Murie Dwiyaniti - Instrumentasi & Proses Kontrol

279 (Safety Integrated Level) harus dikaji (assessed) oleh Safety Committee (tim dari berbagai discipline dan Management dari Enduser), tidak dapat diserahkan kepada consultant atau engineering contractor. Consultant atau Engineering Contractor hanya bisa membantu (assist) untuk pengkajian SIF, tetapi keputusan akhir (beserta tanggung jawabnya) berada ditangan Enduser sendiri. Dari hasil pengkajian akan kita dapatkan kebutuhan tingkatan SIL yang berbeda-beda (tergantung safety policy Perusahaan) untuk setiap SIF. Bisa saja kita menentukan SIL-3 untuk semua SIF yang ada, tetapi konsekuensinya biaya SIS menjadi luar biasa mahalnya. Semakin rendah tingkatan SIL makin murah pula implementasi SIS. Jadi kita berusaha untuk menerapkan ALARP (As Low As Reasonably Possible); Reasonably berarti ‘tanpa mengorbankan safety’. Sesuai dengan istilah 'integrated', pengkajian SIF dan hasil kebutuhan SIL harus dilakukan untuk keseluruhan system dalam satu keseluruhan SIF, untuk semua sensor (transmitter), logic solver, dan final actuator yang tergabung dalam SIF tersebut. Jadi tidak bisa per component saja. Kalau ada vendor yang mengklaim bahwa produknya (component) adalah SIL-2 'ready’ atau 'suitable’, berarti karena nilai PFD dan MTTR dari komponen tersebut cukup baik sehingga dapat dipergunakan untuk sampai dengan SIL-2 apabila menggunakan komponen lainnya (sensor atau transmitter, logic solver dan final actuator) yang appropriate. Sertifikasi harus dilakukan oleh Enduser Committee itu sendiri. Tidak ada badan sertifikasi yang dapat mengeluarkan

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==