Murie Dwiyaniti - Instrumentasi & Proses Kontrol

281 Artinya, IL assessment ini idealnya adalah kelanjutan dari HAZOP, tidak bisa dibalik urutan kerjanya. Dengan metode yang lebih kuantitatif, bisa mengurangi requirement IL yang berlebihan. Tapi ini juga sangat tergantung kepada kesiapan perusahaan user, apakah sudah mempunyai "acceptable risk criteria" yang disetujui oleh manajemen corporate. Kalau perusahaan tersebut belum punya angka risk tertentu yang bisa diterima, screening IL (biasanya dalam taraf FEED) bisa dipakai metode risk graph yang kualitatif. Kalau sudah punya angka corporate risk criteria tertentu, sebaiknya dipakai LOPA (Layer of Protection Analysis) sebagai screening tools. Kalau LUPA menghasilkan angka IL yang masih tinggi (misalnya 3), harus dicek lagi dengan metoda yang lebih kuantitatif seperti QRA. Atau untuk menurunkannya, bisa ditambahkan safety layer. Sedapat mungkin, SIS harus yang rendah IL-nya supaya murah, dan sedapat mungkin dipakai filosofi inherently safer design. Untuk process industry, sebaiknya dipakai IEC 61511 dengan catatan SIS yang akan dipakai sudah punya 'prior use" atau TUV accredited. Kalau belum diterapkan, harus memakai IEC 61508, yang artinya melakukan re-inventing the wheel. Penetapan tolerable dan intolerable risk ditentukan dengan urutan (paling atas paling tinggi tingkat hirarkinya): 1. Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku 2. Safety standard yang diberlakukan 3. Managemen puncak

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==