Firman Syah - Mengenal Ragam Potensi Pariwisata

163 Singhasari yang dikenal Tumapel merupakan wilayah bawahan Kadiri yang dipimpin oleh Akuwu Tunggul Ametung. Setelah Ken Arok berhasil menggulingkan Kertajaya pada tahun 1222 di sekitar desa Ganter sekaligus menjadikannya sebagai raja pertama Kerajaan Singhasari [159]. Kerajaan yang berdiri selama 70 tahun tersebut juga tidak lepas dari intrik politik, kekuasaan, dan power ini tentunya memiliki suatu keterhubungan. Selain aktor Ken Arok yang memiliki tingkatan sentralitas tinggi, terdapat pula Raden Wijaya yang memiliki sentralitas kedekatan teridentifikasi sebagai cutpoint atau aktor yang mampu menjadi perekat dengan aktor lain. Termasuk sentralitas keperantaraan tertinggi yakni Ranggawuni yang berperan sebagai penjembatan antara kelompok jaringan. Salah satu bentuk peninggalan yang perlu direvitalisasi adalah Situs Patirtan Watugede Singosari. Karena manjdi situs bersejarah yang cukup penting, yakni pemandian ‘keputren’ Kerajaan Singhasari. Kolam yang merupakan bangunan suci tersebut diperuntukan sebagai mandi ritual dan penyucian diri. Pada bagian gerbang kawasan Patirtan Watugede, dirancang mengadopsi ornamen ‘kalamakara’, bermakna sebagai ‘penjaga’ niat-niat buruk para pengunjung. Bangsal Paseban dirancang mengadopsi rumah tradisional Jawa, beratap “panggang pe”. Bangunan Anjungan meditasi, berada di tepi kolam pemandian, dirancang mengadopsi bangunan ‘tajuk’, yang bermakna sakral. Situs tersebut ditemukan dan dipugar pada tahun 1925 semasa pemerintah Kolonial Belanda. Secara fisik, bangunan Patirtan terbuat dari batu bata. Dinding bata yang masih asli dan relatif utuh, hanya pada sisi bagian Timur

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==