Lidya Pawestri - Mahir Menerjemahkan Teks Akademik (Edisi Re

i

ii

iii MUDAH MENERJEMAHKAN TEKS AKADEMIK (EDISI REVISI) Lidya Pawestri Ayuningtyas Ina Sukaesih

iv

v MUDAH MENERJEMAHKAN TEKS AKADEMIK (EDISI REVISI)

vi Hak Cipta Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta • Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). • Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). • Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/ a tau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ a tau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). • Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

vii MUDAH MENERJEMAHKAN TEKS AKADEMIK (EDISI REVISI) Lidya Pawestri Ayuningtyas Ina Sukaesih Penerbit PNJ Press Anggota APPTI No: 001.004.1.06.2018

viii MUDAH MENERJEMAHKAN TEKS AKADEMIK (EDISI REVISI) Lidya Pawestri Ayuningtyas Ina Sukaesih Editor Nunung Martina, Arliandy Pratama Desain Sampul & Tata Letak Dimas Surya Perdana Penerbit PNJ Press Gedung Q, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. G.A. Siwabessy, Kampus Baru UI, Depok Cetakan Pertama, November 2021 ISBN : 978-623-7342-77-9 Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

ix PRAKATA Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya penulisan edisi revisi buku ajar “Mudah Menerjemahkan Teks Akademik” dapat diselesaikan. Buku ajar ini mengenalkan teks akademik seperti artikel jurnal ilmiah dan tugas akhir (skripsi, tesis, disertasi), juga menjelaskan struktur tulisan akademik, serta bagaimana cara mudah menerjemahkan artikel jurnal ilmiah dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Edisi revisi ini dibuat untuk memutakhirkan latihan bagi para mahasiswa serta menambah jumlah latihan. Buku ini disusun dengan maksud memudahkan pembaca dalam menerjemahkan teks akademik dan akan dikembangkan terusmenerus sehingga saran dan masukan dari rekan pembaca sangat dibutuhkan. Depok, April 2021 Penyusun

x

xi DAFTAR ISI Prakata Daftar Isi Daftar Gambar Pendahuluan Bab 1. Jenis- Jenis Teks Akademik Bab 2. Struktur Teks Akademik Bab 3. Ideologi, Metode, dan Teknik Penerjemahan Teks Akademik Bab 4. Struktur Kalimat dalam Teks Akademik Bab 5. Penerjemahan Abstrak Teks Akademik Bab 6. Penerjemahan dalam Teks Akademik Bagian Pendahuluan Bab 7. Penerjemahan dalam Teks Akademik Bagian Tinjauan Literatur dan Metode Penelitian Bab 8. Penerjemahan dalam Teks Akademik Bagian Hasil dan Pembahasan Bab 9. Penerjemahan dalam Teks Akademik Bagian Kesimpulan Bab 10. Penerjemahan dalam Teks Akademik Bagian Implikasi dan Rekomendasi Daftar Pustaka Biografi Singkat ix xi xii xiii 1 5 11 17 23 43 65 95 115 127 138 144

xii DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. QR Code Google Scholar Gambar 2.2. QR Code Directory of Open Access Journals Gambar 2.3. QR Code Garuda Ristekdikti Gambar 2.4. QR Code Taylor & Francis Open Access Journals Gambar 2.5. QR Code Elsevier Open Access Journals 7 7 8 9 9

xiii PENDAHULUAN Buku ini disusun untuk mengisi kekosongan buku ajar mengenai penerjemahan teks akademik di Politeknik Negeri Jakarta. Namun, buku ini disusun pula bagi mereka yang ingin mendalami praktik penerjemahan teks akademik terutama dari bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris. Buku ini pun bisa juga dijadikan rujukan tambahan bagi mereka yang ingin mengenal apa itu naskah akademik. Hanya saja, buku ini tidak membahas sama sekali mengenai cara penulisan artikel atau tulisan ilmiah. Bab pertama buku ini mengenalkan mengenai jenis-jenis teks akademik dan diikuti dengan bab mengenai struktur atau format teks akademik. Sebelum menerjemahkan, seorang penerjemah harus familiar dengan teks akademik yang akan diterjemahkan olehnya. Dalam bab dua ini ditambahkan pula mengenai situs-situs di mana pembaca dapat membaca artikel jurnal ilmiah secara legal. Bab ketiga buku ini berisi penjelasan singkat mengenai ideologi, metode, dan teknik penerjemahan teks akademik. Bab empat membahas struktur kalimat dalam teks akademik yang khas. Dalam bab ini, tenses dan kalimat aktif dan pasif, anafora, sinonim, penggunaan subjek, dan transisi dibahas. Bab lima sampai dengan sepuluh membahas penerjemahan abstrak, pendahuluan, tinjauan literatur dan metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta bagian implikasi dan rekomendasi. Hal ini untuk memudahkan pembaca memahami dan akhirnya dapat menerjemahkan teks akademik secara runut.

xiv

1 Bab 1 Jenis- Jenis Teks Akademik Bagi para mahasiswa, teks akademik adalah teks yang paling sering dibaca. Teks akademik yang dibaca oleh mahasiswa bisa berupa buku ajar, diktat, hingga artikel konferensi atau artikel jurnal ilmiah. Karya tulis yang dibuat oleh mahasiswa seperti makalah, esai, laporan pelatihan industri, proposal skripsi, hingga skripsi pun merupakan contoh dari teks akademik. Teks akademik yang baik adalah teks akademik yang dibaca oleh dan bermanfaat untuk orang banyak. Mempublikasikan teks akademik adalah cita-cita hampir seluruh penulis teks akademik. Mereka bisa menerbitkannya antara lain di media massa, konferensi, jurnal ilmiah, atau menjadi buku teks (textbook). Namun, menerbitkan jurnal ilmiah kini tidak lagi terbatas geografi atau bahasa. Di sinilah diperlukan peran penerjemah untuk menerjemahkan teks akademik dari bahasa sumber (BSu) ke bahasa sasaran (BSa). Perlu diingat pula bahwa dalam menerbitkan artikel dalam konferensi atau jurnal ilmiah, atau bahkan tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan disertasi, bagian abstrak pada umumnya harus ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa asing, umumnya bahasa Inggris. Judul karya tulis ilmiah pun terkadang ikut pula diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Teks akademik adalah jenis teks yang berbeda dengan teks lain. Ciri-ciri dari akademik teks menurut situs dari The University

