84 tersebut untuk menghargai dan mengenang jasa-jasa para pahlawan revolusi, mengingatkan kepada seluruh Bangsa Indonesia terutama generasi muda agar selalu tetap waspada terhadap ancaman bahaya laten komunis sehingga peristiwa semacam pemberontakan G30S tidak akan pernah terulang lagi, dan sebagai tempat untuk belajar sejarah perjuangan bangsa dan tempat rekreasi. Sayangnya, kunjungan wisatawan baik perorangan maupun kelompok ke museum masih dinilai minim. Umumnya mereka datang karena adanya tugas sekolah dan hanya sedikit yang datang karena ingin tahu atau keinginan sendiri. Kondisi ini jauh berbeda dengan keadaan di negara-negara maju. Kunjungan museum sudah menjadi suatu kebutuhan, terutama bagi siswa sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. Untuk itu, dibutuhkan revitalisasi museum mulai dari fisik, manajemen, jejaring, program, kebijakan, dan pencitraan. Salah satunya di Museum Kebangkitan Nasional yang berdasarkan penelitian [70], revitalisasi merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum, meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan museum dan pelayanan pengunjung, dan menjadikan museum sebagai pranata sosial yang mampu membangkitkan kebanggaan dan memperkukuh jati diri bangsa. Sekaligus dapat mengubah citra dan wajah museum menjadi lebih menarik dan prima sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. [71] juga menambahkan kehadiran museum tersebut masih mencerminkan suasana sekolah kedokteran STOVIA. Ini karena tidak dapat dipisahkan dari sejarah pendidikan kedokteran di
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==