16 produksi media atas konflik wisata tidak bebas kepentingan, Kedaulatan Rakyat menerapkan sudut pandang strukturalis dan Harian Jogja dengan sudut pandang liberal. Supaya tidak berlarut-larut, Sri Sultan Hamengkubuwono X pun terpaksa turun tangan dan diputuskan mengadakan rekruitmen warga sekitar untuk bekerja dan mengelola Gua Pindul. Ada yang menjadi tukang parkir dan guide menuju obyek wisata. Guide ini standby di pintu masuk menuju Gua Pidul, bahkan ada yang dari Kota Wonosari supaya wisatawan tidak tersesat. Setiap guide yang membimbing wisatawan akan memperoleh upah Rp. 5000,- per wisatawan dari tiga pihak yang mengelola obyek wisata Gua Pindul. Selain itu tidak sedikit para guide diberi ketrampilan Bahasa Inggris oleh Dinas Pariwisata untuk bisa berkomunikasi dengan wisatawan mancanegara. Sebagai bentuk promosi dapat dilakukan melalui media internet (web dan blog) atau media sosial (facebook, twitter, dan yang lain). Selain juga pengenalan Gua Pindul dengan memasang spanduk-spanduk, billboard, ataupun penunjuk jalan, karena sebagian besar wisatawan berasal dari luar daerah bahkan ada yang dari luar jawa. Selain itu, menurut Fauzi (2010) keberadaan Gua Pindul secara tidak langsung memberikan manfaat amenity seperti keindahan, ketenangan, dan sebagainya. Namun, sangat disayangkan para stakeholder masih cenderung memperhitungkan nilai ekonomi atau nilai pasar terhadap barang yang dapat dinilai secara moneter saja. Sedangkan biaya tidak langsung dari manfaat lingkungan belum diperhitungkan, yang tentunya berakibat pada biaya yang
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==