16 berikutnya. Perbedaan ini sedemikian tajam sehingga dapat dikatakan sebagai bertolak belakang. Tanah berbutir kasar atau nonkohesif mempunyai karakter ukuran butir dominan yang lebih besar dibanding ukuran 0.074 mm, biasanya kekuatannya tidak begitu terpengaruh oleh banyak atau sedikitnya air pada pori-porinya, pada umumnya butir-butirnya seragam, mempunyai permeabilitas yang besar, sifat kemampumampatan yang besar dan seketika. Tanah kohesif mempunyai butir-butir dominan kurang dari 0.074 mm. Apabila butiran tanah menyatu pada saat kering, diperlukan gaya untuk memisahkannya, maka tanah tersebut dikatakan sebagai tanah kohesif. Kekuatan tanah kohesif sangat terpengaruh oleh banyak atau sedikitnya air pada tanah tersebut. Pada umumnya ukuran, jenis dan bentuk butirnya cukup bervariasi, permeabilitasnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan tanah berbutir kasar, sifat kemampumampatannya kecil dan memerlukan waktu yang lama. Sebagai tambahan, karena kekuatan tanah kohesif dipengaruhi oleh adanya air pada tanah tersebut, maka ada suatu fenomena pada tanah kohesif yaitu batas-batas Atterberg yang akan dijelaskan dalam bab berikutnya. Di alam, tanah hampir selalu merupakan campuran antara butir kasar dan butir halus dngan berbagai prosentase. Untuk mengetahui jenis tanah yang lebih siatematis, ahli mekanika tanah akan menggunakan cara yang disebut klasifikasi tanah. Jadi klasifikasi digunakan untuk mengetahui tata nama tanah. Ada beberapa cara klasifikasi, sesuai dengan kebutuhan
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==