88 c. Florikultura Produk tanaman florikultura secara umum dikelompokkan kedalam tiga golongan besar, yakni: bunga potong, bunga berupa daun potong dan tanaman bunga dalam pot. Ada satu jenis bunga lainnya, yakni dalam bentuk tanaman hias yang di tanam untul land- scaping, dimana jenis ini tidak termasuk dalam pembahasan buku ini karena tidak ada masalah pascapanen serta pengemasannya. Tana- man florikultur ini umumnya memiliki karakteristik yakni laju respi- rasinya sangat tinggi akibat proses glikolisis gula pada daun yang hasilnya dikirim ke kuntum bunga. Khususnya untuk bunga potong, maka luka potong pada jaringannya juga menyebabkan respirasinya meningkat. Untuk memperpanjang masa segarnya, maka para peda- gang bunga dan pengguna bunga bisanya menggunakan bahan pen- gawet yang mengandung sukrosa sebagai sumber karbohidrat, serta bahan pengawet lain yang bisa menghambat kerja etilen (Taufik et al., 2018) Parameter mutu tanaman florikultura baik yang dalam bentuk bunga atau daun, yang utama adalah adalah kesegaran (freshness) yang berkaitan dengan kadar air, serta tampilan warnya yang berkai- tan dengan berbagai kandungan pigmen, tergantung jeninya. Hijau daun terkait dengan kandungan klorofilnya, sedangkan bunga tampak kuning, orange dan merah akibat adanya pigmen karotenoid. Pigmen antosianin menyebabkan bunga berwarna ungu, merah dan ungu. Kekuatan pancaran warna tergantung pigmen mana yang dominan, dimana pigmen ini sangat dipengaruhi oleh pH dari cairan sel bung- anya, dimana pH ini akan sangat tergantung pada RH (kelembaban) lingkungannya. Karena sifat-sifat di atas, bunga potong akan sangat cepat layu dan pudar warnya, jika tidak disimpan pada suhu rendah dan kelembaban tinggi untuk mengimbangi respirasi yang tinggi. Penambahan sukrosa sebagai sumber energi respirasi akan memban- tu mempeanjang kesegaran bunga. Selain itu, tanaman florikultura juga harus sangat terjaga dari luka tergores karena akan menurunkan nilai jualnya. Oleh sebab itu, teknik pengemasan dengan metoda dan jenis bahan pengemas tertentu menjadi hal yang sangat penting da- lam penanganan produk florikultura (Taufik et al., 2018).
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==