter masing-masing yang harus diketahui desainer sebelummemulai proyek desain publikasi. Pemilihan format yang tepat merupakan salah satu hal yang menentukan keberhasilan desain publikasi. Format
20 Desain Layout Format_____________________ format/ for·mat/ n bentuk dan ukuran (buku, surat kabar, dan sebagainya) Format adalah bentuk fisik dan ukuran dari sebuah desain publikasi yang ditentukan dari hubungan antara panjang dan lebar halaman. Meskipun demikian, format dalam desain publikasi tidak hanya tentang ukuran, karena media yang berbeda ukuran mungkin saja memiliki format yang sama. Buku, sebagai salah satu produk desain publikasi, didesain dengan memilih satu dari tiga karakteristik format: portrait, landscape dan square. Pertimbangan tersebut dapat terdiri dari siapa sasaran pembacanya, di mana desain tersebut akan dilihat/ digunakan, informasi yang akan disampaikan dan anggaran biaya yang disediakan (Ambrose, 2011:9) Selain ukuran, pemilihan format juga mencakup material, skala produksi, juga teknik cetak dan finishing. Semua hal tersebut dipertimbangkan agar dapat meningkatkan nilai estetis dan keunikan dari sebuah desain tanpa harus melebihi anggaran yang ada. Meskipun secara teoritis desainer diperbolehkan untuk memilih ukuran kertas apapun, namun ada faktor ekonomi dan praktis yang harus dipertimbangkan: sisa kertas yang terbuang dan biaya yang harus dikeluarkan untuk memotong kertas yang ukurannya tidak standar. Keberadaan ukuran kertas dengan standar ISO (International Organization for Standardization) memudahkan proses pemilihan format kertas. “Meskipun secara virtual buku dapat dibuat dalam format dan ukuran apa saja, namun karena alasan kepraktisan, produksi dan estetis, diperlukan pertimbangan yang cermat dalam memilih format yang akan dipakai” – Haslam, 2006:30
21 Desain Layout Format_________________________ UKURAN KERTAS BERDASARKAN ISO Format kertas ISO A-size dibuat dengan basis persegi panjang yang apabila dilipat dua menghasilkan format baru yang proporsi panjang dan lebarnya sama. Proporsi ukuran B-size sama dengan A-size namun dengan lembar yang lebih besar. Perbandingan ukuran kertas format Asize dan B-size dapat dilihat dari gambar berikut ini: Ukuran Perbandingan ukuran kertas Asize dan B-size upload.wikimedia.org
22 Desain Layout Format_____________________ UKURAN BUKU STANDAR Ukuran buku ditentukan dari dua faktor utama yaitu ukuran asli kertas yang dipakai untuk halaman buku dan berapa kali kertas tersebut dilipat sebelum dipotong sebagai buku. Folio Editions adalah buku yang dibuat dari kertas yang dilipat sekali (membentuk dua lembar atau empat halaman). Quarto editions terbentuk dari kertas yang dilipat dua kali sehingga menghasilkan empat lembar atau delapan halaman. Octavo Editions dihasilkan dari kertas yang dilipat tiga kali sehingga membentuk delapan lembar atau enam belas halaman (Ambrose, 2011:12). Nama-nama ukuran buku beserta ukurannya ditampilkan dalam Tabel 1. Ukuran standar buku The Fundamentals of Creative Design, Gavin Ambrose (2011:12)
23 Desain Layout Format_________________________ FORMAT SQUARE Format square pada buku bukanlah ukuran standar, namun buku dalam format ini muncul dan dianggap sebagai sebuah avant-garde. Sejak tahun 1898 hingga kini, format ini kebanyakan diadopsi oleh desain publikasi bertema seni. Format yang tidak biasa ini merepresentasikan sisi artistik dari isi bukunya. Kini format square masih banyak dipakai oleh penerbit bidang desain, arsitektur dan buku anak, dan keberadaannya menjadi simbol bagi modernitas (Heller, 2012:47) Sebagai proyek buku eksperimental, buku-buku dalam Design I Like Project menggunakan format square sebagai bidang ekspresinya. Artpiness, by James Design I Like Project 2019 Photo by James Sihombing
