Rina Ningtyas - Tren Teknologi Kemasan Pangan

44 meran susu di London. Namun, pada saat itu konsumen belum siap menerima produk-produk seperti ini. Penggunaan kemasan aseptis baru mulai berkembang lagi setelah Perang Dunia II dan berkem- bang dengan pesat dalam tahun 1962, yaitu saat diperkenalkan mesin pengemasan aseptis untuk bahan pengemas fleksibel. Sistem penge- masan aseptis digunakan untuk mengemas berbagai macam produk seperti bahan pangan dan obat-obatan. Dalam pengawetan bahan pangan, pengemasan aseptis banyak digunakan untuk pengawetan minuman atau makanan berbentuk cair terutama susu dan sari buah yang mengandung asam rendah (Nugraheni, 2018). 2. PENGERTIAN KEMASAN ASEPTIS Pengemasan aseptik diartikan sebagai pengisian suatu produk pangan steril dalam wadah steril, dalam kondisi steril dan menut- up wadah tersebut agar tidak ada kontaminasi dari luar (Gambar 3). Oleh karena itu, diperoleh produk berkualitas tinggi dengan umur simpan yang tinggi. Pengemasan aseptik melibatkan sterilisasi pro- duk dan bahan serta kemasan yang digunakan. Sterilisasi produk untuk kemasan aseptik dilakukan, secara umum, dengan prosedur HTST (High Temperature Short Time) atau UHT (Ultra High Tem- perature) yang memungkinkan penghancuran mikroorganisme dan inaktivasi enzim (Voicu et al., 2019). Gambar 4. Prinsip Kemasan Aseptis Sumber (Turtoi. 2003) dalam (Voicu et al., 2019)

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==