25 pangan adalah pencoklatan pada buah yang memar atau terkupas kulitnya, atau daging segar yang berubah warna menjadi hijau dan berbau busuk (Julianti & Nurminah, 2006). b. Peubahan kimia dan migrasi unsur-unsur pada pangan Perubahan kimiawi yang terjadi pada bahan pangan disebab- kan oleh penggunaan anioksidan, fungisida, plasticizer, bahan pe- warna dan pestisida yang dapat bermigrasi ke dalam bahan pangan. Pengemasan dapat mecegah terjadinya migrasi bahan-bahan ini ke dalam bahan pangan (Julianti & Nurminah, 2006). Wadah dan mesin pengolahan yan telah mengalami korosi dapat menyebabkan pence- maran logam ke dalam bahan pangan. Keracunan yang diakibatkan logam-logam ini dapat berupa keracunan ringan atau berat seperti mual-mual, muntah, pusing dan keluarnya keringat dingin yang ber- lebihan. c. kerusakan mikrobiologis pada pangan Bahan kemasan seperti logam, gelas dan plastik merupakan penghalang yang baik untuk masuknya mikroorganisme ke dalam bahan yang dikemas, tetapi penutup kemasan merupakan sumber utama dari kontaminasi. Kemasan yang dilipat atau dijepret atau hanya dilapisi ganda mer- upakan penutup kemasan yang tidak baik. Penyebab kontaminasi mikroorganisme pada bahan pangan adalah kontaminasi dari udara atau air melalui lubang pada kemasan yang ditutup secara hermetic, penutupan (proses sealer) yang tidak sempurna, panas yang digu- nakan dalam proses sealer pada film plastik tidak cukup karena seal- er yang terkontaminasi oleh produk atau pengaturan suhu yang tidak baik dan kerusakan seperti sobek atau terlipat pada bahan kemasan (Julianti & Nurminah, 2006). d. kerusakan mekanis pada pangan Faktor-faktor mekanis yang dapat merusak bahan-bahan hasil pertanian segar dan bahan pangan olahan adalah stress atau tekanan fisik, yaitu kerusakan yang diakibatkan karena jatuh atau oleh adanya gesekan dan vibra- si (getaran), yang dapat mengakibatkan erusakan pada bahan atau kemasan selama dalam perjalanan atau distribusi. Untuk menanggu-
RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==