2 of Sydney ("Types of Academic Writing," 2019) adalah deskriptif, analitis, persuasif, dan kritis. A. Deskriptif Menyajikan fakta atau informasi adalah tujuan dari teks deskriptif. Contoh dari teks deskriptif dalam bidang akademik adalah ringkasan sebuah artikel ilmiah atau laporan hasil sebuah eksperimen. B. Analitis Sangat sedikit teks dalam tingkat perguruan tinggi yang merupakan murni teks deskriptif. Teks akademik mencakup pula teks analitis, yaitu jenis teks yang merupakan teks deskriptif, namun penulis mengelompokkan fakta-fakta dan informasi yang tersedia ke dalam kategori, grup, bagian, tipe, atau jenis hubungannya. Terkadang, kategori-kategori atau hubungan ini merupakan sebagian dari sebuah disiplin ilmu, namun penulis mengelompokkan kembali sehingga sesuai dengan teks yang akan ia tulis. Contohnya, jika penulis membandingkan dua teori, penulis mungkin akan memngelompokkannya ke dalam beberapa bagian. Misal, bagaimana tiap teori berhubungan engan konteks sosial, bagaimana tiap teori berhubungan dengan pembelajaran bahasa, dan bagaimana tiap teori dapat digunakan dalam praktiknya.

3 Contoh teks akademik yang merupakan teks analitis adalah tulisan yang menganalisis, membandingkan, menghubungkan, dan membahas sebuah atau lebih ide atau masalah. C. Persuasif Hampir di seluruh penulisan akademik, penulis diharuskan untuk setidaknya satu langkah lebih jauh dari penulisan analitis, yaitu penulisan persuasif. Menulis teks persuasif mencakup seluruh fitur penulisan analitik (yaitu, informasi dan pengorganisasian kembali informasi), dengan tambahan sudut pandang penulis sendiri. Sebagian besar esai bersifat persuasif, dan ada elemen persuasif dalam artikel ilmiah, yaitu setidaknya di bagian diskusi dan kesimpulan. Sudut pandang dalam penulisan akademik dapat mencakup argumen, rekomendasi, interpretasi dari temuan atau evaluasi karya orang lain. Dalam tulisan persuasif, setiap klaim yang penulis buat perlu didukung oleh beberapa bukti, misalnya referensi untuk temuan penelitian atau sumber yang dipublikasikan. Jenis-jenis teks persuasif meliputi bagian argument, evaluasi, diskusi, dan memilih posisi atau sudut pandang dalam menulis. D. Kritis Menulis kritis merupakan sesuatu yang umum untuk penelitian, tingkat pascasarjana, dan mahasiswa sarjana tingkat lanjut. Penulisan kritis memiliki semua fitur penulisan persuasif, dengan elemen tambahan setidaknya dari satu sudut pandang lain. Jika menulis persuasif mengharuskan penulis untuk

4 memiliki sudut pandangnya sendiri tentang suatu masalah atau topik, penulisan kritis mengharuskan penulis untuk mempertimbangkan setidaknya dua sudut pandang, termasuk milik penulis sendiri sendiri. Misalnya, penulis dapat menjelaskan interpretasi atau argumen dari seorang peneliti dan kemudian mengevaluasi manfaat argumen tersebut, atau memberikan interpretasi alternatif penulis itu sendiri. Contoh tugas penulisan kritis adalah termasuk kritik artikel jurnal, atau tinjauan literatur yang mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penelitian yang ada. Tugas Bab 1 1. Teks akademik apa sajakah yang pernah kalian baca selama masa perkuliahan? 2. Apa saja ciri-ciri dari teks akademik yang pernah kalian baca? Apakah termasuk deskriptif, analitis, persuasif, atau kritis? 3. Apa saja ciri-ciri dari teks akademik yang pernah kalian tulis selama menjadi mahasiswa? Apakah termasuk deskriptif, analitis, persuasif, atau kritis?

5 Bab 2 Struktur Teks Akademik 2.1. Struktur Teks Akademik Secara garis besar, struktur teks akademik berupa pendahuluan, isi, dan penutup. Namun, hal ini bisa berbedabeda tergantung dengan jenis dari teks akademik seperti yang sudah dibahas di bab pertama. Pada artikel jurnal ilmiah berbahasa Indonesia, bagian awal selalu dimulai dengan abstrak yang ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Jika artikel tersebut ditulis dalam bahasa Inggris, bahasa yang digunakan dalam abstrak pun adalah bahasa Inggris. Abstrak diikuti dengan bagian pendahuluan (introduction) yang memuat latar belakang masalah yang dibahas dalam artikel tersebut. Biasanya, diikuti juga dengan rumusan masalah yang dapat merupakan kalimat tanya. Bagian pendahuluan diikuti dengan bagian tinjauan literatur (literature review) yang memuat ringkasan dari teori-teori, artikel ilmiah serupa, dan teks pendukung lain. Bagian ini diikuti oleh metode penelitian (methods) hasil dan pembahasan (result and discussion). Bagian kesimpulan (conclusion) merupakan bagian terakhir yang biasanya memuat bagian implikasi dan rekomendasi (implication and recommendation). Meskipun artikel jurnal ilmiah memiliki struktur seperti ini, namun tiap jurnal memiliki format penulisannya tersendiri.

6 Misalnya, pada jurnal New Writing (https://www.tandfonline.com/toc/rmnw20/current) yang diterbitkan oleh Taylor and Francis, artikel yang diterbitkan memiliki format atau tata letak (layout) bebas sesuai kehendak penulis. Sementara itu, pada skripsi, tesis, dan disertasi, format pada tugas akhir tersebut berbeda dengan artikel jurnal ilmiah. Terdapat bab-bab di dalam tugas akhir tersebut dan didahului dengan abstrak atau ringkasan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Bab pertama adalah pendahuluan, diikuti dengan tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan terakhir adalah kesimpulan dan saran. 2.2. Membaca Artikel Jurnal Ilmiah Dengan internet, kini jurnal ilmiah dapat diakses dan dibaca secara daring (online). Terdapat beberapa cara untuk membaca artikel jurnal ilmiah secara gratis, salah satunya dengan mengakses situs-situs berikut ini: 1. Google Scholar (https://scholar.google.com/) dengan memasukkan kata kunci yang ingin dicari dan klik tombol bertanda kaca pembesar. Silakan pindai QR code di bawah ini untuk mengakses Google Scholar.