24 Desain Layout Format_____________________ Imposisi adalah susunan (posisi dan sequence) halaman buku pada saat dicetak. Pada plat, halaman disusun sedemikian rupa, sehingga saat kertas dilipat, halamannya akan tersusun secara berurutan. Jumlah lipatan ini dalam dunia percetakan biasa disebut kateren, yang diambil dari bahasa Belanda. Satu kateren menjadi istilah untuk kelipatan 16. Dikenal pula istilah setengah kateren (kelipatan 8) dan seperempat kateren (kelipatan 4). Perbedaan jumlah kateren inilah yang menghasilkan ukuran buku yang berbeda-beda. Gambar di atas adalah contoh imposisi satu kateren yang terdiri dari 16 halaman. Karena itulah, untuk mempermudah pencetakan, sebaiknya buku dilayout dengan halaman berjumlah kelipatan 16 atau 8. Imposisi upload.wikimedia.org
25 Desain Layout Format_________________________ Penjilidan (Binding) Penjilidan (binding) adalah salah satu proses finishing pada pembuatan media publikasi, khususnya buku. Awalnya, penjilidan (binding) adalah sebuah bentuk kerajinan tangan, dimana buku dianggap sebuah produk craft yang sangat bernilai. Penggunaan mesin dalam proses penjilidan mulai dilakukan di abad ke-19, namun karakteristik penjilidan hingga awal abad ke-20 masih berbentuk jahitan tangan. Pengadopsian mekanisasi perfect binding menggunakan lem dan jahitan mesin di abad ke-20 akhirnya membuat buku menjadi produk industri, bukan lagi produk kerajinan tangan (Haslam, 2006:219). Dalam penjualan buku, dikenal pilihan hardbacks dan paperbacks. Hal tersebut tidak membedakan jenis penjilidan, melainkan hanya perbedaan jenis cover-nya saja. Penjilidan yang dikenal secara umum yaitu saddle stitch binding, perfect binding dan wire binding.
26 Desain Layout Format_____________________ Saddle stitch binding adalah penjilidan yang dilakukan dengan menjahit buku di bagian tengah lipatan. Meskipun disebut ‘menjahit’, hal ini tidak harus selalu dilakukan dengan menggunakan jarum dan benang. Di masa kini, buku tipis dengan halaman yang sedikit seringkali disatukan dengan menggunakan stapler di tengah lipatannya. Buku dengan jilid seperti ini memungkinkan untuk diletakkan terbuka, meskipun tidak lurus sempurna. Perfect Binding atau jilid lem adalah metode penjilidan yang menyatukan lembar-lembar halaman pada selembar kain dengan lem lalu menempelkannya pada cover. Buku dengan jilid seperti ini biasanya dibaca dengan dipegang, tidak untuk diletakkan terbuka. Spiral Binding/wire binding atau jilid spiral membuat buku dapat diletakkan terbuka dengan lurus sempurna. Terdiri dari halaman individual yang dibolongi dengan jarak yang sesuai agar spiral kawat dapat masuk melaluinya. Pemilihan jenis binding penting untuk dilakukan sebelum desainer mulai me-layout karena jenis binding ini akan mempengaruhi margin dan peletakan elemen.
27 Desain Layout Format_________________________ Penggunaan kertas pada desain media publikasi dapat direkayasa untuk menampilkan suatu kesan/pengalaman tertentu pada pembaca. Rekayasa tersebut dapat berupa pemilihan material yang berbeda, lipatan, guntingan dan lain sebagainya. Pemilihan format desain publikasi dapat membuka kemungkinan-kemungkinan baru terhadap penggunaan layout yang inovatif. Dengan menggunakan teknik lipatan yang inventif, desainer dapat memberi pengalaman tiga dimensional pada sebuah lembaran buku dua dimensional. Paper engineering Kamengski Profile Book, by Fajrinissa Iren, dkk Brand Profile Project 2019 Salah satu contoh paper engineering yang dilakukan dengan menambahkan halaman berukuran lebih kecil yang memberikan efek tambahan yang menarik.
