Linda Sari Wulandari - Mahir Menulis Teks Deskripsi & Teks L

i

ii

iii MAHIR MENULIS TEKS DESKRIPSI & TEKS LAPORAN Linda Sari Wulandari

iv

v MAHIR MENULIS TEKS DESKRIPSI & TEKS LAPORAN

vi Hak Cipta Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta • Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). • Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). • Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/ a tau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/ a tau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). • Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

vii MAHIR MENULIS TEKS DESKRIPSI & TEKS LAPORAN Linda Sari Wulandari Penerbit PNJ Press Anggota APPTI No: 001.004.1.06.2018

viii MAHIR MENULIS TEKS DESKRIPSI & TEKS LAPORAN Linda Sari Wulandari Editor Nunung Martina, Rimsky K. Judisseno Desain Sampul Linda Sari Wulandari Tata Letak Dimas Surya Perdana Penerbit PNJ Press Gedung Q, Politeknik Negeri Jakarta, Jl. G.A. Siwabessy, Kampus Baru UI, Depok Cetakan Pertama, November 2021 ISBN : 978-623-7342-79-3 Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

ix PRAKATA Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga diberikan kemampuan untuk menyelesaikan buku ajar yang berjudul “MAHIR MENULIS TEKS DESKRIPSI DAN TEKS LAPORAN”. Buku ini bertujuan memberikan kemudahan pembaca untuk memahami teks deskripsi dan teks laporan, menulis teks deskripsi dan teks laporan, melakukan penyuntingan teks deskripsi dan teks laporan, dan mengevaluasi teks deskripsi dan teks laporan. Penyajian yang ringkas disertai contoh dan latihan, serta video pembelajaran* membantu pemahaman sehingga mampu melakukan praktik penulisan dengan baik. Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan mampu membantu pemahaman tentang menulis teks deskripsi serta mengamalkan dalam pembelajaran. Penulis mengharapkan masukan demi perbaikan buku ajar ini sehingga menjadi lebih sempurna. Terima kasih dan semoga bermanfaat. Depok, 28 April 2021 Penulis *pada versi modul daring

x

xi DAFTAR ISI Prakata Daftar Isi Dftar Gambar Daftar Tabel Halaman Persembahan Tinjauan Mata Kuliah BAB I Menulis dan Mengarang BAB II Mengenal Teks Deskripsi BAB III Struktur Teks Deskripsi BAB IV Jenis-jenis dan Ciri-ciri Teks Deskripsi BAB VAnalisis Teks Deskripsi BAB VI Teknik Menulis Teks Deskripsi BAB VII Penyuntingan Teks Deskripsi BAB VIII Mengenal Teks Laporan BAB IX Struktur Teks Laporan BAB X Jenis-jenis dan Ciri-ciri Teks Laporan BAB XI Analisis Teks Laporan BAB XII Teknik Menulis Teks Laporan BAB XIII Penyuntingan Teks Laporan Daftar Pustaka Biografi Penulis ix xi xii xiii xiv xv 1 25 35 53 67 81 87 95 103 115 131 145 151 159 160

xii DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kawah Gunung Tangkuban Perahu Gambar 4.1 Jenis Teks Deskripsi Berdasarkan Unsur Imajinatif Gambar 4.2 Jenis Teks Deskripsi Berdasarkan Pengembangan Paragraf Gambar 4.3 Jenis Teks Deskripsi Berdasarkan Objek Teks 44 54 58 59

xiii DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tabel Penilaian Karangan Tabel 3.1 Anaisis Struktur Teks Deskripsi Tabel 7.1 Rubrik Penilaian Tugas Menulis Bebas dengan Pembobotan Tiap Komponen Tabel 7.2 Rubrik Penilaian terhadap Karya Tulis Menurut Harris dan Halim (dalam Nurgiyantoro, 2021) Tabel 7.3 Contoh Rubrik Penilaian Teks Deskripsi Tabel 9.1 Contoh Analisis Struktur Teks Laporan Tabel 13.1 Rubrik Penilaian Tugas Menulis Bebas dengan Pembobotan Tiap Komponen Tabel 13.2 Rubrik Penilaian terhadap Karya Tulis Menurut Harris dan Halim (dalam Nurgiyantoro, 2021) Tabel 13.3 Contoh Rubrik Penilaian Teks Laporan 18 50 91 92 93 109 155 156 157

xiv Sebagai wujud dedikasi dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia, saya persembahkan buku ajar ini agar dapat digunakan dalam proses pengajaran. Kehadiran buku ini dapat membantu mahasiswa dalam penulisan teks teks deskripsi dan teks laporan. Saya berharap mahasiswa dapat semakin mahir dalam menulis teks deskripsi dan teks laporan.

xv TINJAUAN MATA KULIAH • Deskripsi Singkat, Manfaat, dan Relevansi Mata Kuliah Mata kuliah “Menulis Teks Deskriptif dan Teks Laporan dalam Bahasa Indonesia” merupakan mata kuliah praktik pada program studi “Bahasa Inggris untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional (BISPRO)”. Mata kuliah ini berisi pembahasan yang mendalam terhadap dua jenis teks, yakni teks deskriptif dan teks laporan. Teks deskriptif berbeda dengan teks laporan. Perbedaannya terletak pada sifat dari teks tersebut, yang mana teks laporan bersifat umum atau universal, sedangkan teks deskriptif bersifat khusus dan unik. Teks laporan lebihmengedepankan klasifikasi atau pengelompokkan suatu hal ke dalam jenis-jenis atau kelas dengan ciri-ciri nya tersendiri. Manfaat dengan adanya buku ajar ini akan membantu mahasiswa supaya mahir dalam menulis teks deskripsi dan teks laporan karena dalam buku ini terdapat penjelasan mengenai pengertian menulis, perbedaan antara menulis dan mengarang, pengertian teks, pengertian teks deskriptif dan laporan, manfaat dan tujuan menulis teks deksriptif dan teks laporan, kaidah penulisan teks deskriptif dan teks laporan, jenis dan ciri teks deskriptif dan teks laporan, struktur teks deskriptif dan teks laporan, analisis teks teks deskriptif dan teks laporan, serta latihan penulisan dan penyuntingan teks deskriptif dan teks laporan dalam bahasa Indonesia. Relevansi mata kuliah “Menulis Teks Deskriptif dan Teks Laporan” dengan buku ajar ini, yakni pembahasan kedua teks ini, teks deskripsi dan teks laporan, dilakukan secara terpisah. Teks deksripsi disampaikan awal perkuliahan sampai Ujian Tengah Semester (UTS) dan teks laporan disampaikan dari pertengahan semester hingga

