Rina Ningtyas - Tren Teknologi Kemasan Pangan

35 plasticizer sorbitol, semakin berat pati singkong, maka kekuatan dan ketebalan edible fim semakin besar, sebaliknya semakin berat plas- ticizer, maka semakin kecil nilai kuat tarik edible film. Selanjutn- ya semakin berat plasticizer, maka mulur edible film semakin besar (Saleh et al., 2017). b. Emulsifier Emulsifier aadalah senyawa aktif permukaan, dengan karakter polar dan nonpolar, yang umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpo- lar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur. Pengemulsi sangat penting untuk mencapai kelembapan permukaan yang cukup, melar- utkan semua komponen edible film, serta untuk pembentukan dan stabilisasi lipid yang tersebar dengan baik (Saklani et al., 2019). c. Senyawa Antimikroba Komponen antimikroba adalah komponen yang ditambahkan ke dalam formulasi untuk meningkatkan kemampuan antimikroba dari edible film yang dibentuk. Contoh Edible film berbasis pati umumnya memiliki kekurangan sebagai kemasan makanan kurang tahan terhadap bakteri patogen yang dapat merusak makanan. Oleh karena itu, penelitian tentang pengembangan inovasi untuk meng- hasilkan edible film yang mampu meningkatkan ketahanan terhadap bakteri perusak makanan. sintesis edible film berbasis tepung ta- las dengan penambahan antimikroba berupa minyak atsiri lengkuas. dapat meningkatkan kemampuan edible film dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli (Handayani & Nurzanah, 2018). Senyawa antimikroba yang paling umum digunakan adalah asam organik; nisin; kitosan; sistem laktoperoksidase; dan beberapa ekstrak dan minyak esensial tumbuhan. d. Senyawa Antioksidan Antioksidan ditambahkan ke material kemasan edible untuk memperlambat reaksi oksidasi. Senyawa antioksidan yang umum di- gunakan adalah butylatedhydroxytoluene (BHT), butylatedhydroxy- anisole (BHA), propyl gallate, tertiary butylhydroquinone, ascorbic acid, citric acid, ascorbyl palmitate dan tartaric acid.

RkJQdWJsaXNoZXIy MTM3NDc5MQ==