28 Desain Layout Format_____________________ Contoh paper engineering pada buku brand profile. Lipatan berukuran lebih kecil diletakkan di tengah buku untuk memberikan ruang pada infoinfo yang tidak berhubungan langsung dengan konten buku. Paper engineering juga bisa dilakukan dengan menambahkan material lain, contohnya penggunaan mika pada buku di samping. Sad Cat Club Profile Book by Kohe Brand Profile Project 2019
29 Desain Layout Format_________________________ Buku Motif Ikat Sikka, Oleh Annisya Humaira Tugas Akhir 2021 Pada contoh di samping, paper engineering berupa lipatan memberikan ruangan lebih luas untuk menempatkan konten yang lebih besar dibandingkan ukuran bukunya. Photo and layout by Annisya Humaira
Buku/majalah Ukuran bervariasi, banyak halaman. 30 Desain Layout Format_____________________ Bentuk & Ukuran Media Berbagai variasi media cetak memiliki standar bentuk dan ukurannya masingmasing. Berikut ini adalah ukuran standar media-media cetak yang umum digunakan, dari buku Layout2020 oleh Surianto Rustan (2020:20). Amplop 9 x 4.5 inch Kop Surat 21 x 29.7 cm Kartu nama 9 x 5.5 cm Flyer, brosur 21 x 29.7 cm Folding/non folding Booklet 21 x 29.7 cm/ lembar. Sedikit halaman Poster, 90 x 60 cm X banner 50 x 150 cm
31 Desain Layout Format_________________________ Beragam bagian dari buku memiliki istilah teknis spesifik yang digunakan dalam dunia penerbitan. Pemahaman dari anatomi buku akan mempermudah desainer untuk memahami media yang akan dibuat. Berikut ini adalah komponen anatomi fisik buku yang disusun oleh Andrew Haslam dalam buku Book Design: A Comprehensive Guide (2006:20) Anatomi Buku 1. Punggung Buku 2. Headband 3. Hinge 5. Cover 7. Leaves 8. Pastedown belakang 10.Tail
32 Desain Layout Format_____________________ 1. Punggung Buku (spine), yaitu bagian dari buku yang menutupi pinggir buku yang terjilid. 2. Headband, yaitu sebuah pita kecil yang ditempelkan pada bagian atas buku, biasanya berwarna, agar penjilidan terlihat lebih rapi. 3. Hinge, yaitu engsel buku berupa lipatan antara pastedown dan fly leaf (lembaran kertas) 4. Pastedown depan, yaitu endpaper yang ditempel pada bagian dalam cover depan 5. Cover, kertas tebal yang ditempelkan untuk melindungi lembaran buku 6. Endpaper, lembar kertas tebal yang biasa digunakan untuk membungkus bagian dalam cover dan menyangga hinge. Bagian luarnya menempel di cover, sementara bagian dalamnya adalah fly leaf. 7. Leaves, lembar kertas dalam buku atau dua halaman (recto dan verso) 8. Pastedown belakang, yaitu endpaper yang ditempel di bagian dalam cover belakang 9. Foredge, yaitu bagian tepi depan buku 10. Tail, bagian bawah dari buku 11. Fly leaf, bagian endpaper yang tidak menempel di cover. 12. Foot, bagian bawah halaman Anatomi Fisik Buku Book Design: A Comprehensive Guide Andrew Haslam (2006:20) 4. Pastedown depan 6. Endpaper 9. Foredge 11. Fly Leaf 12. Foot freestockphotos.biz