xvi Ujian Akhir Semester (UAS). Mata kuliah ini lebih menekankan kegiatan mahasiswa untuk praktik menulis, baik teks deskriptif maupun teks laporan. • Capaian Pembelajaran Mata Kuliah Mahasiswa mampu menulis, menganalisis, dan menyunting teks deskriptif dan teks laporan dalam bahasa Indonesia • Urutan dan Kaitan Antar-Bab Buku ajar ini disajikan menjadi 13 bab. Bab 1 berisi pemahaman awal mengenai pengertian, manfaat, dan kaidah penulisan secara umum. Bab 2 sampai bab 7 berisi penjelelasan mengenai teks deskripsi. Lalu, bab 8-13 berisi penjelasan mengenai teks laporan. Urutan Antar-Bab BAB 1 Menulis dan Mengarang BAB 2 Mengenal Teks Deskripsi BAB 3 Struktur Teks Deskripsi BAB 4 Jenis-jenis dan Ciri-ciri Teks Deskripsi BAB 5 Analisis Teks Deskripsi BAB 6 Teknik Menulis Teks Deskripsi BAB 7 Penyuntingan Teks Deskripsi BAB 8 Mengenal Teks Laporan BAB 9 Strukur Teks Laporan BAB 10 Jenis-jenis dan Ciri-ciri Teks Laporan BAB 11 Analisis Teks Laporan BAB 12 Teknik Menulis Teks Laporan BAB 13 Penyuntingan Teks Laporan • Petunjuk Belajar Buku ajar ini disusun sebagai pegangan bagi mahasiswa, dosen,

xvii dan pihak lain yang memerlukan panduan dalam meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi dan teks laporan, khususnya, dalam pengajaran mata kuliah, “Menulis Teks Deskriptif dan Teks Laporan dalam Bahasa Indonesia”. Pembelajaran perlu diberikan dalam sistem yang utuh menyeluruh meliputi pola pikir, sikap, dan tindak peserta didik. Untuk pencapaian tujuan dan penguasaan substansi materi pembelajaran, mata kuliah , “Menulis Teks Deskriptif dan Teks Laporan dalam Bahasa Indonesia” di perguruan tinggi diberi 2 Satuan Kredit Semester (SKS) dengan alokasi waktu 4 JPM. • Prasyarat Mata Kuliah Mata kuliah “Menulis Teks Deskriptif dan Teks Laporan dalam Bahasa Indonesia” diberikan pada mahasiswa semester 2 Program Studi Bahasa Inggris untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional (BISPRO) Politeknik Negeri Jakarta. Untuk dapat mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa sudah pernah mendapatkan mata kuliah bahasa Indonesia untuk mendapatkan pemahaman mengenai ejaan bahasa Indonesia, kalimat efektif, dan paragraf dalam bahasa Indonesia.

xviii

1 BAGIAN I MENULIS DAN MENGARANG BAB I MENULIS DAN MENGARANG Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami pengertian, manfaat, dan kaidah penulisan teks secara umum.

2 BAB I MENULIS DAN MENGARANG 1.1 MENULIS 1.1.1 Pengertian Menulis Menulis adalah kegiatan dalam menuangkan pikiran dan perasaan melalui media bahasa dalam bentuk tulis. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis berarti membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya). Namun, pengertian lebih luasnya, menulis berarti melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Lebih jelasnya lagi, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang dapat membaca lambanglambang grafik (Tarigan & Tarigan, 1986). Kegiatan produktif dalam berbahasa merupakan kegiatan menyampaikan gagasa, pikiran, atau perasaan oleh pihak penutur. Penutur dalam hal ini adalah penulis dalam kegiatan menulis. Penulis memanfaatkan grafologi, stuktur bahasa, dan kosakata melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Aktivitas menulis merupakan salah satu manisfestasi keterampilan berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca dan berbicara (Nurgiyantoro, 2001).

3 Keterampilan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa (Nurgiyantoro, 2001). Keterampilan berbahasa menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa untuk menghasilkan karangan yang padu dan utuh.Dari beberapa definisi menulis di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan menuangkan pikiran dan gagasan, bahkan perasaan penulis ke dalam sistem lambang bunyi yang secara konvensional dapat dibaca dan dipahami orang lain (suatu kelompok masyarakat). 1.1.2 Tujuan Menulis Tujuan menulis, yakni untuk menuangkan isi gagasan dan perasaaan penulis yang bertujuan untuk memberikan informasi, mempengaruhi pembaca, bahkan dapat juga memberi hiburan kepada pembaca. Penulis dapat memiliki lebih dari satu tujuan dalam menulis, misalnya, memberikan informasi dan mempengaruhi pembaca. Ada pun beberapa tujuan menulis antara lain sebagai berikut: a. Memberikan informasi kepada pembaca. b. Mempengaruhi pembaca. c. Merangsang proses berpikir pembaca. d. Menghibur pembaca. e. Memotivasi pembaca. f. Menghimbau/mengajak pembaca supaya menyakini informasi yang dituangkan dalam tulisan.

4 Harting (dalam Tarigan, 1994) mengklasifikasikan beberapa tujuan penulisan, adalah sebagai berikut. a. Tujuan penugasan (assigment purpose). Tujuan penugasan ini berarti menulis tidak memiliki tujuan sama sekali. Penulis menulis karena ditugaskan, bukan atas kemauannya sendiri. b. Tujuan altruistik (aluistric purpose). Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, dengan menghindarkan kedukaan pembaca. Penulis ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, penulis ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya. c. Tujuan persuasi (persuasive purpose). Tujuan penulis adalah meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. d. Tujuan Informasi (informational purpose). Tujuan penulis adalah memberikan informasi atau keterangan penerangan kepada para pembaca. e. Tujan penyataan diri (self-ekspresive purpose) Tujuan penulis adalah menyatakan atau memperkenalkan diri kepada pembaca. f. Tujuan kreatif (creative purpose). Tujuan penulis adalah mencapai nilai-nilai artistik dan nilainilai kesenian. g. Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose).

5 Tujuan penulis adalah memecahkan permasalahan. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan penulis sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca. 1.1.3 Manfaat Menulis Menulis merupakan kegiatan yang produktif karena penulis berusaha menyampaikan pesan kepada pembaca melalui proses berpikir dan menuangkannya dalam simbol-simbol (aksara) yang digunakan secara konvensional untuk berkomunikasi dalam suatu masyarakat. Adapun beberapa manfaat menulis adalah sebagai berikut (Suparno & Yunus, 2007). a) Peningkatan kecerdasan. b) Pengembangan insiatif dan kreativitas. c) Penumbuhan keberanian. d) Pendorong kemauan dan keterampilan mengumpulkan informasi. Dengan menulis, penulis dapat menemukan sesuatu dalam bentuk ide-ide baru sehingga menulis dapat bermanfaat sebagai sarana melatih keterampilan mengorganisasikan dan menjernihkan konsep atau ide. Selain itu, dengan menulis, diri seseorang akan dilatih untuk dapat bersikap positif, serta membantu menyerap dan memproses informasi secara mendalam. Menulis dapat melatih diri penulis untuk terus berpikir aktif karena menulis membutuhkan

