Imam Hariadi Sasongko - Mekanika Tanah 1

74 Association of State Highway and Transportation Official (AASHTO). Pada saat ini, langkah kerja dan rincian peralatan untuk uji pemadatan merujuk pada Proctor standar ASTM D698 dan AASHTO T99. Tanah kohesif dalam keadaan kering sulit sekali untuk dipadatkan karena nilai plastisitasnya rendah. Hal ini dikarenakan kesulitan untuk mendekatkan jarak antar butir yang berakibat nilai kepadatan tanah tersebut menjadi kecil. Agar pendekatan jarak antar butir tersebut dapat dilakukan dengan mudah, diperlukan sejumlah air untuk “melumasi” tanah agar gerakan antar butir untuk merapatkan diri menjadi lebih mudah. Penambahan sejumlah air sampai batas tertentu akan meningkatkan nilai kepadatan tanah, sampai akhirnya apabila jumlah air yang ditambahkan sudah melampaui batas kepadatan tanah maksimum, tanah akan menjadi lembek dan butir-butir tanah akan menjauh kembali dengan bertambahnya rongga karena terisi penuh oleh air. Penambahan air sampai jumlah yang sesuai disebut sebagai kadar air optimum, dan pada saat itu diperoleh kepadatan tanah yang maksimum. Pengembangan uji pemadatan pertama kali dilakukan oleh R.R. Proctor pada tahun 1920. Untuk selanjutnya uji pemadatan biasa disebut sebagai uji Proctor. Menurut Proctor, ada empat variabel pemadatan, yaitu: • Upaya pemadatan (compaction energy) • Jenis tanah (gradasi, kohesif atau nonkohesif, ukuran butir

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==