Imam Hariadi Sasongko - Mekanika Tanah 1

39 5. Apabila tanah sudah merapat kembali sepanjang 12.7 mm (1/2 inchi), hentikan pengujian, catat jumlah ketukannya. 6. Ambil contoh tanah, masukan ke dalam container yang sudah ditimbang, masukkan ke dalam oven, panaskan selama minimal 16 jam pada suhu 110±1°C. 7. Setelah dikeluarkan dari dalam oven, masukkan container+ tanah panas ke dalam desiccator nonvacuum sampai diperoleh berat tetap, kemudian timbang. 8. Percobaan diatas dilakukan minimal sebanyak 4 kali dengan kadar air yang berbeda. 9. Setelah diperoleh nilai kadar airnya, kemudian buat grafik hubungan antara kadar air (y) dengan jumlah ketukan dalam kertas skala semi-log (x). Grafik ini secara teoritis merupakan garis lurus. 10. Kadar air pada jumlah ketukan 25 kali tersebut disebut sebagai nilai batas cair. 2.4.4. Grafik Hasil Uji Batas-Batas Atterberg Gambar berikut merupakan grafik hubungan antara perubahan kadar air dengan perubahan volume total tanah butir halus pada kedudukan batas susut, batas plastis, dan batas cair. Batas-batas Atterberg sering digunakan secara langsung dalam spesifikasi, dengan tujuan untuk mengontrol tanah yang akan digunakan untuk membangun struktur urugan tanah (Hardiyatmo, 2002).

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==