Amalia - Material Bangunan

84 belum padam. Uap panas ini berguna untuk mempercepat pemadaman kapur tohor, terutama untuk kapur yang terbakar lewat. b) Air yang dipakai kurang terkontrol sehingga kapur yang dihasilkan seringkali terlalu basah. Pada umumnya hasil pemadaman mempunyai kadar air 20 25 %. Kapur padam yang terlalu basah akan mudah menarik CO2 dari udara sehingga akan terbentuk CaCO3 kembali. Pada penyimpanan yang agak lama, kapur yang terlalu basah akan cepat mengeras dan mengganggu proses pengikatannya. Pemadaman yang baik menghasilkan kapur tohor berbutiran halus dengan kadar air kurang dari 10 %. c) Setelah dilakukan pemadaman, seringkali tidak dilakukan pengayakan maupun penggilingan sehingga kapur yang dihasilkan mengandung butiran-butiran kasar yang mungkin terdiri dari kapur yang belum padam atau kapur mentah. Batu kapur yang belum padamini berakibat buruk pada saat kapur digunakan sebagai perekat adukan karena akan terjadi pemadaman susulan setelah kapur ada di dalam tembok. Hal ini menyebabkan tembok retak atau pecah-pecah setempat. 2) Pemadaman Basah Pemadaman basah menghasilkan kapur padam berbentuk bubur. Cara ini biasanya dilakukan bila kapur padamnya akan segera dipakai. Pemadaman dilakukan di dalam bak. Kapur tohor diberi air yang banyak ± 2- 3 kali dari berat kapur tohornya. Pada proses ini terjadi proses hidrasi dari kapur tohor menjadi kapur padam

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==