186 resources/. [74] L. Maulida, “PENERAPAN DATAMINING DALAM MENGELOMPOKKAN KUNJUNGANWISATAWAN KE OBJEK WISATA UNGGULAN DI PROV. DKI JAKARTA DENGAN K-MEANS,” JISKA (Jurnal Inform. Sunan Kalijaga), vol. 2, no. 3, 2018, doi: 10.14421/jiska.2018.23-06. [75] Evita Dwi Oktaviani, “Pemanfaatan Museum Keprajuritan Indonesia sebagai Sumber Belajar Sejarah,” J. Pendidik. Sej., vol. 9, no. 2, 2020, doi: 10.21009/jps.092.04. [76] H. Pradita, “Strategi Pengembangan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Sebagai Media Komunikasi Pendidikan,” AlMisbah (Jurnal Islam. Stud., vol. 6, no. 2, 2018, doi: 10.26555/almisbah.v6i2.2664. [77] E. E. Rohaeti, P. N. N.S, and A. Muharrom, “PROGRAM PENDAMPINGAN BERBASIS KEARIFAN LOKALDESAADAT SENARU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK-ANAK DESA ADAT SENARU,” Abdimas Siliwangi, vol. 2, no. 1, 2019, doi: 10.22460/as.v2i1p30-40.2501. [78] M. Muhtadli, “Pengakuan Desa Adat Sebagai Penyelenggara Pemerintahan Daerah di Indonesia Berdasarkan Asas Otonomi,” Constitutionale, vol. 1, no. 1, 2020, doi: 10.25041/constitutionale. v1i1.2008. [79] F. Arofah, “Kesadaran Kolektif dan Upaya Menuntut Pengakuan Desa Adat: Kasus Masyarakat Adat Sendi di Mojokerto, Jawa Timur,” JISPO J. Ilmu Sos. dan Ilmu Polit., vol. 10, no. 1, 2020, doi: 10.15575/jispo.v10i1.6665. [80] K. N. Setiada, “Desa Adat Legian ditinjau Dari Pola Desa Tradisional,” J. Permukim. Natah, vol. 1, no. 2, 2003. [81] R. A. Windari, “DILEMA HUKUM PENYERTIFIKATAN TANAH AYAHAN DESA DI BALI (Studi Kasus Konflik Adat
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==