7 Gambar 2.1. QR Code Google Scholar 2. Directory of Open Access Journals (https://doaj.org/). Karena bersifat open access, artikel pada jurnal yang terindeks di DOAJ dapat dibaca secara gratis. Sama seperti Google Scholar, masukkan kata kunci untuk mencari artikel jurnal yang ingin dibaca. Silakan pindai QR code di bawah ini untuk mengakses Directory of Open Access Journals. Gambar 2.2. QR Code Directory of Open Access Journals 3. Garba Rujukan Digital/Garuda (http://garuda.ristekdikti.go.id/). Laman ini menyediakan jurnal yang diterbitkan di Indonesia,

8 baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Masukkan kata kunci yang ingin dicari. Silakan pindai QR code di bawah ini untuk mengakses Garuda Ristekdikti. Gambar 2.3. QR Code Garuda Ristekdikti 4. Taylor & Francis Open Access Journals (https://www.tandfonline.com/openaccess). Meskipun biasanya berbayar, penerbit besar ini menyediakan juga artikel-artikel jurnal ilmiah yang bersifat open access. Masukkan kata kunci yang ingin dicari pada kotak pencari yang tersedia di laman ini, lalu tekan tombol bertanda kaca pembesar untuk mencari artikel yang sesuai. Silakan pindai QR code di bawah ini untuk mengakses Taylor & Francis Open Access Journals.

9 Gambar 2.4. QR Code Taylor & Francis Open Access Journals 5. Elsevier Open Access Journals (https://www.elsevier.com/about/open-science/openaccess/open-access-journals). Sama seperti Taylor & Francis, Elsevier juga menyediakan jurnal open access. Silakan pilih judul jurnal yang tersedia di laman ini dan klik pada judul tersebut untuk membaca artikel-artikel yang diinginkan. Silakan pindai QR code di bawah ini untuk mengakses Elsevier Open Access Journals. Gambar 2.5. QR Code Elsevier Open Access Journals

10 6. Gunakan situs perpustakaan di universitas atau institusi Anda untuk mencari dan membaca artikel pada jurnal yang telah dilanggan oleh institusi Anda. 7. Saat ini, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia memiliki akses ke jurnal yang telah dilanggan. Anda bisa masuk ke https://e-resources.perpusnas.go.id/ untuk mendaftar sebagai anggota dan mengakses artikel, tesis, disertasi, dan teks akademik lain. Tugas Bab 2 1. Bukalah salah satu laman yang tersedia di subbab 2.2, masukkan kata kunci yang telah ditentukan oleh dosen kalian. 2. Pilih salah satu artikel, baca bagian abstrak dalam bahasa Inggris. 3. Bukalah situs garuda.ristekdikti.go.id, masukkan kata kunci yang telah ditentukan oleh dosen kalian. 4. Pilih salah satu artikel, baca bagian abstrak dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

11 Bab 3 Ideologi, Metode, dan Teknik Penerjemahan Teks Akademik 3.1. Ideologi Penerjemahan Teks Akademik Cronin (2003) dalam Fawcett and Munday (2009) menyebutkan bahwa dalam studi penerjemahan, ideologi dan bahasa dari Eropa barat mendominasi sehingga menciptakan ketidakseimbangan dengan bahasa-bahasa yang lebih jarang digunakan (h. 140). Tulisan ilmiah kini diproduksi untuk dikonsumsi oleh masyarakat internasional dengan bahasa Inggris sebagai lingua franca (Olohan, 2009). Jumpelt (1961) dalam Olohan (2009) menyebutkan bahwa bentuk yang sederhana, jelas, dan tepat adalah ketentuan dasar dalam menerjemahkan teks ilmiah dan teknis. Hasil terjemahan harus terbaca seperti teks dalam bidang yang sama yang ditulis dalam bahasa sasaran, serta pilihan stilistika ditentukan oleh bahasa sasaran dan tujuan penerjemahan. Menurut Ilynska, Ivanova, and Senko (2016), hal di bawah ini yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan bahasa ilmiah: a. Sifat interdisipliner dalam wacana ilmiah b. Domain linguistik internet yang muncul; c. Perkembangan retorika digital;

12 d. Perkembangan teks ilmiah populer yang menghasilkan hibridisasi (persilangan) genre; e. Peralihan dari gaya bahasa formal menjadi gaya bahasa sehari-hari (colloquial). Hal ini menunjukkan bahwa menerjemahkan teks akademik dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris harus memperhatikan gaya bahasa dan format yang umum digunakan dalam bahasa sasaran. Termasuk apakah diterjemahkan ke dalam penulisan dalam British English atau American English. Hal ini pun harus diperhatikan pula jika ingin menerjemahkan teks dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Penerjemah pun harus familier dengan gaya bahasa dan format teks akademik dalam bahasa sasaran. 3.2. Metode Penerjemahan Teks Akademik Dalam menerjemahkan teks akademik, perlu diperhatikan bahwa yang dibutuhkan adalah menyesuaikan dengan bahasa sasaran dan target pembaca. Newmark dalam bukunya A Textbook of Translation (1988) menjelaskan metode yang digunakan dalam penerjemahan yang ditekankan pada dua hal, yaitu bahasa sumber dan bahasa sasaran. Metode yang menekankan pada bahasa sumber adalah: a. Word-for-word translation

13 Penerjemahan BSa dilakukan kata per kata tepat di bawah kBSu menggunakan arti kata yang paling umum digunakan. b. Literal translation Secara gramatika mengikuti ekuivalensi terdekat dalam BSa, namun kata per kata tetap diterjemahkan seperti dalam word-for-word translation. c. Faithful translation Metode ini mencoba untuk mereproduksi makna kontekstual yang tepat dari BSu dalam batasan struktur tata bahasa BSa. d. Semantic translation Metode ini lebih menekankan nilai estetika daripada faithful translation dari BSu sehingga tidak ada permainan kata atau pengulangan pada BSa. Sementara itu, metode yang menekankan pada bahasa sasaran adalah a. Adaptation Metode penerjemahan yang paling bebas. Biasanya digunakan terutama untuk drama (komedi) dan puisi; tema, karakter, dan plot biasanya dipertahankan, budaya dalam BSu dikonversi ke budaya BSa dan teks ditulis ulang. b. Free translation

14 Metode ini memproduksi konten dengan bentuk yang berbeda dari bentuk aslinya. Terkadang menggunakan parafrase yang lebih panjang dari teks aslinya. c. Idiomatic translation Terjemahan idiomatik mereproduksi 'pesan' asli tetapi cenderung mendistorsi nuansa makna dengan menggunakan bahasa sehari-hari (colloquial) dan idiom yang tidak ada dalam BSu. d. Communicative translation Metode penerjemahan ini memberikan makna kontekstual yang tepat Dari BSu sedemikian rupa sehingga konten dan bahasa mudah diterima dan dapat dipahami oleh pembaca. Sementara itu, van Doorslaer dalam Munday (2016) menggambarkan strategi penerjemahan ke dalam kategori berikut ini: a. Free translation, b. Idiomatic translation, c. Functional translation, d. Literal translation (sentence-by-sentence, word-forword, interlinear) e. Source-oriented translation, f. Target-oriented translation, g. Foreignizing, h. Exoticizing,

