15 Kyai Jaluwesi yang mengikuti arah lari Sona Langking kaget ketika mendapat anjingnya telah pulih dari cedera. Melihat hal itu, Kyai Jaluwesi kemudian menamai sumber air itu sebagai Mbelik Panguripan, karena mampu menyembuhkan luka parah yang diderita anjingnya. Permasalahannya, Gua Pindul ini dikelola tiga pihak yang sering kali masing-masing ingin menguasai lahan, yakni Karang Taruna Desa Bejiharjo Karangmojo, Panca Wisata, dan Tunas Wisata. Maka, dibutuhkan peran pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk dapat memediasi dan menyelesaikan sampai tuntas. [11] menjelaskan ketiga pihak tersebut mempunyai daerah kekuasaan masing-masing, karena pintu masuk ke Gua Pindul terdapat tiga pintu masuk. Sehingga cara seperti ini seringkali membuat persaingan di antara tiga pihak. Seperti hasil kajian [12], pembingkaian berita konflik Gua Pindul oleh Kedaulatan Rakyat lebih menekankan pada ketidakjelasan regulasi pemerintah sehingga memunculkan konflik yang bersifat vertikal yaitu antara Edi Purwanto sebagai anggota DPRD yang akan mendirikan Taruna Wisata dengan pengelola lama wisata (Dewa Bejo, Wira Wisata, dan Panca Wisata). Sementara itu, Harian Jogja penekanannya lebih pada konflik antara pengelola wisata (konflik horizontal) karena tidak adanya kerjasama di antara mereka. Oleh karena itu, Kedaulatan Rakyat berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul proaktif mengatasi masalah ini, sementara itu Harian Jogja lebih menekankan pentingnya deklarasi damai dibandingkan penyelesaian masalah melalui jalur hukum. Proses
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==