Ina Sukaesih - Langkah Praktis Menerjemahkan

52 1) Metode Kata-demi-kata (Word-for-Word Translation) Newmark (1988:45) berpendapat bahwa dalam metode penerjemahan kata- demi-kata (word-for-word translation), katakata dalam teks sasaran (Target Text) biasanya langsung diletakkan di bawah versi teks sumbernya (Source Text), sehingga metode penerjemahan ini sering disebut dengan metode penerjemahan antar baris (interlinear translation). Metode penerjemahan ini sangat terikat pada tataran kata, sehingga susunan kata sangat dipertahankan. Dalam melakukan tugasnya, penerjemah hanya mencari padanan kata dari bahasa sumber (Source Language) ke dalam bahasa sasaran (Target Language). Susunan kata dalam kalimat terjemahan sama persis dengan susunan kata dalam kalimat bahasa sumber. Setiap kata diterjemahkan satu persatu berdasarkan makna umum atau di luar konteks, sedangkan kata-kata yang berkaitan dengan budaya diterjemahkan secara harfiah. Metode penerjemahan ini umumnya digunakan oleh penerjemah pada tahapan proses pra-penerjemahan, yaitu ketika penerjemah pada saat menerjemahkan teksmengalami kesukaran atau ketika penerjemah perlu untuk memahami mekanismebahasa sumber terlebih dahulu. Metode penerjemahan ini juga biasanya digunakan padatahap analisis teks sumber atau tahap awal pengalih bahasaan. Di bawah ini adalah beberapa contoh hasil terjemahan yang menggunakan metode penerjemahan kata-demi- kata. Pada analisis teks terjemahan di bawah, digunakan istilah Tsu (Teks sumber), Tsa(Teks sasaran), Bsu (Bahasa sumber), dan Bsa (Bahasa sasaran).

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==