147 yaitu anyaman dari ‘Ginto’ yang membentuk alas piring, gantungan kunci, bentuk-bentuk ikan eksotis, bentuk penyu, kalung, dan orang-orangan dari batuh kelapa. Handycraft yang dihasilkan selain dijual kepada wisatawan saat berkunjung, juga dijual ke luar desa [138]. Untuk promosi yang dilakukan oleh Desa Bahoi terkait potensi ekowisata bahari yaitu pantai, mangrove, lamun, dan terumbu karang. Keberhasilan ini ditunjukkan dengan kedatangan wisatawan untuk melakukan aktivitas penyelaman dan snorkling. Beberapa kegiatan promosi terkait pengenalan potensi ekowisata Desa Bahoi ini adalah penyuluhan dan pelatihan fotografi, pembuatan poster dan leaflet, pembuatan buku ekowisata bahari, dan pembuatan papan promosi (neon box). Strategi promosi melalui fotografi menjadi bagian penting dengan menghasilkan foto yang menarik. Tentu saja ini membutuhkan keterampilan melalui penyuluhan dan pelatihan. Termasuk juga mengadakan lomba fotografi dengan objek daya tarik wisata supaya menghasilkan foto yang luar biasa. Untuk promosi melalui poster disebar di hotel-hotel dan agen-agen travel. Sedangkan leaflet dilakukan dengan memberikan informasi melalui media cetak yang didistribusi secara personal, LSM, pemerintah desa, akademisi, dan pengusaha travel. Buku ekowisata sebagai sarana informasi yang menggambarkan wilayah pesisir Desa Bahoi supaya diketahui para wisatawan secara luas. Promosi melalui papan promosi berguna untuk memberikan informasi umum kepada wisatawan terkait keberadaan destinasi wisata tersebut. Sehingga posisi penempatan
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==