33 Desain Layout Format_________________________ Struktur Editorial Elemen-elemen teks pada buku memiliki istilah dan penempatan tertentu yang harus dikenal oleh desainer. Secara garis besar, buku terdiri dari 3 bagian, yaitu: • Bagian depan (Front matter/preliminaries) • Bagian Tengah (isi, body matter/body middle/text) • Bagian belakang (back matter/end matter/ postliminaries). Berikut adalah struktur editorial yang ada di dalam buku: Preliminaries 1. Halaman Francis (Frontiespiece), Berisi Halaman setelah sampul yang menggambarkan isi bahan secara sangat ringkas agar tiap orang tertarik untuk membaca lebih lanjut, biasanya menggunakan ilustrasi yang dapat menarik perhatian pembaca 2. Halaman Judul Utama, yaitu halaman judul yang ada di bagian recto, berisi judul, nama penulis, dan penerbit. 3. Halaman Hak cipta (copyright), terletak di halaman verso 4. Halaman persembahan 5. Daftar Isi 6. Prakata (preface), berisi pernyataan singkat tentang tujuan pembuatan buku dan ucapan terima kasih dari penulis. Dapat lebih dari satu halaman. 7. Kata Pengantar (foreword), pernyataan singkat tentang pembuatan buku, biasanya ditulis oleh orang lain selain penulis: ahli di bidangnya, curator, dan lain-lain. Isi Buku 8. Halaman Pembuka Bab (Chapter opener), berisi judul bab yang dapat ditambahkan judul sub bab, kutipan, gambar, dan folio. 9. Penutup Bab, dapat memuat elemen-elemen yang ada sebelumnya, berupa kesimpulan. Untuk penutup bab yang membutuhkan satu halaman, diletakkan di halaman verso. Dapat berisi sumber dan daftar pustaka pendek.
34 Desain Layout Format_____________________ Pada buku, dikenal istilahRecto dan Verso. Recto adalah istilah untuk halaman sebelah kanan (halaman yang dipegang oleh tangan kanan saat membaca buku). Sementara Verso adalah halaman sebelah kiri. Umumnya, halaman dimulai dari Recto. Postliminaries 10. Daftar Referensi (Bibliography), berisi semua sumber referensi pustaka yang ada dalam buku. 11. Appendix, dapat berisi informasi terperinci yang berhubungan dengan bahasan dalam bab tertentu. Sengaja diletakkan dalam appendix agar tidak merusak alur dari bab. 12. Index, informasi tentang credits dan sumber gambar, foto dan ilustrasi. Juga dapat berisi ucapan terimakaih penulis pada contributor, penasihat dan editor. recto verso
35 Desain Layout Format_________________________ Latihan Menurut Anda, format seperti apa yang cocok untuk: 1. Buku novel dewasa 2. Buku atlas 3. Buku manual penggunaan mesin cuci Jelaskan formar tersebut berdasarkan ukuran dan jenis penjilidannya!
36 Desain Layout Format_____________________ Pengetahuan tentang format desain publikasi, meskipun terlihat begitu teknis, namun penting untuk diketahui desainer. Sebelum membuat layout, desainer harus terlebih dahulu mengetahui ukuran, jenis penjilidan dan anatomi desain publikasi, agar desain yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan.
