Rina Ningtyas - Tren Teknologi Kemasan Pangan

26 langinya dapat digunakan bahan anti getaran (Julianti & Nurminah, 2006). 5. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PRODUK PANGAN a. Perpindahan air aw (aktivitas air) dan kadar merupakan faktor penting untuk menentukan masa simpan pangan dan resiko keamanan pangan. Pengendalian kadar air pada kemasan dan bahan pangan dapat mencegah kerusakan oleh mikroorganisme dan enzim, menurunn- ya nilai penampilan (tekstur) bahan, kondensasi di dalam kemasan yang mengakibatkan pertumbuhan mikroba atau mencegah freezer burn pada bahan pangan beku. (Julianti & Nurminah, 2006). Untuk dapat mempertahankan kadar air, kemasan harus dipilih yang memiliki impermeabilitas terhadap uap air. Jika nilai aktivitas air (aw) dari bahan meningkat sehingga sesuai dengan tingat aw yang dibutuhkan oleh mikroba, maka mikroba akan tumbuh dan bahan menjadi rusak. Produk yang kering, kadar airnya harus rendah untuk menghindarkan terjadinya eaksi kimia atau kerusakan yang ditim- bulkan oleh mikroba. Produk yang mengandung cukup air, kadar airnya akan turun dan menjadi lebih kering sehingga akhirnya akan rusak (Sucipta et al., 2017). Bahan pangan makanan kering, biskuit dan snack, membutuhkan kemasan dengan permeabilitas terhadap air yang rendah agar tidak kehilangan kerenyahannya. b. perubahan suhu Suhu merupakan faktor yang dapat meningkatkan atau mem- perlambat kerusakan pada pangan. Umumnya pada suhu rendah, pangan menjadi awet dan tahan lama, hal ini dikarenakan pada suhu rendah terjadi penghambatan pertumbuhan mikroba dan mengurangi aktivitas enzim. Suhu juga mempengaruhi pangan yang mengalami proses karbonasi. Untuk pangan yang mengalami proses karbonisa, kema- san yang digunakan harus kedap CO2 dan harus mampu melawan tekanan yang ditimbulkan oleh adanya CO2 di dalam bahan tersebut. Tekanan CO2 akan meningkat bila suhu bahan tadi meningkat dan demikian juga bila bahan tadi terkocok. Contoh bahan yang men-

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==