Ina Sukaesih - Langkah Praktis Menerjemahkan

85 6.1.2 Model Asemen Kualitas Terjemahan Nababan dkk. Nida dalam Malmkjaer (2007: 22) menekankan pada tiga kriteria dalam menilaikualitas terjemahan, yang dinyatakan sebagai berikut: Three fundamental criteria are basic to the evaluation of all translating, and in different ways help to determine the relative merit of particular translations. These are: (1) general efficiency of the communication process, (2) comprehension of intent, and (3) equivalence of response. Kriteria yang disajikan bersifat kualitatif yang cenderung subjektif, standar dan nilai reliabilitasnya masih perlu pertimbangan. Nababan (2012: 42) menyatakan bahwa penerjemahan merupakan transfer makna dari bahasa sumber (source language) ke bahasa sasaran (target language) dengan keakuratan pesan, keberterimaan, dan keterbacaan. Ketiga faktor yang terdapat dalam produk terjemahan tersebut dikenal sebagai kualitas penerjemahanyang bisa menjadi tolok ukur atau kriteria baik tidaknya suatu produk terjemahan. Sementara Schiaffino dan Zearo (2015: 2) menyebutkan tentang dua sistem dalam penilaian kualitas terjemahan yang digunakan, sebagai : (a) argumentation-centred systems dan (b) quantitative-centered systems. Sistem pertama bertumpu pada penilaian kualitatif, argumentasi, sedangkan argumentasi merupakan hal yang lebih individual dan relatif dibandingkan dengan sistem kuantitatif. Kelebihan sistem kuantitatif juga disampaikan sebagai berikut : ”The advantage of quantitative-centered methods is that

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==