37 Desain Layout Sistem Grid_________________________ 03 C H A P T E R Secara garis besar, elemen layout terdiri dari tiga bagian, yaitu: elemen teks, elemen visual dan elemen tidak terlihat/ invisible element (Rustan, 2009). Elemen tersebut adalah margin dan grid, yang meskipun tidak terlihat namun memiliki peran penting yang menentukan keberhasilan layout. Dalam bab ini akan dibahas mengenai pengertian sistem grid, anatomi grid, jenis-jenis grid dan eksplorasi grid. Penerapan berbagai jenis grid dipaparkan lengkap dengan contohnya. Termasuk juga tentang bagaimana bekerja tanpa grid. Diharapkan pembaca dapat memahami grid dan margin untuk menerapkannya dalam pekerjaan. Sistem Grid
38 Desain Layout Sistem Grid_____________________ Pembahasan mengenai grid sengaja ditampilkan lebih awal, untuk memberikan pemahaman bahwa elemen ini tidak kalah penting dengan elemenelemen yang terlihat. Beberapa orang berpendapat bahwa sistem grid akan menghambat kreativitas desainer, namun hal itu tidak benar. Sistem grid justru memberikan ruang kreativitas dengan menyediakan kerangka berkarya. Sistem grid yang dirancang dengan baik akan membantu desainer untuk menjawab kebingungan tentang peletakan atau mengukur lebar ukuran elemen grafis. (Anggraini, 2014). Seringkali terjadi, desainer mengabaikan keberadaan grid karena gagal memahami esensi dari grid tersebut. Hal ini tentunya menjadi kerugian bagi desainer itu sendiri karena sistem grid ada untuk membantu desainer, bukan pembaca, apalagi penerbit. Margin adalah garis yang memberi jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati elemen-elemen layout. Margin mencegah elemen-elemen layout diletakkan jauh di pinggir halaman, yang kurang menarik secara estetis, bahkan memiliki resiko terpotong saat dicetak. Jarak margin yang sama di tiap sisi halaman akan memberi kesan kaku dan konservatif. Margin seperti ini dapat digunakan bila memang dianggap sesuai dengan konsep desainnya (Rustan, 2009) Marginmargin1/mar·gin/n tepi; batas — Kamus Besar Bahasa Indonesia mar·gin/ˈmärjən/noun 1. the edge or border of something. — Oxford Dictionary Margin
39 Desain Layout Sistem Grid_________________________ Margin Simetris Margin Asimetris Jenis margin yang umum digunakan adalah margin asimetris di mana jarak margin di tiap sisi berbeda. Jenis margin ini menghasilkan kesan yang tidak terlalu kaku. Keuntungan margin seperti ini adalah masih tersedianya cukup ruang di bagian atas dan bawah untuk header dan footer, sedangkan di sisi kiri terdapat ruang serbaguna bila nantinya halaman-halaman satuan ini akan digabungkan dengan cara dijilid (Rustan, 2009).
40 Desain Layout Sistem Grid_____________________ gridnoun /ɡrɪd/ a pattern or structure made from horizontal and vertical lines crossing each other to form squares — Cambridge dictionary Grid Grid adalah garis-garis bantu yang berguna untuk mempermudah desainer dalam menentukan peletakan elemen-elemen layout. Jika dilihat dari ukuran margin yang digunakan, grid dalam satu spread dapat dibedakan menjadi grid simetris dan asimetris. Grid simetris adalah dimana grid pada verso merupakan cerminan dari rekto. Sementara grid asimetris adalah dimana grid pada verso sama persis atau bukan merupakan cerminan dari rekto. Contoh grid simetris dan asimetris dapat dilihat pada contoh dibawah ini. Grid Simetris Grid Asimetris
41 Desain Layout Sistem Grid_________________________ ANATOMI GRID Lia Anggraini dan Kirana Nathalia dalam buku Desain Komunikasi Visual: Dasar-dasar Panduan Untuk Pemula menjelaskan anatomi grid sebagai berikut: 1. Format, yaitu area di mana desain akan berada. format menentukan letak area elemen layout. 2. Margins, yaitu ruang negatif antara sisi luar format dan batas luar dari konten 3. Flowlines, yaitu garis horizontal yang memecah ruang menjadi beberapa bidang horizontal. 4. Modules, yaitu unit individu ruang yang dipisahkan oleh interval yang teratur. Modules merupakan blok bangunan dasar dari grid. 5. Spatial Zones (Zona Spasial), yaitu bidang modul yang berdekatan. 6. Columns (kolom), yaitu modul dalam barisan vertikal. 7. Rows (baris), yaitu baris yang sama dengan kolom, namun dalam format horizontal. 8. Gutters, yaitu jarak yang memisahkan antara kolom atau baris. 9. Marker, adalah indikator penempatan informasi subordinat, yaitu informasi yang harus tampil secara konsisten. marker dapat digunakan untuk menunjukkan lokasi folio, dan lain-lain.
