21 d. Vitamin Vitamin adalah suatu senyawa yang terdapat pada makanan dalam jumlah yang sedikit, namun dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang cukup, agar fungsi metabolisme yang normal. Ber- dasarkan kelarutannya, vitamin dikelompokkan dalam 2 golongan yaitu vitamin larut lemak (Vitamin A, D, E dan K) dan vitamin larut air (vitamin C dan golongan vitamin B kompleks). Vitamin pada pangan mudah mengalami kerusakan ketika penyimpanan, sehingga perlu penyimpanan dan kemasan yang dapat mencegah kerusakan vitamin. Penelitian Rachmawati, et al., (2009) menunjukkan semakin lama penyimpanan kandungan vitamin C pada cabai rawit putih cenderung menurun. Selain itu, suhu berpen- garuh nyata terhadap kandungan vitamin C pada cabai rawit putih, dimana semakin tinggi suhu penyimpanan maka kandungan vitamin C semakin menurun. Selain itu, Santoso, et al. (2018) menunjukkan penyimpanan buah semangga mempengaruhi kadar vitamin C, di- mana kadar vitamin C yang disimpan pada suhu dingin lebih tinggi dibandingkan dengan disimpan pada suhu ruang. Paparan cahaya dan kemasan mempengaruhi vitamin pada pangan yang dikemas. Ber- lian (2007) menunjukkan paparan cahaya matabari mempengaruhi kestabilan vitamin C dalam produk sehingga konsentrasi vitamin C dalam produk mengalami penurunan yang bermakna. Karena vita- min C tidak stabil jika terpapar cahaya matabari, sebaiknya Kema- san yang digunakan menggunakan kemasan yang dapat melindungi dari cahaya. e. Mineral Mineral esensial adalah mineral yang dibutuhkan oleh makh- luk hidup untuk proses fisiologis. Mineral essensial ini dikelompo- kan menjadi dua yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, yang terdiri atas kalsium, klorin, magnesium, kalium, fosforus, natrium, dan sulfur. Sedangkan mineral mikro diperlukan tubuh dalam jum- lah kecil, seperti kobalt, tembaga, iodin, besi, mangan, selenium, dan seng. Kekurangan (defisiensi) mineral dapat menyebabkan penyakit, namun pemberian mineral esensial yang berlebihan dapat menim- bulkan gejala keracunan (Arifin, 2008).
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==