Murie Dwiyaniti - Instrumentasi & Proses Kontrol

309 3. Tube Rupture. Ketika adanya perbedaan yang besar pada desain pressure antara shell dan tube pada sebuah Heat Exchanger (biasanya rasio 1.5 sampai rasio 1 atau lebih), pendefinisian diperlukan untuk pembuangan pada ruang yang mempunyai tekanan rendah (low pressure side). Biasanya, untuk desain, hanya 1 tube dipertimbangkan untuk "rupture" (pecah). Ketika media dingin bertemu dengan media panas, efek dari flashing juga perlu dipertimbangkan, atau juga kemungkinan dari transient overpressure karena berubahnya uap yang tiba-tiba menjadi liquid. 4. Control Valve Failure. Kegagalan posisi dari instrument dan control valves harus dievaluasi secara hati-hati. Dalam prakteknya, control valves tidak boleh fail dalam keadaan normal. Sebuah valve dapat macet dalam posisi yang salah (membuka/menutup), atau loop kontrolnya fail. Perlindungan untuk faktor ini harus disediakan, dengan kondisi yang mengacu pada flow koefisien dari manufaktur dan perbedaan tekanan untuk control valves yang spesifik dan fasilitas yang mengikutinya. 5. Thermal Expansion. Jika isolasi dari process line pada ruang dingin (cold side) sebuah HE dapat menimbulkan excess pressure akibat adanya panas yang masuk dari warm side, maka line atau cold side dari HE tersebut harus diproteksi dengan sebuah relief valve. Jika peralatan atau line dapat diisolasi pada kondisi full liquid, relief valve harus disediakan untuk thermal expansion pada kontainer liquid

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==