6 konsentrasi dan berpikir secara runut/sistematis dalam menghubungkan hubungan sebab-akibat atau sebaliknya. Menulis juga dapat bermanfaat bagi kesehatan mental. Orang yang memiliki kebiasaan menulis umumnya memiliki kondisi mental yang lebih sehat dari mereka yang tidak memiliki kebiasaan tersebut. Menulis dapat menjadi tempat penyalur perasaan dan pendapat yang jika disimpan akan berdampak negatif bagi tubuh dan pikiran secara fisik dan mental. Banyak kegiatan yang berhubungan erat dengan keterampilan menulis seperti membuat ikhtisar, mencatat pelajaran, menulis laporan, menulis surat, menulis rancangan kegiatan, menulis karya ilmiah danmembuat karangan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kegiatan menulis ini tentu dapat menunjang berbagai kegiatan atau bahkan pembelajaran lain. Setelah memahami mengenai menulis, mari simak video berikut untuk mengetahui perbedaan mendasar antara menulis dan mengarang. Sumber: Dokumen Pribadi Supaya lebih paham, marilah baca beberapa subbab berikut yang akan membuat semakin paham perbedaan antara menulis dan mengarang.

7 1.2 Mengarang 1.2.1 Pengertian Mengarang Mengarang merupakan bagian dari kegiatan menulis. Pengertian mengarang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah membuat surat dengan tulisan. Mengarang adalah mengungkapkan atau menyampaikan gagasan dengan bahasa tulis (Suparno & Yunus, 2007). Berdasarkan dua pengertian tersebut, mengarang merupakan bagian dari kegiatan menulis yang lebih kompreensif karena dalam kegiatan mengarang terdapat serangkaian kegiatan dalam penulisan, mulai dari mengumpulkan gagasan/ide dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca agar mudah dipahami oleh pembaca. VIDEO PEMBELAJARAN PERBEDAAN MENULIS DAN MENGARANG

8 1.2.2 Jenis-jenis Karangan Terdapat lima jenis karangan, yaitu: deksripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi, dan narasi (Suparno & Yunus, 2007). a. Deskripsi Deskripsi merupakan jenis karangan yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan berbgai objek, misalnya, benda, orang, kejadian/peristiwa, tempat, dan objek lainnya yang mereferen pada objek yang ada secara nyata di dunia. Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan. Penyusunan karangan ini bertujuan supaya pembaca seolah-olah melihat, mendengar dan merasakan hal atau keadaan tertentu. Karangan deskripsi menggambarkan sesuatu yang sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakannya, melihat, atau mengalami) sebagaimana dipersepsi oleh panca indera. Karena dilandaskan pada pancaindera, deskripsi sangat mengandalkan pencitraan konkret dan rincian atau spesifikasi. b. Eksposisi Eksposisi merupakan salah satu jenis karangan yang bertujuan untuk mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, atau mengevaluasi sebuah persoalan. Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Eksposisi dapat berisi uraian tentang langkah, cara kerja atau proses kerja. Secara sederhana eksposisi disebut dengan paparan proses.

9 c. Argumetasi Argumentasi merupakan salah satu jenis karangan yang membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan (statement). Argumentasi ini bertujuan untuk meyakinkan pembaca berdasarkan referensi-referensi yang menguatkan pendapat penulis. Argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 2007). Penulis karangan argumentasi harus menggunakan berbagai strategi atau piranti retorika untuk meyakinkan pembaca ihwal kebenaran atau ketidakbenaran itu. Karangan ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan bukti sebagai dasarnya. Pada dasarnya, dalam menuysun argumentasi, pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. d. Narasi Narasi merupakan salah satu jenis karangan yang bertujuan untuk memberikan penceritaan kepada pembaca. Dalam teks barasi terdapat serangkaian peristiwa atau keadian secara kronologis, baik fakta maupun rekaan atau fiksi. Selain itu, dalam teks narasi kerap kali adanya tokoh bahkan hingga adanya bagian konfliks dalam cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam suatu rangkaian waktu. Contoh karangan narasi, seperti cerpen, novel, atau cerita perjalanan.

10 1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Menulis Keterampilan menulis merupakan sebuah keterampilan yang memerlukan latihan dan pembiasaan secara terus-menerus. Keterampilan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar bahasa. Hal tersebut dikarenakan keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain diluar bahasa untuk menghasilkan karangan yang padu dan utuh. Keterampilan menulis dalam tataran peahaman terhadap bahasa merupakan ketarampilan yang sulit untuk dikuasai tanpa proses latihan secara terus-menerus meski penulis menulis dalam bahasa yang dikuasai/bahasa aslinya. Penulis yang sudah menulis pun, atau dapat dikatakan sebagai ahli tetap saja beranggapan bahwa kegiatan menulis ini bukanlah aktivitas yang mudah untuk dilakukan. Apalagi bila tidak melakukan latihan penulisan secara terus-menerus. Menurut Graves (1978, dalam Suparno & Yunus, 2007), seseorang enggan menulis karena tidak tahu tujuannya menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidaksukaan tersebut tidak terlepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat, serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Smith (1981, dalam Suparno & Yunus, 2007) mengatakan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Umumnya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya.

11 Peran guru menjadi faktor yang sangat mempengaruhi keterampilan menulis siswa. Perhatian guru terhadap pembelajaran menulis menjadi salah satu faktor penentu keterampilan menulis siswa. Pembelajaran menulsi yang tidak mendapatkan perhatian dari guru kelas dapat berakibat keterampilan menulis karangan siswa kurang. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran. Salah satu contoh media gambar berseri yang cocok digunakan dalam pembelajaran menulis adalah media gambar berseri. Dengan menulis bahkan melakukan kegiatan mengarang, seseorang dalam melatih diri untuk mempertajam daya imajinasi dan berpikir secara terstruktur dan sistematis hingga berpikir logis. 1.4 Keterampilan Menulis 1.4.1 Pengertian Keterampilan Menulis Kemampuan menulis adalah suatu kemampuan dimana di dalamnya terdapat serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan beberapa fase, yaitu 1. pra penulisan (persiapan), 2. fase penulisan (pengembangan isi karangan), dan 3. pasca penulisan (penyempurnaan tulisan) (Suparno & Yunus, 2007).

