Amalia - Material Bangunan

97 Setelah melalui proses pembakaran, oksida ini berubah menjadi senyawa-senyawa yang membentuk semen. Senyawa semen terdiri dari: 1) Trikalsium silikat 3 CaO SiO2 disingkat C3S 2) Dikalsium silikat 2 CaO SiO2 disingkat C2S 3) Trikalsium aluminat3 CaO Al2O3 disingkat C3A 4) Tetrakalsium alumino forit 4CaOAl2O3Fe2O3 disingkat C4AF. C3S dan C2S merupakan senyawa utama yang dapat mengakibatkan bersifat semen (perekat). Jumlah kedua senyawa ini 70 – 80 %. Semen Portland dengan kadar C3S yg lebih tinggi dari pada kadar C2S pada umumnya mempunyai sifat mengeras lebih cepat. C3A dan C4AF merupakan senyawa bawaan dari bahan dasarnya. Kedua senyawa ini berfungsi sebagai pencair (fluk) pada waktu pembakaran sehingga pembentukan C2S dan C3S cukup dengan suhu 1300 - 1450°C. Senyawa C3A tidak mempunyai sifat semen. Senyawa ini bila terkena air segera bereaksi dan mengeluarkan panas kemudian hancur. Kadar C3A dalam semen maksimum 18 %. Bila lebih, maka semen mempunyai sifat tidak kekal bentuknya (mengembang) akibat panas yang terlalu tinggi pada waktu pengerasannya. Selain itu senyawa ini juga dapat dipengaruhi oleh senyawa sulfat (SO3), sehingga semen menjadi tidak tahan sulfat. Untuk semen tahan sulfat, ASTM mensyaratkan kadar senyawa ini mak 3 %. Untuk memperendah C3A, maka dalam pembuatannya ditambahkan bijih besi sehingga senyawa C4AF menjadi tinggi. Senyawa ini tidak

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==