Amalia - Material Bangunan

85 Ca(OH)2 dan panas, sehingga air di dalam bak terlihat mendidih. Kapur padam yang dihasilkan dibiarkan di dalam bak selama 1 hari dan hasilnya berupa kapur padam kental. Pemadaman dengan cara ini menghasilkan kapur padam yang lebih baik, berbutiran halus dan kapur yang terbakar lewat dapat terpadamkan dengan sempurna. Kerugiannya adalah dihasilkan kapur padam yang basah sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama. E. Proses Pengerasan Kapur Kapur dapat mengeras dan mempunyai kekuatan disebabkan oleh dua macam proses kimia yang terjadi di lingkungan basah (bila ada air), yaitu: a. Kapur padam bereaksi dengan CO2 dari udara dan membentuk karbonat, (kalsium karbonat atau batu kapur). Pengerasan kapur terjadi karena reaksi kimia: Ca(OH)2 + CO2 → CaCO3 + H2O. Kapur padam di dalam adukan tembok atau plester mengikat CO2 dari udara kemudian mengeras manjadi batu kapur (CaCO3). Proses ini hanya terjadi jika kapur dalam keadaan basah oleh air. Dalam keadaan kering reaksi ini tidak dapat terjadi. Bila gas CO2 berlebihan dan selalu dalam keadaan basah, CaCO3 yang telah terbentuk akan larut dalam air. Oleh karena itu tembok atau adukan yang selalu terendam dalam air akan cepat rusak. Reaksi yang terjadi adalah: CaCO3 + CO2 + H2O → Ca(HCO3)2 (bikarbonat) b. Kapur padam bereaksi dengan senyawa lain terutama silica dan membentuk kalsium silikat yang mengeras seperti batu serta

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==