Firman Syah - Mengenal Ragam Potensi Pariwisata

88 merupakan salah satu museum yang berada di bawah naungan Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI) dan memiliki beragam koleksi. Sehingga dalam penyajiannya terbagi menjadi berbagai jenis. Antara lain 19 adegan fragmen patung dan relief keprajuritan dalam kurun waktu abad XIII sampai abad XIX, diorama keprajuritan dalam kurun waktu abad VII sampai XIX, dan replika meriam abad XV sampai dengan abad XVII. Koleksi pendukung lain adalah panji-panji, miniatur benteng, gelar formasi tempur, boneka peraga pakaian prajurit tradisional, replika kapal pinisi dan banten, lukisan/foto, dan patung-patung pahlawan nasional yang dibuat dari perunggu. Hanya saja pesan dan makna dari koleksi yang ada di museum tersebut nampaknya kurang tersampaikan dengan baik kepada wisatawan. Akibatnya wisatawan hanya menerima informasi normatif mengenai koleksi yang dipamerkan dan tidak mengetahui pesan atau makna di setiap koleksi yang ada. Sehingga Museum Keprajuritan Indonesia tidak hanya dikenal sebagai tempat penyimpanan dan pelestarian saja [75]. Dari sini wisatawan akan memiliki sumber pembelajaran sejarah yang diperoleh secara langsung. Oleh karena itu, penting adanya pendampingan dari pengelola museum sebagai pemandu bagi wisatawan yang bermaksud mencari sumber informasi dan pengarah. Salah satu kendalanya karena SDM yang terbatas di dalam struktur organisasi Museum Keprajuritan Indonesia. Tidak berbeda dengan DKI Jakarta, museum di DI Yogyakarta juga harus melaksanakan strategi pengembangan juga seperti Museum Benteng Vredebrug. Karena kondisi museum masih

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==