12 Simaklah video berikut untuk dapat memahami masing-masing yang harus diperhatikan dalam proses menulis. Tahap pra penulisan (persiapan) harus dilakukan oleh penulis dalam bentuk merumuskan ide sesuai dengan tema/topik tulisan serta subtema. Lalu ide tersebut dikembangkan menjadi sebuah kerangka berpikir yang dapat dituangkan dalam outline karangan. Apabila secara garis besar sudah jadi, penulis harus dapat mengait-kaitkan hal-hal inti yang dibahas dalam kerangka berpikir itu secara terorganisasi, adanya sebab-akibat/akibat-sebab yang runut, serta sistematika penulisan yang jelas. Selain itu, penulis juga harus mengumpulkan berbagai referensi sebagai sumber literatur tulisan. Hal ini juga dapat membantu untuk mengembangkan ide tulisan. Fase penulisan dimulai ketika outline tulisan sudah diorganisasikan secara jelas. Penulisan dapat dimulai dari menulis tahap Video Pembelajaran tahapan penulisan

13 pendahuluan, lalu menulis isi hingga bagian penutup. Bagian pendahuluan, isi, dan penutup harus mengikuti outline yang sudah dibuat sebelumnya supaya pembahasan tidak meluas hingga sulit untuk ditarik simpulannya. Pada tahap penulisan gagasan dituangkan secara objektif dan hendaklah ditambahkan berbagai referensi berbagai sumber kutipan yang digunakan. Pengutipan lebih baik bisa dilakukan dengan teknik parafrase. Pasca penulisan adalah tahap yang harus dilakukan ketika naskah tulisan sudah selesai dibuat. Pasca penulisan sebagai tahap penyempurnaan tulisan. Tulisan harus dicek secara konten, kebahasaan yang berkaitan dengan kesesuaiaan ejaan dan tanda baca, serta ketepatan pilihan kata. Taklupa lakukan juga cek plagiasi naskah yang sudah dibuat. Lalu, penulis dapat melakukan penyuntingan tata letak tulisan atau keseuaian naskah dengan templat (apabila ada ketentuan penggunaan templat tertentu. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa produktif lisan melibatkan aspek, yaitu: (a) penggunaan ejaan, (b) kemampuan menggunakan diksi/kosakata, (c) kemampuan menggunakan kalimat, (d) penggunaan jenis komposisi (gaya penulisan, penentuan ide, pengolahan ide, dan pengorganisasian ide) (Rofi'uddin & Zuhdi, 1998). 1.4.2 Indikator Keterampilan Menulis Menulis merupakan keterampilan yang kompleks dan sulit dukuasai. Keterampilan menulis memerlukan keterampilan pengusaan bahasa

14 dan hal-hal lain di luar bahasa yang menjadi objek penulisan. Baik unsur bahasa atau unsur isi pesan harus terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut, padu, dan berisi. Penulis yang terampil dapat menghasilkan karangan yang baik. Sebuah karangan yang tersusun dari kata, kalimat, dan paragraf yang baik akan menghasilkan sebuah tulisan yang baik. Ciri-ciri karangan yang baik, yaitu bermakna, jelas, bulat atatu utuh, ekonomis, dan memenuhi kaidah-kaidah gramatikal (Enre, 1988). (1) Bermakna Karangan yang baik harus mampu menyatakan sesuatu yang mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang dikatakannya itu. Karangan harus memiliki makna dan meninggalkan kesan bagi pembaca. Karangan yang tidak meninggalkan makna atau kesan akan cenderung sia-sia, meskipun karangan itu ditulis dengan baik dan benar. Untuk mendapatkan karangan yang bermakna, penulis harus terlebih dahulu menganalis pembacanya dan membuat penilaian yang objektif pada tulisannya. (2) Jelas Karangan dapat dikatakan jelas jika karangan itu mudah dipahami maknanya dan tidak membuat bingung pembacanya. Karangan yang memiliki makna sumbang akan cenderung membuat tujuan penulis karangan tidak tersampaikan kepada pembaca, dan bahkan dapat menimbulkan perbedaan persepsi antara pembaca dan penulis.

15 (3) Padu dan Utuh Sebuah karangan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat mengikutikarangan dengan mudah karena tulisan itu terorganisir dengan jelas. Antara paragraf satu dengan yang lain saling berhubungan satu sama lain dan tidak melompat-lompat. Sebuah karangan yang tidak padu dan utuh akan membuat pembaca tersesat, karena terlalu banyak kalimat-kalimat atau paragraf yang tidak relevan. (4) Ekonomis Sebuah karangan dikatakan ekonomis jika kalimat-kalimat di dalamnya banyak menggunakan kalimat efektif. Seorang penulis karangan harus mampu mengurangi kata-kata yang berlebihan jika tujuan utamanya adalah memberi informasi. karangan yang tidak ekonomis akan cenderung membuat waktu pembaca hilang terbuang sia-sia. (5) Mengikuti Kaidah Gramatika Karangan yang mengikuti kaidah gramatika adalah tulisan yang di dalamnya menggunakan kata-kata baku yang sesuai dengan EYD. Pemakaian bahasa baku akan membantu pembaca untuk memahami isi tulisan, karena bahasa baku dapat mudah dipahami oleh masyarakat karena sudah dipelajarai sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi

16 1.4.3 Evaluasi dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Keterampilan dan kemampuan menulis dapat diukur melalui evaluasi dengan cara menilai hasil penulisan yang sudah dibuat oleh peserta didik (dalam hal ini sebagai penulis). Aktivitas penulis dalam menghasilkan bahasa tidak hanya bertujuan demi produktivitas bahasa itu sendiri, tetapi karena ada suatu hal yang yang ingin dikomunikasikan melalui media bahasa tulis. Penilaian yang dilakukan terhadap karangan perserta didik dapat dilakukaan secara holistik atau analitis. Mueller (dalam Nurgiyantoro, 2010) menyatakan kedua teknik penilaian, holistik dan analitik, sama-sama dapat menggunakan rubrik. Rubrik penilain analitik lebih merinci komponen yang masing-masing dapat diberi skor. Rubrik penilaian holistik sebaliknya tidak merinci komponen penilaian, melainkan semuanya menjadi satu kesatuan. Penilaian holistik dimaksudkan sebagai cara penilaian hasil karangan yang bersifat menyeluruh dan sekaligus tanpa dirinci ke dalam komponen pendukungnya. Artinya, menilai sebuah karangan hasil peserta didik secara keseluruhan dai awal hingga akhir,dan setelah selesai diberi skor. Penilaian ini memerlukan keahlian dan kemampuan guru dalam menilai karangan, dan tidak jarang penilaian ini bersifat subektif, tergantung dari kesukaan guru yang menilai karangan. Secara tidak langsung penilaian holistik akan sulit utuk dipertanggungjawabkan (Nurgiyantoro, 2010)

17 Penilaian analitis adalah penilaian hasil karangan perserta didik berdasarkan komponen pendukungnya, tiap komponen diberi skor. Tiap komponen diberi skor secara tersendiridn skor keseluruhan diperoleh dengan jumlah komponen-komponen skor tersebut (Nurgiyantoro, 2010). Dengan cara ini akan diperoleh informasi komponen apa yang skornya tinggi atau rendah,dan itu mencerminkan tingkat kompetensi peserta didik. Hal itu berarti lewat penilaian analitis dapat diketahui kelemahan dan kelebihan peserta didik, maka penilaian ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan diagnostik-edukatif. Artinya, pembelajaran menulis dapat difokuskan pada memperbaiki kelemahan peserta didik. Penilaian yang dilakukan terhadap karangan hendaknya bersifat analitis. Nurgiyantoro (2010) menyatakan penilaian terhadap hasil karangan peserta didik sebaiknya menggunakan rubrik penilaian yang mencakup komponen isi dan bahasa masing-masing dengan subkomponennya. Nurgiyantoro (2010) memaparkan model analisis unsur karangan yang meliputi: (1) isi gagasan yang dikemukakan, (2) organisasi isi, (3) tata bahasa, (4) gaya: pilihan struktur dan kosakata, dan

