Firman Syah - Mengenal Ragam Potensi Pariwisata

76 masa lampau, Cirebon pernah menjadi jalur sutra perdagangan dari berbagai bangsa yang datang dari China, India, Turki, Persia dan Timur Tengah, untuk melakukan transit di Pelabuhan Cirebon. Keberadaan tiga keraton di Kota Cirebon memiliki nilai sejarah yakni sejalan dengan perkembangan ajaran Islam di tatar Sunda. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) merupakan keponakan Haji Abdullah Imam (Walangsungsang) dengan gelar Pangeran Cakrabuana, pendiri kerajaan Pakungwati di Cirebon dan kemudian kerajaan diserahkan kepada Syarif Hidayatullah (sebagai sultan pertama di kerajaan Cirebon). Kemudian terpecah menjadi Kesultanan Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Dan hingga saat ini ketiga keraton masih tetap menjaga tradisi melalui kegiatan ritual Panjang Jimat (RPJ), sebagai puncak acara dalam memperinagati kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW (muludan). Ketiga keraton juga memiliki kehkasan yang berbeda, sehingga memiliki peluang Kota Cirebon menjadi daerah tujuan wisata keraton. Beberapa peninggalan budaya Hindu-Budha di Kota Cirebon dengan adanya prasasti Huludayeuh di Desa Cikalang Kacamatan Sumber, patung Budha di daerah Talaga, situs Pejambon di Kelurahan Pejambon, dan artefak di Gua Sunyaragi. Di Keraton Kasepuhan dapat dilihat pada beberapa bangunan, seperti pintu gerbang berupa Candi Bentar dan Arca Nandi di taman keraton. Masyarakat Kota Cirebon yang merupakan akulturasi suku Sunda dan Jawa dengan beberapa bangsa asing yang pernah hadir menyebabkan masyarakat Kota Cirebon memiliki kekayaan dan keragaman budaya. Untuk itu, pemasaran

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==