Amalia - Material Bangunan

98 membahayakan bagi semen, tetapi bila jumlahnya terlalu banyak akan memperlambat pengerasan semen. Oksida atau senyawa lain yang tidak dikehendakai pada semen, yaitu: 1) Magnesium Oksida (MgO). Kadar MgO dalam semen mak 5 %, bila lebih dari nilai ini menyebabkan semen bersifat tidak kekal bentuknya (berubah bentuknya) karena volumenya mengembang setelah pengerasan terjadi. Perubahan bentuk ini terjadi setelah beberapa lama (sekian bulan atau tahun. Hal ini disebabkan oleh terjadinya reaksi antara MgO dan air membentuk magnesium hidroksida yang disertai dengan membesarnya volume. MgO + H2O → Mg(OH)2 + kalori. 2) Kapur bebas, yaitu kalsium oksida (CaO). Ini merupakan kelebihan kapur di dalam susunan bahan baku, yang setelah proses pembakaran tidak ikut membentuk senyawa semen. Kapur bebas yang tinggi (> 67 %) juga mengakibatkan bentuk yang tidak stabil pada semen setelah mengeras. CaO + H2O → Ca(OH)2 + kalori. 3) Alkali, yaitu Na2O dan K2O. Kadar alkali yang tinggi mempengaruhi kecepatan pengerasan semen. Bila dalam pembuatan beton dipakai batuan yang mengandung silica reaktif dan semennya mengandung alkali tinggi, maka akan terjadi reaksi kimia antara silica dan alkali membentuk senyawa alkali silikat yang higroskopis dan membesarnya volume dalam keadaan basah. Akibat reaksi ini mengakibatkan beton retak atau pecah.

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==