18 (5) ejaan dan tata tulis. Analisis pada unsur-unsur pembentuk karangan memerlukan pembobotan pada tiap unsurnya. Adapun pembobotan pada tiap unsurnya tidak sama. Idealnya pembobotan itu mencerminkan tingkat pentingnya masing-masing unsur dalam karangan. Dengan demikian unsur yang lebih penting diberi bobot yang lebih tinggi. Secara lebih rinci, dalam melakukan penyekoran, yaitu dengan menggunakan skala interval untuk tiap tingkat tertentu pada tiap aspek yang dinilai. Hartfield, dkk. (dalam Nurgiyantoro, 2010) merinci penyekoran tiap komponen menggunakan skala interval dengan model yang digunakan pada program ESL (English as a Second Language) dengan rincian sebagai berikut. Tabel 1.1 Tabel Penilaian Karangan Aspek Kriteria Rentang Skor Isi Gagasan Sangat baik: pada informasi, substantif, pengembangan tesis tuntas, relevan dengan permasalahan tuntas. 27-30 Cukup bai: informasi cukup, substansi cukup, pengembangan tesis terbatas, relevan 22-26

19 dengan masalah, tetapi tidak lengkap. Sedang: informasi terbatas, substansi kurang, pengembangan tesis tidak cukup, permasalahan tidak cukup. 17-21 Kurang: tdiak berisi, tidak ada substansi, tidak ada pengembangan tesis, tidak ada permasalahan. 13-16 Organisasi Isi Sangat baik: ekspresi lancar, gagasan diungkapkan dengan jelas, padat, dan tertata dengan baik, urutan logis, dan kohesif. 18-20 Cukup baik: kurang lancar, kurang terorganisir, tetapi ide 14-17

20 utama terlihat, bahan pendukung terbatas, urutan logis , tetapi tidak lengkap. Sedang: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-potong, urutan dan pengembangan tidak logis. 10-13 Sangat kurang: tidak komunikatif, tidak terorganisasi, tidak layak nilai. 7-9 Struktur Tata Bahasa Sangat baik: pemanfaatan potensi kata baik, pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata. 18-20 Cukup baik: pemanfaatan potensi kata cukup, pilihan kata dan ungkapan kadang kurang tepat, 14-17

21 tetapi tidak terlalu mengganggu. Sedang: pemanfaatan potensi kata terbatas, sering terjadi kesalahan penggunaan kosakata dan dapat merusak makna. 10-13 Sangat kurang: pemanfaatan potensi kata asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah, dan tidak layak dinilai. 7-9 Gaya: Pilihan struktur dan diksi Sangat baik: konstruksi kompleks dan efektif, hanya sedikit terjadi kesalahan bentuk kebahasaan. 22-25 Cukup baik: konstruksi sederhana, tetapi masih efektif, kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, 18-21

22 terjadi sejumlah kesalahan kebahasaan, tetapi makna tidak kabur. Sedang: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat, makna membingungkan atau kabur 11-17 Kurang: tidak memenuhi aturan sintaksis, terdapat banyak kesalahan bahasa, tidak komunikatif, dan tidak layak dinilai. 5-10 Ejaan dan tanda baca Sangat baik: menguasai aturan penulisan, hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. 5 Cukup: kadangkadang terjadi kesalahan ejaan, tetapi 4

23 tidak mengaburkan makna. Sedang: sering terjadi kesalahan ejaan dan makna membigungkan atau kabur. 3 Kurang: tidak mengetahui aturan penulisan, terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak terbca, dan tidak layak nilai 2 Jumlah total 35-100 Sumber: Hartfield, dkk. (dalam Nurgiyantoro, 2010) 1.5 Rangkuman Menulis merupakan kegiatan yang dapat menjadi sarana seseorang (penulis) menuangangkan ide/gagasannya. Dalam menuangkan gagasan/ide, penulis kerap mengekspresikan perasaan dan keyakinannya yang berkaitan dengan sarana rekreasi, religious, bahkan temuan ilmiah yang telah dilakukan. Menumbuhkan kegemaran menulis dapat dilakukan baik secara akademik maupun nonakademik. Secara akademik dapat dilakukan mulai dari jenjang pendidikan rendah sampai dengan jenjang pendidikan tinggi. Lalu,

24 secara nonakademik, kegemaran menulis dapat dilakukan mulai dari usia anak-anak dalam didikan keluarga. Anak diberi kebebasan berkekspresi dalam menuliskan kegiatan sehari-hari, misalnya, bentuk cerita atau puisi. 1.6 Latihan 1. Apa yang dimaksud dengan menulis? 2. Apakah mengarang sama dengan menulis? Jelaskan. 3. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah dalam menulis sebuah teks? Jelaskan. 4. Apa saja ciri-ciri karangan yang baik? 5. Sebutkan jenis-jenis karangan? Jelaskan.

25 BAGIAN II PENGERTIAN, MANFAAT DAN TUJUAN, SERTA KAIDAH PENULISAN TEKS DESKRIPSI BAB II MENGENAL TEKS DESKRIPSI Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami pengertian, manfaat dan tujuan, serta kaidah penulisan teks deskriptif.

26 BAB II MENGENAL TEKS DESKRIPSI 2.1 Asal Kata Deskripsi Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan sesuatu hal. Dari segi istilah deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, meraba, mencium, dan merasakan) yang dilukiskan sesuai dengan citra penulisnya. Berdasarkan genre teks, teks deskripsi dimulai dengan informasi yang berkaitan dengan bagian identifikasi sebagai langkah pertama penulisan teks dan dilanjutkan dengan bagian deskripsi. Bagian deskripsi ini menggambarkan/melukiskan secara detail mengenai objek yang dideskripsikan. Lalu, dilanjutkan dengan menulis bagian penutup deskripsi. 2.2 Pengertian Deskripsi Pengertian deskripsi yang berkaitan dengan jenis paragraph, yakni rangkaian paragraf yang berupa gambaran tentang suatu objek atau tempat. Akan tetapi, pengertian objek atau tempat ini sangat sempit. Objek yang dideskripsikan bisa berupa benda, orang, peritiwa/keadaan, tempat, dan lain sebagainya yang referennya ada secara nyata/faktual. Terlepas objek ang dideskripsikan itu diberi tambahan imajinatif penulis, tetap saja objek tersebut diceritakan

27 dalam bentuk deskriptif. Deskripsi mensyaratkan mata, hati, telinga, dan kulit yang mengalami pengalaman yang diamati. Dengan kata lain, deskripsi berisi penggambaran tentang sesuatu berdasarkan yang dilihat, dirasakan, dan dicium. Deskripsi berasal dari kata bahasa Inggris description yang berhubungan dengan kata to describe yang berarti melukiskan dengan bahasa. Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut. Dalman (2012) berpendapat deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya daya khayal atau imajinasi pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dialami penulisnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa deskripsi adalah suau teks yang menggambarkan atau melukiskan suatu objek yang dapat juga berupa peristwiwa/kejadian yang berkaitan langsung dengan pengalaman secara pancaindera, yakni penglihatan, pendengaran, penciumana, dan perasaan. Penulis berusaha untuk melukiskannya dalam teks seolah-olah nantinya pembaca dapat melihat, mendengar, mencium, dan merasakan ke dalam kalimat demi kalimat yang ditulisnya.