15 i. Naturalization, j. Localization, dan k. Domestication. 3.3. Teknik Penerjemahan Teks Akademik Dalam menerjemahkan teks akademik, teknik yang digunakan bisa bervariasi sehingga teks yang dihasilkan akurat, berterima, dan terbaca. Van Doorslaer dalam Munday (2016) menjelaskan teknik/prosedur penerjemahan ke dalam banyak kategori, yaitu acculturation, adaptation, amplification, borrowing, calque, coinage, compensation, concision, condensation, denominalization, direct transfer, dilution, expansion, imitation, implicitation, interchange, interpretation, modulation, modification, paraphrase, recategorization, reformulation, addition, omission. Menurut Vinay dan Darbelnet (1995/2004: 128–37) dalam Munday (2016), terdapat dua strategi penerjemahan yaitu (i) direct translation dan (ii) oblique translation yang merujuk kepada penerjemahan literal dan bebas seperti yang dikelompokkan oleh Newmark (1988) yang terpusat BSu dan BSa. Dua strategi ini mencakup tujuh teknik/prosedur, tiga di antaranya merupakan direct translation. 1. Borrowing: teknik ini meminjam kata dari BSu ke dalam BSa seperti contohnya penggunaan kata internet, sushi, glasnost dan perestroika, aljabar (dari bahasa Arab aljabr yang dipinjam ke dalam bahasa Inggris algebra).

16 2. Calque: teknik ini meminjam kata dan menerjemahkannya secara literal kata per kata. Seperti contohnya cellular phone menjadi telepon seluler. 3. Literal translation: teknik ini menerjemahkan kata-perkata dalam sebuah kalimat. 4. Transposition: Teknik ini mengubah dari satu kelas kata menjadi kelas kata yang lain (mis. kata benda menjadi kata kerja) tanpa mengubah arti. 5. Modulation: Teknik ini mengubah semantik dan sudut pandang dari BSu ke BSa. 6. Equivalence atau idiomatic translation: Teknik ini digunakan terutama untuk menerjemahkan idiom dan peribahasa. 7. Adaptation: Teknik ini melibatkan pengubahan budaya ketika situasi dalam budaya sumber tidak ada dalam budaya target. Tugas Bab 3 1. Carilah sebuah artikel jurnal ilmiah yang memiliki abstrak yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. 2. Analisis ideologi, metode, dan teknik penerjemahan dalam abstrak tersebut.

17 Bab 4 Struktur Kalimat dalam Teks Akademik Penulisan teks akademik berbeda dengan penulisan teks lain, seperti misalnya teks jurnalistik atau karya sastra. Karena itulah, penerjemah perlu memahami struktur kalimat yang khas dimiliki dalam teks akademik yang akan dijelaskan di bab ini. Sebagian besar struktur bab ini diadaptasi dari Chapter 3. Grammar dalam buku Student Writing Guide yang diterbitkan oleh Academic Writing Centre, UCL Institute of Education oleh Coles et al. (2012). 4.1. Tenses dan kalimat aktif dan pasif Dalam penulisan artikel ilmiah dalam bahasa Inggris, tenses digunakan untuk menunjukkan apakah informasi yang diberikan terjadi di masa lampau atau masih relevan hingga saat ini. Bentuk yang digunakan pun bisa merupakan kalimat aktif dan kalimat pasif. Berikut disertakan contoh dan penjelasan penggunaan tenses dalam bentuk aktif dan pasif yang terdapat dalam website Academic Phrasebank dari The University of Manchester: a. Frasa waktu yang terkait dengan penggunaan simple past tense: waktu atau periode spesifik di masa lalu. Contoh:

18  In the 1930s and 1940s, restrictions were placed on German academics.  At the end of the nineteenth century, church authorities placed restrictions on academics.  Following World War I, Fleming actively searched for anti-bacterial agents. b. Frasa waktu yang terkait dengan penggunaan present perfect tense: masa lalu dan kini berhubungan. Contoh: • Until recently, there has been little interest in X. • Recently, these questions have been addressed by researchers in many fields. • In recent years, researchers have investigated a variety of approaches to X but … c. Present perfect tense juga bisa digunakan untuk menjelaskan aktivitas riset atau keilmuan yang baru saja terjadi. Contoh: • Several studies have revealed that … • Previous studies of X have not dealt with … • A considerable amount of literature has been published on X. • There have been several investigations into the causes of illiteracy (Smith, 1985; Jones, 1987).

19 • The new material has been shown to enhance cooling properties (Smith, 1985, Jones, 1987). d. Untuk merujuk ke sebuah investigasi atau publikasi di masa lalu, simple past tense digunakan. Contoh: • Smith and Jones (1994) were the first to describe X, and reported that … • X as originally isolated from Y in a soil sample from … (Wang et al., 1952). • In 1975, Smith et al. published a paper in which they described … • In the 1950s, Gunnar Myrdal pointed to some of the ways in which … 4.2. Anafora Penggunaan kata ganti dan kata ganti penunjuk (demonstrative pronoun) dalam bahasa Inggris seperti he, she, it, they, this, that, these, dan those dapat digunakan untuk merujuk ke kata atau istilah yang telah disebutkan sebelumnya. Secara gramatikal, hal ini disebut dengan anafora.

20 Perhatikan contoh berikut: So genres are community resources which allow users to create and read texts with some assurance that they know what they are dealing with (Hyland, 2015). Kata ‘they’ dalam kalimat di atas merujuk pada kata ‘users’. 4.3. Sinonim Penggunaan sinonim kata pun dapat diulang asalkan merujuk ke maksud yang sama. Contohnya dalam penggunaan kata ‘students’ dan ‘pupils’. Namun, penggunaan sinonim harus berhati-hati karena bisa jadi menimbulkan kerancuan. 4.4. Penggunaan subjek Penggunaan subjek seperti I di dalam teks akademik bahasa Inggris tergantung kepada disiplin ilmu penulis, preferensi personal penulis, dan tentu saja teks yang ditulis. Di dalam bahasa Indonesia, biasanya untuk merujuk ke penulis artikel digunakan kata ‘penulis’, bukan ‘saya’. 4.5. Transisi Kata transisi digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf. Contoh kata transisi yang diadaptasi dari Raimes (1998:12) dalam Coles et al. (2012).

