6 perspektif, pendekatan, strategi dan realita sosial dalam merumuskan apa itu penerjemahan. Terdapat sebagian pakar yang menelaah dari perspektif ideologi (foreignisasi vs domestikasi), atau perspektif cara penerjemahan (humanistic translation vs machine translation), sebagian lagi melihat dari orientasi yang digunakan (author centered vs reader centered), dan ada yang melihat dari jenis pendekatan yang digunakan (Sociolinguistic, SFL, or Structuralist linguistics), bahkan sebagian lagi menekankan dari sisi sains yang melatar belakangi (Linguistic science vs Congnitive science). Sebagaimana yang dijelaskan Hatim (1993:17) “Translating involves a conflict of interests, it is all a question of where one’s priorities lie”. Bagi Hatim penerjemahan itu sarat dengan konflik kepentingan, semuanya tergantung pada prioritas individu, misalnya untuk penerjemahan teks kitab suci, kesetiaan terhadap naskah asli adalah sangat penting. Tetapi untuk jenis penerjemahan lain, sisi pembaca bisa saja menjadi perhatian penting. Oleh karenaitu, hasil terjemahan selayaknya disesuaikan dengan pengetahuan pembaca. Di bawah ini dapat dilihat tiga contoh hasil terjemahan cerita “The parable of the labourers in the vineyard” yang menggambarkan perbedaan orientasi terkait nilai tukar mata uang (currency), seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==