114 (PEI) dan lapisan cross-link glutaraldehyde (GL). Kehadiran laktase mengakibatkan penurunan kandungan laktosa pada susu yang san- gat penting bagi konsumen yang menderita defisiensi lactase(Galić et al., 2019). 5. Kemasan Antimikroba Kemasan antimikroba mendapat perhatian yang besar teruta- ma dalam aplikasinya pada kemasan keju, yang disebabkan kemasan ini mengandung kombinasi film atau lapisan yang dapat dimakan dan komponen antimikroba. Film multilayer konvensional yang menunjukkan fitur antimikroba biasanya mencakup empat lapisan yaitu lapisan kontrol, lapisan matriks, lapisan penghalang, dan lapisan luar. Dalam struktur seperti itu, ke dalam lapisan matriks, zat antimikroba akan tertanam. Dengan adanya control layer yang berdekatan dengan lapisan matriks, bertujuan untuk mengontrol pelepasan zat antimikroba ke permukaan makanan. Film antimikro- ba yang tidak dapat dimakan yang diaplikasikan sebagai paket aktif diklasifikasikan menjadi dua kelompok - (1) film yang mengandung antimikroba di mana agen anti mikroba bermigrasi ke permukaan makanan dan (2) yang dengan agen antimikroba, terikat ke lapisan permukaan film. Kehilangan sebagian atau seluruhnya aktivitas anti- mikroba dari zat aktif yang digunakan selama produksi dan penyim- panan film adalah salah satu kelemahan utama film antimikroba. Ba- han pengawet kimiawi yang dapat digunakan dalam sistem pelepas antimikroba aktif termasuk asam organik dan garamnya (terutama sorbat, benzoat, dan propionat), paraben, sulfit, nitrit, klorida, fosfat, epoksida, alkohol, ozon, hidrogen peroksida, dietil pyrocarbonate, dan bacteriocin (Ščetar et al., 2010). 6. Time temperature indicators (TTI) TTI adalah alat yang dirancang untuk memonitor suhu dalam produk yang didinginkan dan dibekukan di sepanjang rantai distri- busi. TTI saat ini adalah sistem komersial yang paling umum digu- nakan dalam pengemasan, karena sederhana dan responsnya tidak
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==