21 Tabel 4.1. Contoh kata dan frasa transisi dalam bahasa Inggris Writer’s Purpose Transitional Words and Phrases To add an idea In addition, furthermore, moreover, also To emphasise In fact, indeed, certainly To show time or sequence Meanwhile, first, second, then, later, finally To contrast However, nevertheless, though, in contrast, on the other hand To show result Therefore, thus, consequently, as a result To provide an example For example, for instance To contradict On the contrary To generalize or summarize In general, overall Tugas Bab 4 1. Carilah sebuah artikel jurnal ilmiah yang memiliki abstrak yang ditulis dalam bahasa Inggris. 2. Tentukan struktur kalimat yang dipakai dalam abstrak tersebut berdasarkan subbab-subbab pada bab 4 ini.

22

23 Bab 5 Penerjemahan Abstrak Teks Akademik Setelah mempelajari jenis-jenis, format, struktur kalimat, dan teori mengenai penerjemahan naskah akademik, bab ini akan membahas mengenai contoh-contoh abstrak pada artikel jurnal ilmiah dan juga tugas akhir seperti skripsi, tesis, dan disertasi. Mahasiswa harus banyak membaca contoh abstrak untuk memperluas pengetahuan akan istilah dan diksi yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah. Tiap jurnal, perguruan tinggi, hingga tiap jurusan di dalam satu perguruan tinggi bisa jadi memiliki gaya selingkung yang berbeda sehingga penerjemah perlu memperhatikan ketentuan ini dengan berkonsultasi kepada klien. 5.1. Jurnal Contoh abstrak di jurnal Studia Islamika oleh Hongxuan (2018). Abstract: This paper examines the confluence of Islam and Communism in the Netherlands East Indies from 1915-1927, by studying how Islam and Communism were theorized as compatible. It analyzes the nature of conciliatory discourses linking Communism and Islam by exploring the profuse anticolonial print culture of the period. This paper examines four corpora of sources: the published writings of Tan Malaka; selected excerpts from two newspapers edited by Haji Misbach

24 and his associates; Tjokroaminoto’s 1924 book, Islam and Socialism; and finally, Soekarno’s 1926 article, published as Nationalism, Islam and Marxism. This paper will conclude with a brief examination of Dutch reports and oral testimony regarding how Islam and Communism figured in the motivations of participants in the 1926-1927 Communist uprisings. Keywords: Islam, Socialism, Communism, Marxism, Tan Malaka, Haji Misbach Abstrak: Artikel ini membahas persinggungan Islam dan Komunisme di Hindia Belanda dari tahun 1915-1927, dengan mengkaji bagaimana Islam dan komunisme diletakkan dalam teori yang sepadan. Artikel ini menganalisis karakter wacana damai yang menghubungkan komunisme dan Islam dengan mengeksplorasi produk budaya cetak anti-kolonial yang melimpah pada periode tersebut. Artikel ini mengulas empat korpus: tulisan-tulisan Tan Malaka yang diterbitkan; kutipankutipan terpilih dari dua surat kabar yang disunting oleh Haji Misbach dan rekan-rekannya; Bukubuku Tjokroaminoto tahun 1924, Islam dan Sosialisme; dan terakhir, artikel Soekarno tahun 1926, yang diterbitkan sebagai Nasionalisme, Islam, dan Marxisme. Artikel ini akan diakhiri dengan pemeriksaan singkat atas laporan-laporan Belanda dan kesaksian lisan tentang bagaimana Islam dan Komunisme menggambarkan motivasi orang-orang yang terlibat dalam pemberontakan komunis tahun 1926-1927.

25 Kata kunci: Islam, Sosialisme, Komunisme, Marxisme, Tan Malaka, Haji Misbach. Contoh lain abstrak dari artikel yang ditulis oleh Diahwati, Hariyono, and Hanurawan (2016) dan diterbitkan oleh jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan. ABSTRACT Based on preliminary study, obtained some facts related to the social skills of students with special needs in inclusion elementary school. The problems include how the fifth grade students with special needs in inclusion elementary school tend to be less able to respond to others, show less acceptable behaviors by others, and have less adaptive behavior. The purpose of this study is to describe the social skills of students with special needs in inclusion elementary school. In general, research result shows that social skills of students with special needs is varied. Students with autism tend to have low social skills. Students with ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) is likely to have some aspects of low social skills. Students with intellectual disability tend to have moderate social skills. Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh beberapa fakta terkait keterampilan sosial siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar

26 inklusi. Permasalahan tersebut di antaranya siswa berkebutuhan khusus kelas V di SDN inklusi cenderung kurang mampu merespon orang lain, cenderung memiliki perilaku yang kurang dapat diterima oleh orang lain, dan cenderung memiliki perilaku yang kurang adaptif. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan secara mendalam tentang keterampilan sosial siswa berkebutuhan khusus di sekolah dasar inklusi. Hasil penelitian ini secara umum yaitu keterampilan sosial siswa berkebutuhan khusus berbeda-beda. Siswa autis cenderung memiliki keterampilan sosial yang rendah. Siswa ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) cenderung memiliki beberapa aspek keterampilan sosial yang rendah. Siswa tunagrahita cenderung memiliki keterampilan sosial yang sedang. KEYWORDS social skills; student with special need; inclusion elementary school; keterampilan sosial; siswa berkebutuhan khusus; SD inklusi 5.2. Tugas Akhir Contoh abstrak dalam skripsi kedokteran gigi oleh Karenina (2012). ABSTRAK

27 Latar belakang Prevotella intermedia merupakan bakteri patogen periodontitis kronis yang berasosiasi dengan plak dental implan. Lingkungan yang stres dapat memicu ekspresi heat shock proteins bakteri. Salah satu heat shock proteins yang terekspresi pada P.intermedia adalah dnaJ. Tujuan: Analisis semikuantitatif mRNA dnaJ Prevotella intermedia yang diisolasi dari plak dental implan sehat dan periodontitis kronis. Metode: Isolasi Prevotella intermedia dari plak dental implan sehat dan periodontitis kronis, kemudian dikultur selama 6 hari dan 11 hari. Ekspresi mRNA dnaJ dikuantifikasi secara Reverse-Transcription PCR, dengan membandingkan intensitas pita ekspresi mRNAdnaJ dengan intensitas pita ekspresi 16S rRNA kemudian dianalisis secara statistik. Hasil: Hasil semikuantifikasi intensitas ekspresi mRNA dnaJ P.intermedia isolat dental implan sehat [6 hari ; 91,09%] dan [11 hari ; 88,42%], pada isolat periodontitis kronis [6 hari ; 87,03%] dan [11 hari ; 76,94%]. Kesimpulan: Terdapat perbedaan intensitas ekspresi mRNA dnaJ P.intermedia pada isolat dental implan sehat dengan periodontitis kronis, namun tidak signifikan secara statistik. Kata kunci: Dental implan; mRNA dnaJ; Prevotella intermedia; periodontitis kronis; ReverseTranscription PCR; semikuantitatif.

