108 b. Produk Olahan Susu Untuk meningkatkan masa simpan susu, biasanya susu diberi perlakukan dan diolah menjadi susu olahan. Konsumsi susu olah- an lebih banyak dibandungkan dengan susu segar. Pengolahan susu tidak hanya dilakukan pada industry besar, tetapi juga pada indus- tri rumah tangga (Usmiati & Broto, 2009). Beberapa bentuk olahan susu diuraikan sebagai berikut. 1. Susu Fermentasi Susu fermentasi menjadi salah pilihan dalam proses penolahan susu. Contoh hasil fermentasi susu yaitu yoghurt, susu acidophilus, susu casei, kefir dan koumiss,dali dan dadih. Selain meningkatkan masa simpan dari susu, fermentasi susu memiliki manfaat lain, sep- erti meningkat daya serap susu dan memberikan flavor yang lebih disukai konsumen. Pengembangan produk susu fermentasi didasar- kan kepada peran terhadap kesehatan manusia. Pada proses fermentasi susu, mikroorganisme menghasilkan enzim laktase yang menyebabkan laktosa dihidrolisis menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan galaktosa, inilah penyebab susu fer- mentasi lebih mudah dicerna dan diserap alat pencernaan. Selain itu, konsistensi dan tekstur susu fermentasi yang relatif kental dibanding susu murni, sehingga memberi kesempatan penyerapan nutrisi lebih banyak karena kecepatan melewati saluran pencernaan lebih lambat. 2. Susu Pasteurisasi dan Susu Sterilisasi Susu pasteurisasi Pasteurisasi susu adalah proses pemanasan susu (di bawah suhu didih) untuk membunuh bakteri patogen, namun kemungkinan- nya sporanya masih dapat hidup. Ada 3 cara pasteurisasi yaitu: • Pasteurisasi lama (Low Temperature Long Time/LTLT) adalah pemanasan susu pada suhu yang tidak tinggi (62-65°C) dengan waktu yang relatif lama (0,5 -1 jam); • Pasteurisasi singkat (High Temperature Short Time/HTST) adalah Pemanasan susu dilakukan pada suhu tinggi (85-95°C) dengan waktu yang relatif singkat (1-2 menit); • Pasteurisasi Ultra High Temperature (UHT) adalah Pemanasan susu pada suhu tinggi dan segera didinginkan pada suhu 10°C (suhu minimal pertumbuhan bakteri susu).
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==