Rina Ningtyas - Tren Teknologi Kemasan Pangan

127 tas total penyerapan O2 ditentukan oleh jumlah asam askorbat. Pen- gurangan total 1 mol O2 membutuhkan 2 mol asam askorbat. Mah- kota dengan tembaga dan logam besi dikombinasikan dengan garam askorbat telah ditemukan untuk mengurangi kadar oksigen dalam botol bir setelah penyimpanan 1-3 bulan mempertahankan efeknya hingga 12 bulan. Evaluasi kehilangan asam askorbat karena adanya oksigen dalam jus jeruk dikemas dalam pembersihan oksigen dan film penghalang oksigen juga dilakukan. Akibatnya, asam askorbat dipertahankan dalam waktu penyimpanan yang lama sebagai kon- sekuensi dari pembuangan oksigen yang cepat. Asam askorbat dan garam askorbat digunakan dalam desain penyerap dalam teknologi sachet dan film. Film aktif mungkin mengandung katalis, biasanya logam transisi (Cu, Co), dan diaktivasi oleh air, karena teknologi ini secara khusus diindikasikan untuk produk makanan berair. Penyerap oksigen lainnya telah dikembangkan dengan kom- binasi dua enzim, oksidase glukosa dan katalase, yang akan bereak- si dengan beberapa substrat untuk mengambil oksigen yang masuk menjadi bagian dari struktur kemasan atau dimasukkan ke dalam sachet independen. Oksidase glukosa mentransfer dua hidrogen dari gugus -CHOH glukosa, yang semula dapat hadir atau ditambahkan ke produk, ke O2 dengan pembentukan glukono-delta-lakton dan H2O2. Lakton kemudian secara spontan bereaksi dengan air mem- bentuk asam glukonat. Sistem ini telah digunakan dalam bir dan bot- ol anggur. Teknologi pemulungan lainnya didasarkan pada prinsip oksi- dasi besi dalam keberadaan air. Mekanisme kerja penyerap oksigen jenis ini dijelaskan dengan reaksi berikut: Fe → Fe 2+ + 2e− ½ O2 + H2O + 2 e− → 2OH− Fe 2+ + 2OH− → Fe (OH) 2 Fe (OH)2 + ¼ O2 + ½ H2O → Fe (OH)3

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==