28 2.3 Perbedaan Paragraf Deskriptif dengan Teks Deskripsi Pendeskripsian suatu objek dapat dilakukan dengan cara menulis paragraf deksripsi atau teks deskripsi. Perlu diketahui apa persamaan dan apa perbedaan antara bentuk paragraf deskripsi dengan teks deskripsi. Simak video berikut untuk mengetahui perbedaan yang lebih jelas antara paragraf deskripsi dan teks deskripsi. Sumber: Dokumen Pribadi Paragraf deskriptif merupakan suatu paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca seakanakan dapat melihat, mendengar atau merasakan objek yang digambarkan penulis dalam paragraf tersebut. Objek yang digambarkan bisa berupa benda, orang, tempat, atau peristiwa. Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan informasi tentang suatu objek secara detail atau rinci sehingga memberikan Video Pembelajaran perbedaan antara teks deskripsi dan paragraf deskripsi

29 gambaran yang jelas yang berdampak mempengaruhi emosi dan imajinasi pembaca bagaikan ikut melihat atau mengalami langsung hal. Deskripsi atau lukisan adalah karangan yang melukiskan kesan atau pancaindra semata dengan teliti dan sehidup-hidupnya agar pembaca atau pendengar dapat melihat, mendengar, merasakan, menghayati dan menikmati seperti yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dihayati, serta dinikmati oleh penulis. Paragraf deskriptif dapat berada dalam jenis teks deskripsi, teks narasi, bahkan jenis-jenis teks lainnya. Adanya paragraf deskripsi dalam sebuah teks untuk membantu penulis dalam menggambarkan/melukiskan objek secara mendetail dan seobjektif mungkin. Tentu hal ini bertujuan agar pembaca mendapat gambaran sejelas-jelasnya sehingga dapat terpancing secara pancaindera. Teks deskripsi merupakan ragam wacana yang memberikan perincian atau detail tentang objek berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman dan perasaan penulisnya sehingga dapat memberi pengaruh pada sensivitas dan imajinasi pembaca, bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan atau mengalami langsung objek tersebut. Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan princian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensivitas dan imaji pembaca atau pendengar, bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan atau mengalami langsung objek tersebut. Sebenarnya, cara penulisan pada paragraf deskripsi dan teks deskripsi tidak berbeda karena sama-sama bertujuan untuk

30 menggambarkan objek secara detail. Namun, yang membedakan, bila paragraf deskriptif itu dapat menjadi bagian dari jenis teks lain (selain teks deskripsi), tetapi bila teks deskripsi secara keseluruhan paragraf dalam teksnya itu merupakan paragraf deskriptif. 2.4 Tujuan dan Manfaat Teks Deskipsi Teks deskripsi memiliki tujuan untuk melukiskan atau menggambarkan suatu hal yang berkaitan dengan pengalaman berdasarkan hasil pengamatan pancaindra, seperti bentuknya, suaranya, rasanya, kelakuannya atau gerak geriknya sehingga dapat menciptakan daya khayal pembaca dan seolah-olah sedang merasakan langsung apa yang sedang dibahas dalam teks. Dalam menulis karangan deskripsi, penulis dituntut untuk menggambarkan objek serinci mungkin. Tujuan utama dari paragraf deskripsi, yaitu menciptakan pengaruh panca indra pembaca untuk menghasilkan kesan tertentu berdasarkan pada penalaran dan imajinasinya. Selain tujuan adapun manfaat dari teks deskripsi, yakni untuk memudahkan pembaca memahami objek yang dijelaskan karena pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, mencium, meraba, bahkan dapat ikut merasakan kesedihan/kesenangan yang dilukiskan oleh penulis. Perasaan atau ide yang dituliskan akan lebih mudah sampai kepada pembaca. Bahkan, dalam bidang sastra teks deskripsi ini dapat mengharu biru perasaan pembaca, sedangkan dalam bidang kajian ilmiah pembaca akan lebih memahami, misalnya, dalam membaca data dalam

31 tabel/diagram/gambar yang disajikan dengan dilengkapi teks deksripsi. Manfaat teks deskripsi ini sangat banyak dan berguna pada berbagai bidang, seperti bidang pariwisata untuk menggambarkan secara jelas objek wisata/tempat wisata, bidang sastra dapat mendeskripsikan tokoh-tokoh, peristiwa, dan latar secara detail, dan berbagai bidang lainnya yang juga memerlukan penjelasan secara mendetail supaya pembaca tergambarkan dengan jelas mengenai objek yang dideskripsikan. 2.5 Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi Teks Deskripsi adalah teks yang menggambarkan secara rinci suatu objek. Oleh karena itu, secara kebahasaan teks deksripsi ini akan banyak menggunakan kata benda (nomina) untuk menjelaskan objek/subjek yang dideskripsikan. Selain itu, dalam teks deksripsi juga akan banyak menggunakan kata ganti dan kata acuan untuk menunjukkan apa yang diceritakan. Selain kata benda, kata ganti, dan kata acuan, dalam teks deksripsi juga banyak menggunakan frasa yang mengandung kata benda untuk mendeskripsikan keadaan objek yang dideskripsikan. Selain frasa kata benda, dalam teks deskripsi akan banyak juga mengandung kata sifat (adjektiva) yang berguna dalam menggambarkan sifat dari objek yang digambarkan.

32 Ada pula kata kerja (verba) transitif dan kata kerja (verba) intransitive untuk memberikan informasi mengenai subjek yang dideskripsikan. Kata kerja (perasaan, pendapat) juga digunakan dalam teks deskripsi untk mengungkapkan pandangan pribadi penulis tentang subjek. Selain itu, teks deksripsi juga mengunakan kata keterangan untuk memberikan informasi tambahan tentang objek. Namun, tak jarang pula dalam teks deskripsi juga mengandung bahasa kiasan berupa perumbamaan atau metafora. 2.6 Rangkuman Cara penulisan/penggambaran suatu objek yang dideskripsikan pada paragraf deskriptif sama dengan teks deksripsi. Namun, teks deskripsi merupakan salah satu jenis karangan yang bertujuan untuk menggambarkan objek secara detail mulai dari bagian identifikasi, deksirpsi, hingga simpulan/penutup. Paragraf deskriptif dapat menjadi bagian dari teks deskripsi dan dapat pula menjadi bagian dari teks ilmiah, teks narasi, teks laporan, dan teks-teks yang lain yang memerlukan penggambaran objek secara rinci sehingga memancing secara pancaindera pembaca. Dalam menulis atau membedakan antara teks deskripsi dengan teks lainnya, perlu diketahui kaidah kebahasaan dalam teks deskripsi.

