88 TSa : ‘Permainan itu selesai sudah.’ Terjemahan memiliki keakuratan pesan karena makna setiap kata dari TSu dialihkan dengan akurat ke dalam TSa. ‘The game’ dialihkan menjadi ‘permainan itu’; ‘is over’ dialihkan menjadi ‘selesai sudah’. 2. TSu: ‘She could barely eats.’TSa: ‘Dia tidak bisa makan.’ Hasil terjemahan kurang memiliki keakuratan. Kata ‘she’ diterjemahkan secara akuratdengan kata ‘dia’; ‘eats’ dengan kata ‘makan’; Namun kata ‘barely’ dengan terjemahan‘tidak bisa’ kurang tepat, seharusnya ‘hampir tidak bisa’. 3. TSu:’Let’s call it a day.’ TSa:’Mari kita sebut satu hari.’ Hasil terjemahan tidak akurat. Terjemahan ‘sebut satu hari’ sama sekali tidak mengalihkan makna yang terkandung dalam ‘call it a day’. Terjadi distorsi makna yang desebabkan oleh kesalahan penerjemahan frasa ‘call it a day’ yang merupakan idiom. Sebagaimana kita ketahui bahwa makna idiom tidak bisa dilihat dari arti kata-per-katadi dalamnya. Idiom memiliki kesatuan arti yang mungkin menyimpang dari arti kata sebenarnya. 6.1.2. 2 Aspek Keberterimaan Keberterimaan hasil terjemahan terkait dengan kelaziman dan kaidah kebahasaan yang digunakan dalam bahasa sasaran. Hal ini mengacu pada seberapa tepat penerjemah menggunakan kata, frasa, atau kalimat dengan mengikuti kaidah-kaidah dalam Bsa. Seperti aspek keakuratan, untuk keberterimaan, Nababan menggunakan unsur parameter kuantitatif
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==