42 Desain Layout Sistem Grid_____________________ 1 4 6 5 8 2 3 7 9
43 Desain Layout Sistem Grid_________________________ JENIS GRID 1. Manuscript Grid Manuscript grid adalah grid yang menggunakan satu kolom. Struktur gridnya terdiri dari satu kolom besar yang diletakkan di tengah halaman. Sisi atas dan bawahnya dapat diisi dengan header, footer, dan nomor halaman. Jenis grid ini biasa ditemukan pada halaman berteks panjang seperti novel atau esai. Namun tidak menutup kemungkinan untuk meletakkan gambar pada grid tersebut. Meskipun sederhana, penggunaan jenis grid ini tetap membutuhkan perhatian khusus. Jarak margin pada semua sisinya harus diperkirakan dengan baik agar tercipta layout dengan alur baca yang baik. Labitta Anjani Putri Sabrina Ramadezky Pada contoh layout buku di samping, manuscript grid digunakan dengan margin yang cukup besar agar alur baca tetap nyaman.
44 Desain Layout Sistem Grid_____________________ 2. Column Grid Column Grid adalah jenis grid berbasis kolom, yaitu garisgaris vertikal yang membantu menentukan peletakan teks dan elemen layout lainnya. Jenis grid ini banyak digunakan untuk membuat layout publikasi yang lebih kompleks atau saat ingin mengintegrasikan gambar dan tulisan. Penggunaan kolom yang lebih banyak akan lebih fleksibel untuk menciptakan grid yang dinamis. Jarak antar kolom (gutter) sebaiknya disusun agar tidak terlalu dekat maupun terlalu jauh. Hal ini semata-mata dilakukan untuk memastikan kenyamanan pembaca. Penggunaan kolom-kolom ini dapat dilakukan dengan bebas. Misalnya, bila ada tiga kolom, desainer dapat meletakkan tulisan pada satu kolom dan gambar pada dua kolom. Atau meletakkan tulisan pada dua kolom dan gambar pada tiga kolom. Penggunaan yang berbeda-beda ini memunculkan kesan dinamis yang tidak membosankan pada layout. Salah satu contoh penggunaan column grid dapat dilihat pada peletakan layout buku ini. dapatkah anda menebak berapa kolom yang digunakan dalam buku ini? Saat saya geser text box ke sini, mungkin anda sudah menemukan jawabannya. Bagaimana, belum? Kalau saya geser begini, jadi lebih jelas kan? Ya, meskipun ada empat kolom, namun tidak semuanya dipakai untuk meletakkan teks. Saya sengaja mengosongkan satu kolom untuk meletakkan elemen-elemen lain. Dengan demikian saya memiliki cukup white space untuk membantu pembaca fokus pada tulisan. Kolom sisanya sengaja saya kosongkan untuk menyimpan caption seperti ini.
45 Desain Layout Sistem Grid_________________________ Pada buku karya Blank Space di atas, grid yang digunakan sebenarnya tidak berubah. Namun penggunaan grid dengan meletakkan elemen-elemen berbeda menyebabkan layout terkesan dinamis dan tidak monoton. Human Projek Profile Book by [ ] [Blank Space] Brand Profile Project 2019
46 Desain Layout Sistem Grid_____________________ 3. Modular Grid Modular grid adalah jenis grid yang terdiri dari garis vertikal dan horizontal yang kemudian membentuk modul kotak-kotak. Jenis grid ini biasa digunakan saat desainer perlu meletakkan lebih dari dua gambar dalam satu halaman. Dengan menggunakan modular grid, desainer dapat menentukan ukuran gambar baik secara vertikal maupun horizontal agar dapat terbagi dengan rapi. Jumlah modul yang dipilih biasanya disesuaikan dengan jumlah elemen yang akan diletakkan. Pada buku di atas, grid modular 9 modul digunakan untuk meletakkan gambar-gambar dengan jumlah yang sama. Mix and Match by Adinda Melati Design I Like Project 2019
