Rina Ningtyas - Tren Teknologi Kemasan Pangan

80 tanah liat, TiO2, KMnO4, nanocellulose, SiC, Nano fibrillated cel- lulose (NFC), carbon nanotubes, menjadi polimer sintetik dan bio- polimer dapat meningkatkan sifat mekanik dan penghalang polimer. Komposit nano polimer lebih kuat, memiliki sifat termal yang lebih baik, dan lebih tahan api daripada polimer komersial (S et al., 2017). Bahan pembatas yang umum digunakan adalah pelapis alumin- ium pada film plastik yang disimpan secara vakum, untuk mengemas kopi, kembang gula dan makanan ringan. Lapisan aluminium sete- bal 50 nm memenuhi syarat sebagai bahan nano, dengan skala nano satu dimensi. Baru-baru ini, memasukkan lempung platelet nano ke dalam polimer telah digunakan untuk mengurangi laju difusi dengan menghalangi jalannya senyawa pewarna dan aroma, oksigen dan air. Seringkali, memasukkan fraksi massa yang lebih sedikit, misalnya persentase kecil dalam komposit nano, akan meningkatkan sifat pen- ghalang dibandingkan dengan polimer saja Gambar 10. Pembuatan komposit nanopolymer menggunakan nanopartikel Sumber Jixin Yang et al., 2008 dalam (S et al., 2017) 4. BIODEGRADABLE NANOKOMPOSIT Konsep nanokomposit dalam polimer sintetik telah mendorong penelitian inovatif pada nanokomposit, berdasarkan polimer yang dapat terurai sebagai matriks. Laju degradasi yang lebih cepat dapat diperoleh dari nano filler yang tersebar di polimer yang bio kompat- ibel. Biokomposit berdasarkan tanah liat nano telah menarik minat yang signifikan karena sifat mekanik dan penghalang mereka yang

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==