Ina Sukaesih - Langkah Praktis Menerjemahkan

45 budaya Bahasa Sumber atau bahasa pengarang asli karena menggarap budaya tersebut dalam teks terjemahan akan bermanfaat bagi masyarakat.Dalam penerjemahan dengan ideologi foreinisasi, penerjemah akan menggunakan metode penerjemahan kata demi kata (word-to-word translation), penerjemahan harfiah (literal translation), penerjemahan setia (faithful translation), dan penerjemahan semantic (semantic translation). Dalam persoalan ini, Hoed (2006:87) juga mempertegas bahwa ideologi foreinisasi adalah penerjemahan yang betul, berterima, dan baik sesuai dengan selera dan harapan pembaca dengan menghadirkan budaya BSu dan kehadiran BSu memberikan manfaat untuk pembaca. Fenomena dan budaya asing dipertahankan untuk memberikan pengetahuan melalui forenisasi. Forenisasi juga digunakan untukmempertahankan referensi budaya teks sumber, nilai – nilai budaya, dan sebagai pembelajaran lintas budaya. Ideologi ini bertolak belakang dengan domestikasi yangberusaha tidak menghadirkan sesuatu yang asing kepada pembaca target. Berikut adalah contoh terjemahan dengan ideologi forenisasi. Teks Sumber Teks Sasaran When he was nearly thirteen, my brother Bob got his arm badly broken at the elbow. When it healed, and Bob’s fears of never being able to play football were assuaged, he was seldom self- conscious about his injuries. Ketika hampir berusia tiga belas tahun, tangan abangku, Bob, patah di bagian siku. Setelah sembuh, dan ketakutan Bob bahwa dia tidak akan pernah bisabermain football menghilang, diajarang menyadari cederanya.

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==