13 natural yang paling dekat dari pesan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, baik dari dimensi makna maupun dimensi gaya bahasa. ( “Translation consists of reproducing in the receptor language the closest natural equivalance of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style” ). Dengan demikian model komunikasi dalam penerjemahan tidak hanya sekedarmengalihkan pesan dari teks Bsu ke dalam teks Bsa, tetapi bagaimana penerjemah merekonstruksi dan mengungkapkan kembali pesan yang serupa, baik dalam hal makna maupundari sisi gaya bahasa. Dengan kata lain, seorang penerjemah dapat dianggap sebagai komunikator yang berhasil apabila respon pembaca Bsasetara/sama dengan respons pembaca Bsu, akan tetapi jika pengalihan pesan tidak akurat, atau tidak berterima, maka akan terjadi gangguan “noise” atau distorsi komunikasi. Model komunikasi dalam penerjemahan, alurnya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 1.1 Model komunikasi Penerjemahan
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==