Firman Syah - Mengenal Ragam Potensi Pariwisata

74 akan berdampak negatif pada obyek wisata yang bersangkutan. Sebagai peninggalan sejarah yang masuk dalam daftar keajaiban dunia di masa lampau ini sudah sepatutnya dijaga. Karena kondisi saat ini sangat disayangkan dengan banyak kehancuran yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Peraturan yang tidak konsisten, papan informasi yang tidak tertata dengan baik, pertumbuhan PKL yang tidak terkendali, penataan parkir yang semrawut, sirkulasi yang tidak jelas dan pengunjung yang berlebih memberi beban bagi Candi Borobudur. Tentu saja ini menimbulkan masalah bagi keberlangsungan pelestarian Candi Borobudur karena eksploitasi ekonomi yang berlebihan pada Candi Borobudur. Masih terkait kepuasan wisatawan, karena destinasi candi masuk kategori jasa, maka sangat rentan akan nilai kualitas. Untuk itu, kualitas interaksi antara pengelola dengan wisatawan memberikan pengaruh besar. Salah satunya santun untuk berbahasa yang dilakukan pemandu wisata kepada wisatawan Jepang di Candi Prambanan. Perasaan yang muncul dari wisatawan saat melakukan komunikasi menjadi alat yang dapat meningkatkan hasil yang ingin dicapai serta mendorong perilaku wisatawan selanjutnya. Sehingga perlu memperhatikan simbol-simbol komunikasi verbal berupa suara (lisan) atau tanda-tanda berupa tulisan dan non-verbal berupa gesture (gerak tubuh). Terlihat para pemandu wisata sudah menerapkan prinsip kesantunan berbahasa. Namun secara konsisten dapat dipertahankan supaya tidak terjadi pelanggaran prinsip kesantunan yang berakibat pada kesalahpahaman di antara para pemandu wisata dan wisatawan (Atiqah dan Slindri, 2018). Kondisi

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==