Rina Ningtyas - Tren Teknologi Kemasan Pangan

70 Penjerap oksigen merupakan kemasan aktif yang paling banyak dikomersialkan. Awalnya penjerap oksigen berbentuk label sachet yang dimasukkan ke dalam kemasan. Namun, saat ini perkemban- gan penyerap oksigen sudah ditambahkan atau disisipkan kedalam bagian atau lapisan kemasan tersebut, baik menggunakan baik ke- masan monolayer maupun multilayer atau ada yang ditambahkan pada bagian liner tutup botol. Bahan untuk penjerap oksigen um- umnya adalah bahan yang dapat bereaksi dengan oksigen sehingga mengurangi konsentrasi oksigen dikemasan. Serbuk besi merupakan contoh penjerap oksigen yang paling umum dan banyak digunakan. Penjerap oksigen lainnya yaitu menggunakan mekanisme oksidasi asam askorbat, oksidasi enzimatis (cohtoh glukosa oksidase dan al- kohol oksidase) (Widiastuti, 2016). b. Penjerap Kelembaban (Moisture Absorber) Air pada dalam kemasan atau uap air pada lingkungan produk yang dikemas, dapat menyebabkan peningkatkan air pada produk, apabila tidak menggunakan kemasan yang memiliki perlindungan yang tinggi terhadap keluar masuknya udara dan air. Jumlah air yang tinggi, yaitu berupa water activity (aw) tinggi, seperti produk daging dan ayam, dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur, yang dapat menurunkan mutu produk dan mengurangi umur simpan serta dapat menyebabkan bahaya keracunan pangan. Pengontrolan kelem- baban menjadi hal yang penting untuk produk yang mudah rusak karena uap air, seprti produk yang kering dan produk yang memili- ki nutrisi tinggi. Pengontrolan air dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan menjaga penampilan dan kesegaran pangan. Penjerap kelembaban adalah bahan aktif yang memiliki ke- mampuan dalam mengontrol kelembaban, dengan mengurangi jumlah air pada kemasan. Sistem penjerap kelembaban umumnya merupaka polimer super absorbent yang ditempatkan diantara dua lapisan polimer mikroporous atau non-woven. Bahan yang sudah diaplikasika sebabgai penyerap kelembaban adalah poliakrilat (ber- bentuk lembaran), propilenglikol (berbentuk film), silica gel (dalam bentuk sachet), dan tanah liat (yang berbentuk sachet) (Widiastuti, 2016).

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==