33 2.7 Latihan 1. Apa perbedaan dan persamaan antara teks deskripsi dengan paragraf deskriptif? 2. Apa tujuan menulis teks deskripsi? 3. Sebutkan manfaat penulisan teks deskripsi? 4. Mengapa perlu mengetahui kaidah kebahasaan yang digunakna dalma menulis teks deskripsi? 5. Jelaskan apa saja jenis kelas kata yang banyak digunakan dalam teks deskripsi serta jelaskan apa kegunaannya?

34

35 BAGIAN III STRUKTUR TEKS DESKRIPSI BAB III STRUKTUR TEKS DESKRIPSI Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu membedakan jenis-jenis dan ciri-ciri teks deskripsi

36 BAB III STRUKTUR TEKS DESKRIPSI 3.1 Struktur Teks Deskripsi Memahami struktur teks sebuah teks berdasarkan perbedaan jenis teks akan memudahkan untuk dapat menulisnya. Begitu pula dengan pemahaman terhadap struktur teks deskripsi. Sebelum menyusun teks deskripsi, penulis harus terlebih dahulu membuat identifikasi sebagai langkah pertama. Memperkenalkan benda atau hal yang akan dideskripsikan, yang kemudian dilanjutkan dengan langkah kedua, deskripsi setiap bagian. Terdapat dua elemen teks deskripsi yang disusun berdasarkan model urutan penempatan (rhetorical structure) yang sudah baku dan sangat umum diakui secara konvensi, yaitu identifikasi dan deskripsi. Sumber: Dokumen Pribadi Struktur dalam teks deskripsi meliputi antara lain sebagai berikut. Video Pembelajaran Struktur Teks Deskripsi

37 (1) Judul Judul karangan setidaknya mengandung tiga aspek, yakni relevan, provokatif (menarik) dan singkat. Judul atau kepala karangan melambangkan tema cerita, yang merupakan intisari atau ringkasan tersirat dari seluruh karangan. Fungsi judul, yaitu sebagai daya penarik minat dan suatu nama yang bersifat promosi (merupakan topik besar dan penunjuk nama pengarang). Judul teks harus berupa frasa bukan kalimat. Judul teks tidak lebih dari 20 kata dan idealnya bisa terdiri dari 10-15 kata. Judul dapat ditulis dengan keseluruhan huruf menggunakan huruf kapital (UPPERCASE) atau hanya pada huruf depan pada setiap kata (Capitalize Each Word) yang menggunakan huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi, yang harus selalu menggunakan huruf kecil. Apabila judul terdiri lebih dari satu baris, baris pertama harus lebih panjang dari baris kedua. Bentuk judul harus seperti paramida terbalik. Contoh penulisan judul Pesona Keindahan Alam Wisata Pegunungan Dieng Sang Negeri di Atas Awan PESONA KEINDAHAN ALAM WISATA PEGUNUNGAN DIENG SANG NEGERI DI ATAS AWAN

38 (2) Identifikasi Bagian identifikasi disajikan deskripsi mengenai identitas dari objek yang menjadi penceritaan. Penulis menentukan objek, memperkenalkan objek kepada pembaca, dan menarik minat pembaca semua bergantung dari bagian ini. Objek yang diidentifikasi dapat berupa objek benda, seseorang, hewan, tumbuhan, tempat, peristiwa/kejadian, suasana, atau berbagai objek lainnya. Contoh bagian identifikasi Pantai Pangandaran Pangandaran adalah salah satu kabupaten yang berada di Indonesia. Pangandaran terletak di bagian tenggara Provinsi Jawa Barat, jaraknya sekitar 200 km dari Bandung dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Kabupaten Pangandaran terkenal dengan keindahan pantainya. Area pingir Pantai Pangandaran dipenuhi dengan pepohonan kelapa. Namun, sepanjang jalan di area pantai juga berdiri bangunan-bangunan yang sangat unik, salah satunya, hotel yang menyerupai kapal pesiar. Selain itu, di pinggir pantai juga terdapat taman yang dihiasi dengan air mancur dan patung berbentuk ikan marlin. Wisata alam ini tak pernah absen dari pengunjung, terutama saat libur panjang.

39 Contoh bagian identifikasi Dataran Tinggi Dieng Berdasarkan kedua contoh di atas dapat dilihat bahwa bagian identifikasi ini, penulis harus menyebutkan objek dan memperkenalkan objek. Objek harus dijelaskan berbentuk apa, apakah tempat, lalu tempat yang seperti apa, gunungkah, atau pantai, atau jenis tempat lainnya. Taklupa jelaskan pula lokasinya, serta nilai daya tarik tersendiri yang membuat pembaca ingin membaca isi teks secara lebih lanjut. Pada intinya bagian identifikasi ini merupakan bagian umum yang menjelaskan tentang definisi atau identitas objek yang dideskripsikan. Berikut detail bagian identifikasi. 1. Berupa pernyataan yang menggambarkan tentang objek yang akan dideskripsikan. Dieng dijuluki dengan negeri di atas awan. Dieng merupakan dataran tinggi di Jawa Tengah. Dataran tinggi Dieng masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Daerah ini diapit dua gunung keren, Sindoro dan Sumbing. Dataran tinggi ini memang dikenal memiliki topografi wilayah berupa pegunungan yang memiliki wisata alam yang beragam. Dieng sebagai wilayah vulkanik aktif dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut.