28 Background: Prevotella intermedia is a pathogenic bacteria in chronic periodontitis, which is associated with dental implant plaques. A stressed environment can trigger the expression of bacteria heat shock proteins. One of heat shock proteins expressed in P.intermedia is dnaJ. Objectives: Semiquantitative analysis of dnaJ mRNA Prevotella intermedia isolated from healthy dental implant and chronic periodontitis plaques. Methods: P.intermedia was isolated from healthy dental implant and chronic periodontitis plaques, then it was cultured during 6 days and 11 days. Expression of dnaJ mRNA was quantified by using Reverse-Transcription PCR, then the band of intensity expression of dnaJ mRNA was compared to the band of intensity expression of 16S rRNA. The expression was analized statistically. Result: The semiquantification result of intensity expression of dnaJ mRNA P.intermedia isolated from healthy dental implant [6 days;91,09%] and [11 days;88,42%], in isolated chronic periodontitis [6 days;87,03%] and [11 days;76,94%]. Conclusion: There are differences in the expression intensity of dnaJ mRNA P.intermedia between isolated healthy dental implants and chronic periodontitis, but it is not statistically significant. Key words:

29 Chronic periodontitis; dental implant; dnaJ mRNA; Prevotella intermedia; ReverseTranscription PCR; semiquantitative. Contoh abstrak dalam tesis di bidang hukum ekonomi oleh Sari (2012). Tesis ini membahas tentang regulasi privatisasi dan pelaksanaa privatisasi dari PT Garuda Indonesia Tbk. Penelitian ini berfokus pada latar belakang Kondisi APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sering mengalami defisit, sehingga pemerintah mengatasinya dengan cara restukturnisasi dan privatisasi perusahaan, untuk melaksanakan privatisasi banyak kendala yang dihadapi yaitu intervensi dan dari birokrasi ditambah rongrongan dari politisi yang tidak dapat dicegah,karena tidak jelasnya fungsi dan peran masing-masing. Kepastian hukum bagi pihak-pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal, serta melindungi masyarakat pemodal atau investor dan kebijakkan privatisasi BUMN tersebut masih mempunyai kelemahan, dimana dalam UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN dan PP No.33 tahun 2005 jo PP No.59 tahun 2009 Tentang tata cara privatisasi persero tidak mengatur secara detail atau lengkap mengenai manajerial dari BUMN yang akan diprivatisasi serta tidak diaturnya bagaimana pengelolaan pihak swasta terhadap BUMN, sehingga tidak ada aturan main yang jelas mengenai pengelolaan manajerial sebelum dan sesudah terjadi privatisasi. Dalam kasus PT.Garuda IndonesiaTbk privatisasi sangat dibutuhkan untuk pembiayaan

30 perusahaan. Tapi dalam pelaksanaannya perusahaan mendapat kendala dengan turunnya harga saham sehingga perusahaan sekuritas dirugikan untuk menyerap saham yang tidak laku. Jadi pemerintah harus lebih fokus dalam mengadakan privatisasi sehingga kasus seperti PT.Garuda Indonesia Tbk tidak terulang lagi. This thesis discusses the regulation of privatization and privatization of PT Garuda Indonesia Tbk. This study focuses on the background condition of the State Budget often experience a deficit, so that the government deal with it restukturisatio and privatization of the company, to carry out the privatization of many of the constraints faced by the intervention and of the bureaucracy plus the undermining of politicians that can not be prevented, because unclear functions and roles of each. Legal certainty for the parties who conduct activities in capital markets, and to protect investors or the investor community and the policy of privatization of state enterprises still have a weakness, which in the Act No.19 of 2003 SOEs and Government Regulation No.33 of 2005 jo No.59 of 2009 on procedures for privatization limited company does not regulate in detail or details on managerial to be privatized and no regulation of how the management of private parties against the state, so there are no clear rules regarding managerial management before and after the privatization. In the case of privatization PT.Garuda Indonesia Tbk is needed to

31 finance the company. But in actual firms have constraints with lower stock price so that securities firms harmed to absorb the unsold stock. So the government should focus more on privatization held that cases such as PT.Garuda Indonesia Tbk will not happen again. Contoh abstrak dalam disertasi di bidang teknik mesin oleh Martin (2010). Penelitian ini terdiri atas dua bagian penelitian, yaitu proses produksi karbon aktif berbahan dasar batubara sub 31sothermal Indonesia yang berasal dari Kalimantan Timur dan Riau dan adsorpsi 31sothermal karbon dioksida dan metana pada karbon aktif hasil penelitian bagian pertama. Karbon aktif diproduksi di laboratorium dengan menggunakan aktivasi fisika dimana gas CO2 digunakan sebagai activating agent pada 31sothermal31 aktivasi sampai dengan 950o C. Karbon aktif yang diproduksi selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui kualitas karbon aktif berupa angka Iodine dan luas permukaan. Dari penelitian yang dilakukan didapat bahwa karbon aktif berbahan dasar batubara Kalimantan Timur lebih baik dibanding dengan karbon aktif berbahan dasar batubara Riau. Hal tersebut dikarenakan oleh perbandingan unsur oksigen dan karbon pada batubara Kalimantan Timur lebih tinggi daripada batubara Riau. Angka Iodine maksimum pada karbon aktif berbahan dasar

32 batubara Riau adalah 589,1 ml/g, sementara karbon aktif berbahan dasar batubara Kalimantan sampai dengan 879 ml/g. Adsorpsi 32sothermal karbon dioksida dan metana pada karbon aktif Kalimantan Timur dan Riau serta satu jenis karbon aktif komersial dilakukan di laboratorium Teknik Pendingin dan Pengkondisian Udara Teknik Mesin FTUI. Adsorpsi 32sothermal dilakukan dengan menggunakan metode 32sothermal dengan variasi 32sothermal32 32sothermal 27, 35, 45, dan 65o C serta tekanan sampai dengan 3,5 Mpa. Data adsorpsi 32sothermal yang didapat adalah data kapasitas penyerapan karbon dioksida dan metana pada karbon aktif pada variasi tekanan dan 32sothermal32 32sothermal yang kemudian di plot dalam grafik hubungan tekanan dan kapasitas penyerapan. Dari hasil penelitian didapat bahwa kapasitas penyerapan karbon aktif komersial lebih baik dibandingkan dengan karbon aktif Kalimantan Timur dan Riau, hal tersebut dikarenakan luas permukaan dan volume pori karbon aktif komersial lebih tinggi dibanding yang lain. Kapasitas penyerapan CO2 pada karbon aktif komersial (CB) maksimum adalah 0,349 kg/kg pada 32sothermal32 27o C dan tekanan 3384,69 kPa, sementara untuk karbon aktif Kalimantan Timur (KT) adalah 0,227 kg/kg pada 32sothermal32 27o C dan tekanan 3469,27 kPa dan untuk karbon aktif Riau (RU) adalah 0,115 kg/kg pada 32sothermal32 27o C dan tekanan 3418,87 kPa.

