Murie Dwiyaniti - Instrumentasi & Proses Kontrol

286 dapat dilihat pada level SIL. Nilai SIL menunjukkan performansi secara numerik kuantitatif dari SIS yang dipakai. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa SIL dapat ditentukan dengan menghitung failure probability (Pf), maka dapat dihitung nilai Pf untuk setiap SIS. Tool yang biasa digunakan adalah FTA (fault tree analysis) dengan cara awal menentukan top event jika terjadi failure pada SIS. Bahan yang dapat digunakan untuk menentukan top event diantaranya hasil studi HAZOP (Hazard Operability), cause-effect chart instrumentasi atau kombinasi dari keduanya dari SIS. Tiap top event scenario dari SIS kemudian terhitung tingkat failure dan availability level-nya. Selanjutnya dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan design philosopy apakah SIL 1, 2 atau 3 dengan mengacu pada resiko yang dapat diterima (maaf dalam hal ini rekan-rekan saya asumsikan sudah terbiasa dengan metode FTA). Tidak setiap SIS harus mengaplikasikan SIL 3. Harus diingat bahwa untuk meningkatkan tingkat availability SIS tidak selalu bertumpu pada TMR system, preventive maintenance dan regular test juga akan meningkatkan tingkat availability. Sehingga kadang-kadang dengan hanya menambah frekuensi regular test sudah bisa mengatrol tingkat availability >0.50%, tergantung filosofi yang diterapkan karena menyangkut penambahan biaya yang tidak sedikit. Ada beberapa hal penting untuk di perhatikan berkaitan dengan SIS:

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==