47 Desain Layout Sistem Grid_________________________ PENGGUNAAN GRID Column grid adalah jenis grid yang paling sering dipakai. Jumlah kolom sangat bervariasi, mulai dari dua kolom hingga tak terbatas. Semakin banyak kolom, maka semakin banyak juga variasi penempatan elemen layout yang bisa dilakukan. Namun tentunya jika grid terlalu banyak akan berisiko membingungkan desainer. Karena itu jumlah kolom sebaiknya disesuaikan dengan ukuran media. Layout di atas adalah contoh penggunaan column grid berjumlah empat kolom. Untuk buku berukuran 21x21 cm, 4 kolom sudah cukup banyak memberikan variasi penempatan layout. Meskipun sudah memberikan beberapa variasi, namun layout ini masih bisa dimaksimalkan dengan memberi lebih banyak text style. She Said Colorful By Syifa Salsabila Design I Like Project 2021
48 Desain Layout Sistem Grid_____________________ Layout di atas menggunakan kolom yang lebih banyak, yaitu 6 kolom. Dapat dilihat bahwa variasi layout yang dihasilkan lebih banyak daripada contoh sebelumnya. Garis-garis bantu juga dapat ditambahkan untuk menambah variasi namun tetap menjaga kerapihan layout. Old Memories with Analog Siti Adabiyah Design I Like Project 2021
49 Desain Layout Sistem Grid_________________________ Jawabannya: mungkin! Me-layout tanpa grid dapat dilakukan apabila sudah ada elemen lain yang dapat menggantikan grid tersebut. Kembali lagi ke pengertian sebelumnya, grid berguna untuk memberi batas dan menunjukkan letakdari suatu elemen. Apabila sebuah elemen dapat memberi batas dan menunjukkan tempat bagi elemen lain, working with no griddapat dilakukan. Pada gambar di atas, kabel-kabel kereta gantung yang melintang menjadi batas untuk peletakan teks. Teks yang akan diletakkan tidak mungkin melebihi garis yang dibuat oleh kabel-kabel tersebut, sehingga gambar kabel menjadi pengganti grid. Apakah mungkin desainer tidak menggunakan grid dalam pembuatan layout? No Grid Yoga Adi Prasetyo
50 Desain Layout Sistem Grid_____________________ Sementara, pada halaman rekto dalam layout buku di bawah, penggunaan gambar menjadi batas dalam peletakan teks. Gambar tersebut dapat dijadikan pengganti grid. Yang mana yang lebih mudah, bekerja dengan grid atau bekerja tanpa grid? Pertanyaan ini sangat mudah dijawab sebenarnya. Pekerjaan akan lebih mudah jika ada yang membantu bukan? Grid, pada hal ini, adalah pembantu desainer. Dengan menggunakan grid, tentunya pekerjaan akan menjadi lebih mudah. Tidak semua layout memiliki elemen yang dapat membantu peletakan elemen lainnya, sehingga penggunaan grid tetap disarankan.
51 Desain Layout Sistem Grid_________________________ Menurut anda, grid jenis apa yang digunakan dalam layout-layout di bawah ini? Latihan
52 Desain Layout Sistem Grid_____________________ Grid merupakan alat bantu yang dapat memudahkan desainer dalam menyusun layout. Penggunaan grid yang baik adalah dengan menggunakannya secara beragam, untuk menghasilkan layout yang dinamis. Tentunya peletakan elemen-elemen layout harus disesuaikan dengan informasi yang akan disampaikan.
