56 4. Metode Semantis (Semantic Translation) Penerjemahan semantis (semantic translation) lebih luwes daripada penerjemahansetia. Penerjemahan setia lebih kaku dan tidak kompromi dengan kaidah bahasa sasaranatau lebih terikat dengan bahasa sumber, sedangkan penerjemahan semantis lebih fleksibel dengan bahasa sasaran (Newmark, 1988 : 46; Machali, 2000 : 52). Berbeda dengan penerjemahan setia, penerjemahan semantis harus mempertimbangkan unsur estetik teks bahasa sumber dengan cara mengompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran. Perhatikan contoh berikut: Tsu : He is a book-worm. Tsa : Dia seorang kutu buku. Pada kalimat di atas, frasa “book-worm” diterjemahkan secara fleksibel sesuai dengan konteksbudaya dan batasan fungsional yang berterima dalam bahasa sasaran. Makna dari ungkapan diatas adalah bahwa Dia (laki-laki) adalah seorang yang sangat suka membaca (bookaholic). Orang yang gila membaca dalam budaya masyarakat barat dikenal dengan ‘a book-worm‘, sedangkan dalam budaya masyarakat timur, misalnya di Indonesia, orang yang hobinya membaca itu disebut “kutu buku”. Kata “worm” yang bermakna “cacing” dalam konteks budaya barat sepadan dengan kata “kutu” dalam konteks budaya timur karena dua kata yang berbeda itu merujuk pada benda yang maknanya sama, yaitu seekor binatang kecil sejenis ulat yang hidup dalam buku dan memakan kertas
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==