Ina Sukaesih - Langkah Praktis Menerjemahkan

57 sehingga membentuk lubang-lubang kertas. 5. Metode Saduran (Adaptation) Newmark (1988) menyatakan bahwa metode saduran atau metode adaptasi inidisebut dengan metode penerjemahan yang paling bebas (the freest form of translation) dan paling dekat dengan bahasa sasaran (p. 46). Istilah saduran dapat diterima jika penyadurannya itu tidak mengorbankan tema, karakter atau alur cerita teks sumber. Metode penerjemahan adaptasi ini banyak digunakan untuk menerjemahkan puisi dan drama. Dalam proses penerjemahan adaptasi ini terjadi peralihan budaya bahasa sumber ke bahasa sasaran dan teks sumber itu ditulis kembali, kemudian diadaptasikanke dalam teks sasaran. Jika seorang penyair menyadur atau mengadaptasi sebuah naskah drama untuk dimainkan, maka dia harus mempertahankan semua karakter dalam naskah asli dan alur ceritanya harus tetap dipertahankan. Salah satu contoh saduran yang terkenal adalah drama karya Shakespeare yangberjudul “Machbeth” yang telah diadaptasi oleh penyair W.S. Rendra. Dalam karya saduran ini beliau tetap mempertahankan semua karakter cerita dalam naskah aslinya dan alur ceritanya, tetapi dialognya sudah beliau sadur dan sesuaikan dengan budaya Indonesia (Machali, 2000, p. 53). Menurut Hoed (2006) metode adaptasi, unsur budayadalam bahasa sumber disulih dengan unsur budaya dalam bahasa sasaran. Dalam ceritabinatang atau fabel, misalnya, tema, alur, dan moralnya dipertahankan, namun tokoh- tokohnya disulih dengan tokoh-tokoh lokal, seperti rubah

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==