53 Desain Layout Teks pada Layout_________________________ 04 C H A P T E R Elemen teks adalah elemen yang paling banyak ditemui dalam desain publikasi. Pada bab ini akan dibahas mengenai tipografi pada desain publikasi, alignment, hyphenation, hierarki teks dan eksplorasi tipografi pada elemen teks. Penerapan elemen teks pada buku dan majalah dijelaskan dengan gambar yang menjadi contohnya. Di akhir bab juga dilengkapi latihan identifikasi elemen teks. Terdapat berbagai jenis elemen teks yang memiliki istilahnya masing-masing. Diharapkan pembaca dapat mengidentifikasi elemen teks sebelum meletakkan elemen tersebut pada layout. Teks pada Layout
54 Desain Layout Teks pada Layout_____________________ Tipografi pada Layout Sebuah desain publikasi, pada hakikatnya berfungsi untuk memberikan informasi secara lengkap dan terperinci. Oleh karena itu, teks pada desain publikasi menjadi elemen yang vital. Keterbacaan teks pada desain publikasi, di antara hal lain, adalah hal yang wajib dipenuhi. Untuk mencapai hal tersebut, desainer harus memiliki pemahaman mengenai tipografi dan bagaimana menggunakannya. DISPLAY TYPE DAN TEXT TYPE Secara garis besar, huruf dalam desain publikasi dibedakan menjadi display type dan text type. Display type adalah huruf yang digunakan untuk judul. Ukuran minimum display type adalah 14pt (Sihombing, 2015:170). Kini banyak typeface yang khusus diciptakan sebagai display type atau text type. Display type biasanya adalah huruf-huruf yang bersifat dekoratif dan memiliki legibility yang rendah. Namun ada juga display type yang bentuknya serupa dengan text type, walaupun sebetulnya display type didesain secara khusus dan proporsional untuk digunakan sebagai penarik perhatian (Rustan, 2010:53). typography (noun) ty·pog·ra·phy | \ tī-ˈpä-grə-fē 1 : letterpress printing 2 : the style, arrangement, or appearance of typeset matter RxS RxS Rockwell, salah satu jenis slab serif yang cocok digunakan sebagai display type Open Sans adalah salah satu jenis huruf yang memiliki legibility tinggi, sehingga cocok digunakan sebagai text type
55 Desain Layout Teks pada Layout_________________________ Sementara text type/body type adalah jenis huruf yang digunakan untuk body text. Umumnya berukuran 12pt. Naskah-naskah panjang dalam desain publikasi umumnya menggunakan ukuran huruf dengan kisaran 9pt atau 10pt. Jika ukurannya terlalu kecil maka akan sulit dibaca, sedangkan bila ukurannya terlalu besar maka akan mempengaruhi estetika layout (Sihombing, 2015:170). Pada contoh buku di samping, digunakan satu jenis display type untuk judul dan pull quotes, dengan menggunakan perbedaan ukuran huruf untuk memperjelas hierarki teks. Penggunaan satu jenis typeface dapat dengan mudah memberikan unity pada desain layout. True Colors, by Salsabila Alisya Design I Like Project 2018
56 Desain Layout Teks pada Layout_____________________ JARAK TEKS Dalam rangka meningkatkan keterbacaan (readability), jarak pada teks harus disusun dengan baik. Jarak tersebut mencakup kerning, leading dan tracking. Kerning adalah jarak antar satu huruf dan huruf lainnya, sedangkan tracking adalah jarak antar huruf dalam satu kata/kalimat. Leading adalah jarak antar baris. Peran tracking dan leading memiliki dampak yang sangat berarti terhadap readability . Susunan huruf yang terlalu rapat akan mengaburkan bentuk huruf, sedangkan susunan huruf yang terlalu renggang akan sangat mempengaruhi kecepatan dan kenyamanan membaca. Di samping penyesuaian tracking, leading juga harus diperhatikan. Penyesuaian leading dapat membantu kecepatan dan kenyamanan membaca (Sihombing, 2015:168). kerning tracking HEADLINE S U B H E A D L I N E leading leading Contoh penyesuaian tracking pada headline dan sub headline. Trik ini sering digunakan untuk menghasilkan layout yang dinamis: perkecil tracking pada headline berukuran besar, perbesar tracking pada sub headline berukuran kecil. Sementara untuk bodytext, sebaiknya menggunakan ukuran standar tracking dan leading, untuk memastikan keterbacaan. Jikatrackingterlalukecilsepertiini,akansulituntukdibaca. Begitu juga dengan leading, harus dipastikan leading sesuai dengan ukuran hurufnya. Jika leading terlalu besar, waktu yang dibutuhkan untuk membaca paragraf menjadi lebih lama.
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==