33 Kapasitas penyerapan CH4 pada karbon aktif CB maksimum adalah 0,0589 kg/kg pada 33sothermal33 33sothermal 27o C dan tekanan 3457,2 kPa, sementara untuk karbon aktif KT adalah 0,0532 kg/kg pada 33sothermal33 27o C dan tekanan 3495,75 kPa dan untuk karbon aktif RU adalah 0,0189 kg/kg pada 33sothermal33 27o C dan tekanan 3439,96 kPa. Data adsorpsi 33sothermal yang didapat selanjutnya dikorelasi dengan menggunakan persamaan model Langmuir, Toth, dan Dubinin-Astakhov. Dari hasil perhitungan korelasi persamaan didapat bahwa persamaan model Toth adalah persamaan model yang paling akurat, dimana nilai simpangan antara data eksperimen adsorpsi 33sothermal CO2 dengan korelasi persamaan model Toth adalah 3,886% (CB), 3,008% (KT) dan 2,96% (RU). Sementara untuk adsorpsi 33sothermal CH4 adalah 2,86% (CB), 2,817 (KT), dan 5,257% (RU). Dikarenakan persamaan model Toth adalah persamaan yang paling akurat, maka perhitungan panas adsorpsi 33sotherma dan adsorpsi 33sotherma dilakukan dengan menyelesaikan persamaan model Toth tersebut. Data panas adsorpsi dibutuhkan untuk mengetahui berapa besar panas yang dilepaskan ketika adsorben menyerap karbon dioksida dan metana, sementara data adsorpsi 33sotherma diperlukan untuk dapat memprediksi berapa besar tekanan yang dibutuhkan dan temperature 33sothermal yang harus dikondisikan untuk menyerap gas karbon dioksida dan metana dalam jumlah yang telah diketahui.

34 This research is consists of two main topics, first is production of activated carbon from Indonesian sub bituminous coal as raw material. The raw material is from East of Kalimantan and Riau sub bituminous coal. And secondly is adsorption isotherms carbon dioxide and methane on activated carbon. Activated carbon was produced in laboratory with physical activation method by carbon dioxide as activating agent up to 950o C. Iodine number and surface area was used to characterize of activated carbon quality. From the research, the quality of activated carbon from East of Kalimantan sub bituminous coal is better than Riau sub bituminous coal. It caused the ratio of oxygen and carbon in from East of Kalimantan sub bituminous coal is higher than Riau sub bituminous coal. The maximum iodine number of activated carbon from Riau sub bituminous coal is 589.1 ml/g and activated carbon from East of Kalimantan sub bituminous coal is 879 ml/g. Adsorption isotherms carbon dioxide and methane on activated carbon from East of Kalimantan and Riau sub bituminous coal and commercial activated carbon was done in Refrigeration and Air Conditioning Laboratory, Mechanical Engineering Department, Faculty of Engineering, University of Indonesia. Adsorption isotherms were done by volumetric method with variation of temperature is 27, 35, 45, and 65o C and the pressure

35 of adsorption up to 3.5 Mpa. Data of adsorption isotherm is adsorption capacity of carbon dioxide and methane on activated carbon with pressure and isotherms temperature variation. Data of adsorption capacity was plotted on pressure and adsorption capacity. From the research, adsorption capacity of commercial activated carbon is higher than Activated carbon from East of Kalimantan and Riau coal. It is caused; the surface area and pore volume of commercial activated carbon is higher than East of Kalimantan and Riau coal. The maximum adsorption capacity of CO2 on commercial activated carbon is 0.349 kg/kg at isotherm temperature 27o C and the pressure is 3384.69 kPa. For activated carbon from East of Kalimantan, the maximum adsorption capacity of CO2 is 0.227 kg/kg at isotherm temperature 27o C and the pressure is 3469.27 kPa. For activated carbon from Riau, the maximum adsorption capacity of CO2 is 0.115 kg/kg at isotherm temperature 27o C and the pressure is 3418.87 kPa. The maximum adsorption capacity of CH4 on commercial activated carbon is 0.0589 kg/kg at isotherm temperature 27o C and the pressure is 3457.2 kPa. For activated carbon from East of Kalimantan, the maximum adsorption capacity of CH4 is 0.0532 kg/kg at isotherm temperature 27o C and the pressure is 3495.75 kPa. For activated carbon from Riau, the maximum adsorption

36 capacity of CH4 is 0.0189 kg/kg at isotherm temperature 27o C and the pressure is 3439.96 kPa. Adsorption isotherms data was correlated with Langmuir, Toth, and Dubinin-Astakhov equation models. From the calculation, Toth equation model more accurate than Langmuir and DubininAstakhov. The deviation between experiment data of adsorption isotherm CO2 and calculation by using Toth equation model is 3.886% for commercial activated carbon data, 3.008% for East of Kalimantan activated carbon, and 2.96% for Riau activated carbon. The deviation between experiment data of adsorption isotherm CH4 and calculation by using Toth equation model is 2.86% for commercial activated carbon data, 2.817% for East of Kalimantan activated carbon, and 5.257% for Riau activated carbon. Isosteric heat of adsorption and adsorption isostere was calculated by using Toth equation model, caused the Toth equation model more accurate than Langmuir and Dubinin-Astakhov models. Isosteric heat of adsorption is needed to know the amount of heat of adsorption released when activated carbon adsorpt the adsorbate.