40 2. Pernyataan harus menarik, mampu memprovokasi pembaca sehingga menjadi tertarik untuk membaca deskripsi lengkapnya. 3. Penggunaan kata sifat (adjektiva) atau tingkat perbandingan. Hal ini sangat membantu, misalnya, “Pantai menawan di Kabupaten Pangandaran ini menawarkan makanan khas yang perlu dicoba”. (3) Deskripsi Deskripsi merupakan bagian dalam teks deskripsi yang berisi gambaran-gambahan atau penjelasan tentang suatu objek atau topik yang dibahas dalam teks. Bagian deskripsi ini sering juga disebut dengan deskripsi bagian. Paragraf yang terdapat di bagian deskripsi harus mrujuk pada sub-sub pembahasan yang sudah ditentukan dalam kerangka karangan/outline. Misalnya, pada bagian identifikasi sudah menjelaskan secara umum bahwa di Dataran Tinggi Dieng terdapat wisata yang sangat mengagumkan dan bersuhu dingin sehingga menjadi destinasi wisata alam yang cukup patut untuk dikunjungi maka di bagian deskripsi umum setidaknya perlu membahas: a. Suhu dataran tinggi Dieng b. Menjabarkan wisata-wisata yang ada di lingkungan dataran tinggi Dieng c. Kuliner yang ada di sana dan kuliner paling terfavorit d. Tempat penginapan e. Cara menuju ke lokasi ke sana

41 f. Biaya yang dikeluarkan wisatawan, dan sebagainya. Pada intinya, bagian deskripsi menjadi bagian yang menjelaskan pengklasifikasian objek yang dideskripsikan. Pengklasifikasian dipaparkan dengan rinci disertai gambaran yang jelas. Detail bagian deskripsi dijelaskan berikut ini. 1. Memberikan gambaran tentang kondisi objek yang dapat ditinjau dari beberapa segi: lokasi, orang, cuaca, ukuran, dan sebagainya. 2. Penggunaan kata sifat yang berfungsi untuk menggambarkan atau mengilustrasikan kondisi objek. (4) Simpulan Teks deskripsi juga memiliki bagian penutup atau simpulan. Simpulan dalam teks deskripsi berisi penegasan terhadap suatu hal yang dianggap penting. Simpulan ini bisa dicantumkan bisa tidak. 3.2 Pemilihan Objek Teks Deskripsi Pemilihan objek teks deskripsi membantu penulis memfokuskan tulisannya. Pedeskripsian terhadap objek teks deskripsi akan memberikan gambaran secara detail kepada pembaca tentang deskripsi orang, keadaan fisik, keadaan sekitar, watak seseorang, gagasan-gagasan tokoh, dan deskripsi tempat. Berdasarkan kategori yang lazim, ada dua objek yang diungkapkan dalam teks deskripsi, yakni orang dan tempat. Atas dasar tersebut, karangan deskripsi dibedakan menjadi dua kategori, yakni karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat (Suparno, 2010).

42 a. Deskripsi Orang Menulis karangan deskripsi orang, tentukan hal-hal yang menarik dari orang yang akan dideskripsikan. Beberapa aspek dari deskripsi orang sebagai berikut. (1) Deskripsi Keadaan Fisik Deskripsi fisik bertujuan memberikan gambaran yang sejelasjelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh. Deskripsi ini banyak bersifat objektif. (2) Deskripsi Keadaan Sekitar Deskripsi keadaan sekitar, yaitu penggambaran keadaan yang mengelilingi seorang tokoh, misalnya penggambaran tentang aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat kediaman, dan kendaraan yang ikut menggambarkan watak seseorang. (3) Deskripsi Watak atau Tingkah Perbuatan Mendeskripsikan watak seseorang ini paling sulit dilakukan. Penulis harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung di balik fisik manusia. Dengan kecermatan dan keahlian, penulis mampu mengindentifikasikan unsur-unsur dan kepribadian seorang tokoh. Kemudian, menampilkan dengan jelas unsur-unsur yang dapat memperlihatkan karakter yang digambarkan.

43 (4) Deskripsi Gagasan-gagasan Tokoh Gagasan tokoh tidak dapat diserap oleh panca indera manusia. Namun antara perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan yang erat. Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan petunjuk tentang keadaan perasaan seorang pada waktu itu. b. Deskripsi Tempat Tempat memegang peranan yang penting dalam setiap peristiwa. Tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua kisah akan selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peritiwa. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu tempat. (1) Penulis bergerak secara teratur menelusuri tempat tersebut dan menyebutkan yang telah dilihat. (2) Penulis dapat memulai dengan menyebutkan kesan umum yang diikuti oleh perincian yang paling menarik perhatian. Contoh Teks Deskripsi Berdasarkan Objek Orang Prof. Dr. Multamia adalah teladanku dan juga dosen pembimbingku dalam menyelesaikan tesis ketika aku menyelesaikan studi S2 di Universitas Indonesia. Beliau cukup tinggi, sekitar 165 cm. Ia memiliki rambut pendek sebahu, ikal, dan lembut. Bola matanya

44 berwarna coklat dan berkulit sawo matang, beliau juga memiliki senyum yang manis. Berat badannya 60 kg. Beliau adalah orang yang sangat baik. Beliau seorang yang bijak, ramah, sabar, dan suka membantu orang lain, terutama, semua mahasiswanya. Aku menjadikan beliau sebagai role model karena dia adalah contoh yang baik bagiku. Beliau sangat rajin, rapi, dan disiplin. Beliau orang yang sangat terorganisir dalam hal pekerjaan dan juga pengajaran. Beliau tidak menyukai kekacauan. Aku sangat mengagumi beliau. Contoh Teks Deskripsi Berdasarkan Objek Tempat Teks Deskripsi I LOKAWISATA TANGKUBAN PERAHU Sumber: Dokumen Pribadi Gambar 3.1 Kawah Gunung Tangkuban Perahu Wisata alam yang bisa menjadi salah satu alternatif adalah Gunung Tangkuban Perahu yang merupakan sebuah gunung aktif di Bandung Utara, tepatnya di Cikole, Lembang, Jawa Barat atau

45 sekitar 20 km dari pusat Kota Bandung. Gunung Tangkuban Perahu yang menjadi tujuan wisata populer di kawasan Bandung dan sekitarnya ini memiliki banyak sekali peminat baik itu wisatawan lokal maupun asing. Gunung Tangkuban Perahu memang tempat wisata yang sangat indah. Gunung Tangkuban Perahu memiliki ketinggian 2.084 di atas permukaan laut atau sekitar 6.873 kaki. Suhu di gunung ini adalah 17 derajat Celcius pada siang hari dan dapat mencapai 2 derajat Celcius pada malam hari. Cuaca dingin dengan kabut putih tebal dan bau belerang yang unik pun ikut menghiasi suasana dari Tangkuban Perahu. Banyak hal menarik yang bisa kita temukan di Tangkuban Perahu, seperti gunung berapinya yang masih aktif, pesona kawahnya yang sangat cantik, cuaca dingin yang menyegarkan, dan tidak lupa juga kuliner tangkuban perahu. Untuk gunung berapinya sendiri, terlihat beberapa kawah di sekitaran gunung masih aktif sehingga masih diawasi oleh Badan Direktorat Vulkanologi Indonesia. Pesona kawah di sekeliling gunung pun juga memiliki pemandangan yang indah. Saat melihat kawah, kita seakan diajak melihat sebuah mangkok raksasa yang dalam, lekukan dinding kawah, dan dasar kawah akan terlihat dengan jelas. Tempat ini cocok untuk dijadikan spot foto, dengan pemandangan alam yang indah. Kuliner adalah salah satu hal menarik yang bisa kita dapatkan dari tangkuban perahu. Kuliner khas yang seperti ketan bakar yang sudah terkenal cita rasa yang nikmat adalah salah satunya. Kuliner tersebut dapat dibeli di lingkungan sekitar Tangkuban Perahu.

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==