TEKNOLOGI PENETASAN TELUR
Penulis: Ujang Suryadi, Budi Prasetyo
Editor: Nunung Martina, Mohammad Fauzy
Desain Sampul: Arwiyandilla Gesja Supriyan
Tata Letak: Dimas Surya Perdana
PNJ Press, 2018
ISBN: 978-602-1678-96-1
Format: Cetak (POD) 112 Halaman
Pertumbuhan industri unggas dewasa ini sangat pesat karena merupakan sumber utama pemenuhan kebutuhan daging dan telur yang cepat dan efisien. Pertumbuhan industri unggas salah satunya didorong oleh ketersediaan bibit ayam yang kontinue dan stabil, tentunya hal ini akan terwujud jika ditunjang oleh keberadaan industri pembibitan (breeding farm) dan indutsri penetasan (hatchary) untuk pengadaan bibit ayam komersial baik ayam petelur dan ayam pedaging.
Indutsri penetasan (hatchary) sebagai industri yang menghasilkan anak ayam atau DOC (Day Old Chick) merupakan bagian penting dalam menghasilkan anak ayam yang berkualitas. Pada industri penetasan, penetasan telur dilakukan dengan menggunakan mesin tetas buatan sehingga manajemen penetasan harus dilakukan dengan benar.
Penetasan telur adalah proses mengeramkan telur untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan embrio menjadi anak ayam yang mampu menetas dengan cara memecahkan dan ke luar dari kerabang dalam kondisi sehat sehingga layak untuk dipelihara dan dapat diperjual belikan. Menurut (Dirjen Peternakan (2008), penetasan adalah kegiatan pengeraman (setter) dan penetasan (hatcher) telur tetas untuk menghasilkan bibit ayam untuk keperluan sendiri atau untuk diperjualbelikan. Penetasan telur dapat dilakukan dengan menggunakan mesin penetas, sehingga manajemen penetas perlu dikuasai oleh pelaku penetas telur.
Keberhasilan penetasan dengan menggunakan mesin tetas dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan, jika salah satu faktor yang berpengaruh kurang diperhatikan tidak memungkinkan hasilnya sesuai dengan harapan yaitu presentase anak ayam layak jual tinggi. Keberhasilan penetasan telur dipengaruhi oleh mesin tetas juga tergantung pada kondisi telur yang ditetaskan sehingga manajemen telur tetas sebelum diinkubasi seperti koleksi telur, transportasi telur, penyimpanan telur dalam ruangan dingin, dan penghangatan telur setelah disimpan perlu diperhatikan. Faktor lain yang memegang peranan penting dalam mempengaruhi keberhasilan penetasan adalah manajemen telur tetas selama diinkubasi, seperti stabilitas temperatur dan kelembaban ruangan mesin tetas, pemuturan telur, pengaturan ventilasi, dan posisi penyimpanan telur di dalam rak. Pengeluaran anak ayam yang menetas dari mesin tetas memegang peranan penting untuk memperoleh kualitas anak yang baik. Keterlambatan pengangkatan anak dari dalam mesin akan menyebabkan anak unggas mengalami kekurangan air (dehidrasi) sehingga anak ayam tidak layak untuk dijual.
Anak ayam layak jual yang beredar diperjualbelikan harus diawasi pada saat didistribusikan ke peternak. Keadaan eksternal anak ayam saat akan didistribusikan dan pada saat diterima oleh peternak di lapangan, merupakan fakta yang menjadi patokan penting untuk melakukan pengawasan terhadap kualitas anak ayam yang dihasilkan sebagai standar mutu bibit hasil penetasan. Pengawasan standar mutu bibit pada prinsipnya bertujuan ke arah lebih transparannya keberadaan kualitas ternak bibit. Hal ini akan memberikan suatu kepercayaan kuat bagi para peternak budidaya dalam menerima dan memelihara anak yam yang dihasilkan oleh suatu breeder dan industri penetasan. Industri penetasan merupakan bagian penting dalam menghasilkan anak ayam berkualitas sehingga perlu dipelajari dengan materi kupasan yang lengkap