37 The adsorption isostere data is needed to predict the pressure and isotherm temperature for adsorp the amount of adsorbate. Tugas Bab 5 1. Terjemahkan abstrak jurnal berikut ini: a. Indonesia is an archipelagic country located in the pacific ring of fire, and is estimated to cause numerous hot springs spread across the country. In addition, small living microbes have been explored in these locations since 1985. These microbes possess the ability to survive in areas with high temperature (more than 40oC-90oC), and are therefore termed thermophiles. Hence, massive explorations have been conducted on Java island and other unexplored areas at Sumatra to Papua in New Guinea islands. Moreover, a total of 71 hot springs characterized by the presence of thermophilic bacteria have been explored in Indonesia. These investigations ensue with various approaches, including through conventional and microbiological, 16S rRNA, as well as whole-genome sequencing methods. In addition to species exploration, the application of thermophiles has become a topic of interest from 1999, especially based on thermostable enzymes with the capacity to maintain activity at high-temperature conditions. These include amylase, protease, lipase, xylanase, esterase, and cellulase as the most common isolated form, which indicates the existence of significant

38 extractable potentials. Hence, there is a need for further research in terms of both exploration and application purposes. Keywords: Hot spring, Indonesia, thermophilic bacteria, thermostable enzyme Sumber: Lischer K et al. (2020). b. Previous studies on child trafficking have focused on transborder phenomena due to the magnitude of the levels of exploitation observed in this context. Unfortunately, such a focus has greatly neglected child trafficking and its traits within the borders of a particular country. The goal of this article is to take stock of the situation in Madagascar. Our research is the first to empirically explore the issue in relation to Madagascar. It presents a typology of patterns in child trafficking based on the results of qualitative research. It examines the impact of supply-and-demand factors on child trafficking and discusses the approaches that should be used in the implementation of anti-trafficking policies. Our analysis therefore offers an opportunity to reassess the policies that have been enacted to eradicate child trafficking. Keywords: Child trafficking, Madagascar, worst forms of child labor Sumber: Ballet and Bhukuth (2016) c. This paper is based on the question as to whether humanity is now for, rather than simply in, itself. This issue is of particular significance at this time for two major reasons. First, there is the problem of climate change and its potentially disastrous

39 consequences. Second, there is the matter of the coronavirus Covid-19 that is presently sweeping dangerously across the world. In this overall discussion the themes of glocalization as well as global history as they stand in relation to global studies are given attention with regard to climate change and the present pandemic. The concluding part of this contribution is principally occupied with a brief discussion of the significance of the travels of Alexander von Humboldt. The work of von Humboldt is regarded here as a missing element in the new book by Steger and James, as well as having considerable relevance to the general themes of the article. Keywords: Humanity, climate change, coronavirus Covid-19, glocalization, global history, connectivity, pandemic Sumber: Robertson (2021) d. Wabah virus corona yang sedang melanda dunia saat ini menimbulkan kecemasan bagi masyarakat. Pemberitaan yang terus menerus, kabar yang simpang siur serta munculnya ribuan tulisan tentang corona di internet menambah kekhawatiran terhadap kebenaran kandungan informasi. Data yang valid dan informasi yang riil dibutuhkan agar menjadi sumber pengetahuan yang terpercaya. Disinilah peran lembaga informasi menjadi jembatan penghubung antara kebutuhan terhadap pengetahuan dengan sebaran informasi yang tidak terhitung lagi jumlahnya. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pengetahuan masyarakat tentang COVID-19 dan memberi rekomendasi kegiatan yang dapat

40 dilakukan oleh Lembaga informasi untuk memenuhi kebutuhan. Penderita penyakit tertentu, usia lanjut, dan ibu hamil membutuhkan pengetahuan kesehatan sesuai dengan kondisi mereka yang dianggap memiliki imun lebih rendah. Pekerja kantor, pekerja lapangan, wirausahawan, dan para pelajar membutuhkan pengetahuan peningkatan kekebalan tubuh, tindakan preventif dan cara pengobatan yang sesuai dengan aktivitas keseharian. Rekomendasi kegiatan yang dapat dilakukan oleh lembaga informasi antara lain: pusat data dapat bertindak sebagai bank data yang valid tentang segala hal yang berkaitan tentang corona, pusat informasi menjadi penyediaan informasi terpercaya, dan pusat dokumentasi menjadi lembaga pembuat dokumen. Perpustakaan melalui layanan referensi memberikan rujukan pengetahuan tentang corona sedangkan layanan sirkulasi menyediakan koleksi tentang COVID-19 Kata kunci: Layanan Pengetahuan; lembaga informasi; COVID-19 Sumber: Nurislaminingsih (2020) e. Ibu hamil merupakan kelompok beresiko infeksi COVID-19. Pada wanita hamil 80% penyakit ini muncul dengan gejala yang ringan bahkan hampir tanpa gejala, namun 20% nya pasien menunjukan gejala yang berat bahkan membutuhkan ventilator. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui gejala-gejala apa saja yang muncul pada ibu hamil dengan melakukan penelusuran pada aplikasi pencarian artikel Google Scholar dengan kata kunci COVID-19 pregnancy. Dari 30 artikel yang

41 di dapatkan terdapat 16 artikel yang masuk dalam kriteria inklusi. Kesimpulan dari studi literatur ini adalah gejala COVID-19 yang paling banyak ditemukan adalah demam dan batuk, diikuti dengan sesak nafas, nyeri otot, fatik, diare,nyeri tenggorokan, malaise, sakit kepala nyeri dada, selain itu ditemukan juga gejala lain seperti disfungsi multi organ, gagal ginjal, akut respiratory distress syndrome (ARDS), pneumonia dan gangguan penciuman. Kata kunci: covid-19, ibu hamil, gejala Sumber: Akbar (2020) 2. Dari seluruh contoh teks di atas, silakan perbaiki terjemahan dalam bahasa Inggris yang tersedia menurut Anda. Jika abstrak yang ditulis dalam bahasa Indonesia kurang tepat, Anda pun dapat memperbaikinya. Tugas ini akan didiskusikan di kelas dengan dosen Anda.

42

43 Bab 6 Penerjemahan dalam Teks Akademik Bagian Pendahuluan Pada artikel jurnal ilmiah, bagian pendahuluan adalah bagian pertama yang dapat dibaca setelah bagian abstrak yang merupakan ikhtisar dari keseluruhan artikel. Di dalam penulisan akademik berbahasa Inggris, kata-kata, frasa, dan kalimat di bawah ini dapat dipakai di bagian pendahuluan seperti dikutip dari buku Academic Phrasebank oleh Morley (2014). Penerjemah dapat merujuk ke buku ini untuk mencari padanan kata yang tepat dalam bahasa Inggris dari artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Buku ini juga berguna bagi para penulis yang ingin menulis artikel atau tulisan ilmiah dalam bahasa Inggris. Versi daring dapat dilihat pada laman http://www.phrasebank.manchester.ac.uk/. Establishing the importance of the topic for the world or society X is a fundamental property of …. X is fast becoming a key instrument in …. X is a common disorder characterised by …. Establishing the importance of the topic for the discipline A key aspect of X is ….

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==