Firman Syah - Mengenal Ragam Potensi Pariwisata

49 keliling kebun, penganekaragaman menu khas Sunda, serta laboratorium dan perpustakaan pertanian. Seperti diketahui, cikal bakal wisata agro ini berawal dari lahan kosong yang dimiliki setiap warga. Mereka diwajibkan untuk menanam pohon belimbing secara turun-temurun sehingga sampai saat ini seluruh warga Kelurahan Karangsari memiliki pohon belimbing, baik hanya beberapa pohon di sekitar rumah maupun di kebun. Hingga saat ini, jumlah pohon belimbing di Kelurahan Karangsari telah mencapai 30.000 pohon. Seluruh produksi buah belimbing sudah disertifikasi oleh Menteri Pertanian (Surat Keputusan Nomor 483/Kpts/LB 240/8/2004 sebagai varietas unggul dan hampir pasokan belimbing di Pulau Jawa berasal dari desa ini. Perbedaan dengan belimbing daerah lain adalah buah yang besar, berwarna kuning kemerahan, memiliki kadar air yang tinggi, dan memiliki rasa yang manis. Namun, hasil ini akan berbeda ketika ditanam di luar Kelurahan Karangsari. Melalui wisata agro ini juga berdampak pada mata pencaharian baru warga lokal. Di antaranya pedagang belimbing, pedagang oleh-oleh, pemandu wisata, tukang parkir, dan lain-lain. Intinya, kerjasama semua warga di Kelurahan Karangsari dapat membuat wisatawan merasa nyaman selama berkunjung. Seperti halnya yang dilakukan Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Dengan potensi wisata alam yang besar, pemerintah pun menetapkan beberapa desa wisata. Baik itu di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, maupun perikanan. Di samping juga memiliki potensi wisata minat khusus

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==