Rahma Nur Praptiwi - Manajemen Pemasaran 1

87 menuntut adanya tahapan-tahapan yang sistematis. Kedua pendapat tersebut memiliki keunggulannya masing-masing sekaligus keterbatasannya. Untuk dapat menyelesaikan berbagai hal dalam sebuah organisasi, diperlukan adanya tahapan-tahapan kegiatan yang satu sama lainnya harus saling berhubungan. Sebagai contoh misalnya jika kita berbisnis restoran, maka diperlukan tahapantahapan dari mulai pendirian atau penyewaan rumah makan, penentuan jumlah tenaga kerja yg diperlukan, penentuan peralatan dan perangkat yang dibutuhkan hingga tahapan berbelanja harian hingga penjualan makanan kepada pembeli makanan di restoran kita, dan lain-lain. Bahkan agar pembeli atau konsumen yang membeli makanan di restoran kita merasa puas, diperlukan pula tahapan untuk melatih para pelayan restoran agar dapat melayani pembeli dengan ramah, bersahabat, dan juga cepat. Akan tetapi di sisi lain, bagaimana cara yang terbaik dalam melayani pembeli dengan ramah dan bersahabat juga tidak cukup hanya melalui pelatihan karena berkomunikasi dengan orang-orang juga memerlukan seni yang ditentukan pengalaman. Di sinilah seni juga memiliki peran selain tahapan-tahapan tadi. Manajemen sebagai seni dapat dilatih melalui intuisi dan pengalaman dalam menghadapi kasus-kasus. Adapun manajemen sebagai sains bias dipelajari melalui pendidikan dan pelatihan (Sule 2005).

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==