54 (Bsa). Metode penerjemahan harfiah ini terlepas dari konteks. Penerjemah biasanya memulai menerjemahkan teks sumber seperti cara menerjemahkan kata-demi kata, tetapi dia kemudian menyesuaikan susunan kata-katanya dengan tata bahasa sasaran. Berikut adalah beberapa contoh dari hasil terjemahan harfiah: Tsu : This oil contains low fats but high calories. Tsa : Minyak ini mengandung lemak rendah tetapi berkalori tinggi. Frasa “This oil‘ sudah diterjemahkan sesuai dengan struktur bahasa Indonesia menjadi “Minyak ini” dan frasa “low fats” sudah diterjemahkan menjadi “lemak rendah” dengan cukup baik dan berterima, walaupun sebenarnya kata “yang” bisa disisipkan, sehinggaterjemahannya menjadi “lemak yang rendah”. Demikian pula dengan frase “high calories” yang sudah diterjemahkan secara harfiah sesuai dengan struktur frasa dalam bahasa Indonesia menjadi “berkalori tinggi”. Awalan ber- sebenarnya memiliki makna “mengandung” yang selaras dengan kata kerja “contains” dalam teks sumber. 3. Metode Setia (Faithful Translation) Metode penerjemahan setia (faithful translation) digunakan oleh penerjemah ketika dia berusaha mereproduksi makna kontekstual dari teks asli dengan tepat dalam batasan-batasan struktur gramatikal teks sasaran (Newmark, 1988 : 46). Dalam proses penerjemahannya, kata-kata yang bermuatan nilai budaya diterjemahkan berdasarkan kontekstual dengan cara memelihara
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==